Elizabeth mengepalkan sebelah tangannya, ketika mendengar berita yang disampaikan oleh Veni. Pelayan pribadi yang diperintahkan untuk mengawasi para pelayan baru. Terutama pelayan yang dia masukan ke dalam paviliun Rosella. Raut muka tenangnya mengusir kekawatiran sebagian orang yang barada pada jamuan tersebut. Termasuk istri para duta yang tengah menikmati seduan teh di kediamannya.
Tentu kabar kehamilan Henna mengejutkannya. Karena setelah sekian lama, berita bahagia ini membuat puas para mentri. Belum lagi kalau sampai tersiar keluar istana. Para rakyat akan menyembah syukur pada dewa yang bermurah hati memberkahi keluarga kerajaan. Dia tentu senang atas kabar ini, meski bukan dirinya yang mengandung. Namun tentu kecemasan-kecemasan lain ikut memengaruhi pikirannya saat ini. Disaat dia harus tetap tenang ditengah para duta dari berbagai negeri.
Lain dengan kediaman para selir yang biasanya terlihat lengang. Menilik salah satu kediaman tersebut. Terdengar benda berjatuhan, membuat ketakutan pelayan pribadi yang sedang menunduk disudut ruangan. Sedang Sisilia masih dengan bringas memporak-porandakan kamarnya.
"Bagaimana mungkin hah," teriaknya ke udara kosong. Sementara sang pelayan pribadi masih bergetar takut. Menghadapi luapan emosi selir ke-tiga Raja Harold tersebut.
"Ck, berulang kali tabib mengatakan tidak ada salah denganku. Lalu kenapa bukan aku yang diberikan karunia itu hah." Teriaknya lagi meluapkan amarah. "Aku tidak percaya ini," raungnya lirih. Seraya tubuh Sisilia yang meluruh dengan kepala tertunduk. Penampilannya terlihat berantakan akibat aksi kemarahannya barusan. Menghilangkan aura anggun yang terpancar dari wajah bersih tersebut.
"Yang Mulia," panggil Illy sang pelayan pribadi. Dengan perlahan mendekat ke arah junjungannya. "Tenangkan diri anda," katanya menenangkan Sisilia. Dengan tenang gadis itu berusaha menenangkan sang selir yang masih berurai air mata.
"Kau tahu sendiri kan. Bagaimanapun Harold juga sering mengunjungiku." Adunya sembari meremas gaunnya yang tampak sedikit kusut.
Illy mengangguk cepat. Mengetahui saat ini majikannya hanya perlu ditenangkan. Agar emosinya tidak kembali meluap. Dan lebih berdampak buruk bagi seluruh kediaman. Bukan hanya dia seorang yang takut menghadapi kemarahan seorang Sisilia. Namun juga seluruh pelayan dikediaman Biru. Merasakan ketakutan yang sama bahkan mungki lebih. Belum lagi kebiasannya yang sering membanting atau merusak semua benda di sekitarnya. Sebagai wujud pelampiasan kemarahan.
Sebagai pelayan dia turut prihatin dengan sang majikan. Namun tidak seharusnya semua orang dikediaman menjadi sasarannya. Sedangkan Ratu dan selir Raja yang lain pasti merasakan kesedihan yang sama. Meski ditengah kebahagiaan akan hadirnya anggota keluarga yang baru. Sebagai pelayan yang sudah bertahun bekerja diistana. Dia paham bagaimana persaingan antara selir yang berebut perhatian Raja.
Tubuh Sisilia bergetar disisi pundak Illy. Sementara pelayan yang lain dengan tanpa kata segera membereskan kekacauan yang dibuat sang selir. Illy dengan perlahan membawa selir Sisilia dalam pelukannya. Membawa wanita tersebut ke kamar lain. Sementara kamar dikediaman utama masih dibersihkan oleh para pelayan.
Illy sudah membayangkan berapa banyak pengeluaran untuk mengganti setiap barang yang rusak. Meski uang belanja selir sangat lebih dari cukup untuk mengganti itu semua. Namun Ratu Elizabeth pasti mempertanyakan pembelanjaan uang sebanyak itu. Kepala pelayan Rene harus memikirkan itu semua demi kenyamanan hidup selir Sisilia.
Di paviliun Rosella, Henna baru sadarkan diri setelah beberapa jam mengalami pingsan. Hanya ada Ana yang menemaninya dalam kamar itu. Sedikit kecewa, tapi sepertinya dia terlalu berharap jika Harold yang menungguinya. Dengan bantuan Ana, Henna dapat bersandar pada kepala ranjang. Perlahan gadis pelayan itu memberikan segelas air padanya. Henna meneguk air itu hingga tandas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Raja
RomancePernikahan kerajaan yang berdasarkan perjodohan dan dorongan politik tak pernah membuat hatinya ikut luluh. Harold de Vant akhirnya memilih sendirinya selirnya. Dirinya yang semakin muak dengan dorongan para dewan mentri. Memutuskan untuk mengambil...