Dream

1.3K 73 2
                                    

Enam bulan telah berlalu, aku sekarang bekerja sebagai penerjemah buku cerita anak anak, aku juga menyewa apartemen kecil di dekat kantorku. Aku mendapat teman baru dan aku menikmati keseharianku sekarang, aku tidak mendengar kabar Yoongi dari hari kita resmi bercerai yah aku harap dia sudah bersih dan menemukan kebahagiaannya dengan Nam Ra.

"Y/n-ah kau mau ikut minum dengan kami?" Tawar Haeju

"Kau yang bayar."

"Tenang saja, malam ini aku yang traktir!" Katanya.

Do Haeju dia salah satu editor yang bekerja di perusahaan penerbit tempat aku bekerja, dia juga seniorku yang sangat baik. Haeju sering mengajakku makan bersama di rumahnya. Dia masih melajang dan sering mengikuti kencan buta, tak jarang juga ia menawariku untuk ikut dengannya namun aku menolaknya.

Haejun mengajak 2 karyawan lain juga, aku tidak begitu dekat dengan mereka namun kalau ada Haeju kurasa semua akan baik baik saja. Dia mengajak kami ke kedai Dakbal* jadi tentu saja kami memesan dakbal dan beberapa soju, hmm.. pantas saja dia mau mentraktir kami.
*ceker ayam pedas ala korea wkwkwk

"Y/n-ssi maaf, apa benar kau adalah mantan istri dari Min Yoongi pd-nim?" Tanya Bora, salah satu karyawan yang ikut dengan kami.

"Yak! Kau harusnya membahas yang lain." Haeju memearahi Bora.

"Itu bukan hal yang harus di sembunyikan kok, hanya saja kurasa semua orang tidak perlu tahu. Iya aku mantan istri Min Yoongi, kuharap kalian tidak keberatan kalau kuminta untuk tidak memberitahu pada banyak orang." Pintaku.

"Maafkan saya, hanya saja saya sangat menyukai karya beliau namun sejak lama dia tidak menciptakan lagu lagi." Jelas Bora.

"Aku juga minta maaf, aku tidak tahu kabarnya sekarang bagaimana." Balasku.

Drrrrrrrrrrttt drrrrrrrrrrrttt

Aku mendapat panggilan dari nomor tak dikenal, dan mengangkatnya.

"Yoboseo?"

["y/n-ssi ini aku Jimin, Yoongi sekarang berada di ICU aku butuh bantuan mu."]

"Yoongi kenapa? Aku akan segera ke sana, tolong kirim alamat rumah sakitnya aku akan panggil taxi."

Beeb

"Maaf Haeju-ya aku duluan ya." Pamitku.

Aku segera menghentikan taxi di sekitar jalan itu dan menuju rumah sakit, apa dia mengalami kecelakaan? Tuhan semoga kau memberikan keselamatan untuk Yoongi. Sesampainya di rumah sakit aku segera mencari Jimin, ia berada di ruang resepsionis.

"Kami sarankan untuk segera mengirimnya ke tempat rehabilitasi." Kata perawat itu.

"Jimin-ssi ada apa sebenarnya?" Tanyaku.

"Y/n-ssi tenanglah, akan kuantar dulu ke ruangannya." Jimin mengantarku ke depan ruangan Yoongi, Yoongi terbaring tak sadarkan diri.

"Dia overdosis, aku menemukannya di kamar mandi dan hampir mati." Jelasnya.

"Dimana Nam Ra?"

"Aku tidak tahu, kurasa dia meninggalkannya." Kata Jimin.

"Kenapa?"

Jimin menjelaskan beberapa bulan setelah kami resmi bercerai, Yoongi tidak pernah peduli dengan perusahaan. Beberapa aset yang ia miliki juga diubah menjadi milik Nam Ra, untung saja Jimin bisa membuat perusahaan tetap bertahan. Kemudan entah sejak kapan pemasukan perusahaan yang seharusnya menjadi mikik Yoongi sekarang tidak bisa masuk dan Jimin curiga itu adalah ulah Nam Ra, setelah Nam Ra menguasai semua milik Yoongi ia pun kabur.

"Yoongi Hyung membutuhkan mu Y/n-ssi." Katanya.

"Kau sudah hubungi ayahnya?"

"Kau tahu sendiri kan ayah Yoongi Hyung seperti apa, dia sekarang membuang dan tidak menganggap Yoongi Hyung sebagai anaknya setelah tahu kalau dia adalah pecandu." Jelas Jimin.

"Aku mengerti."
.
.
.
Yoongi koma selama 2 hari, dia terbangun saat aku tertidur di sampingnya. Aku merasakan sesuatu menyentuh rambutku dan saat aku terbangun, Yoongi menangis seperti anak kecil. Aku memeluknya, lengannya sangat lemah dan gemetaran. Aku segera memanggil dokter dan akhirnya setelah seminggu kami membawanya ke pusat rehabilitasi. Itu adalah masa tersulit bagi Yoongi, dia mencoba melawan rasa sakitnya sakau. Aku bahkan pernah melihat dia muntah darah, air mataku tak kunjung berhenti, aku tak tega.

Aku dan Jimin tidak di perbolehkan mengunjungi Yoongi selama satu bulan pertama, akupun menjalani hari seperti biasa. Setelah lewat sebulan dan kami sudah diperbolehkan mengunjungi Yoongi, aku sering membawakannya makanan kesukaannya namun pengawas melarangku untuk memberinya makanan dan kami hanya berbincang bincang.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?"

"Diman Nam Ra?" Tanyanya.

"Maaf Yoongi, aku tidak tahu dimana dia."

"Apa dia meninggalkan aku? Kenapa semua orang meninggalkan aku? Hiks..." Yoongi mulai menangis, aku memalingkan pandanganku ke langit, air mataky hampir jatuh.

"Tidak ada yang meninggalkanmu kok, Nam Ra pasti kembali."

"Bohong! Dasar perempuan sialan pasti kau senang melihatku hancur kan!!" Yoongi ingin menyerangku namun para petugas segera menahannya dan mengembalikannya kedalam ruangannya.

Setelah itu Yoongi tidak ingin bertemu denganku, meski begitu aku tetap datang dan tetap mengawasinya. Dia menjalani tahap rehabilitasi psikososial primary, pada tahapan ini, peserta rehabilitasi akan dibentuk kembali pribadinya melalui program perubahan perilaku. Pasien akan diasah kepribadian nya agar mereka bisa menjadi manusia pada umumnya dari sisi psikologis, perilaku, intelektual, spiritual, dan keterampilan.
.
.
.
Setelah 3 bulan psikososial primary Yoongi mulai suka berbincang bincang dengan Jimin, dan Yoongi semakin lebih baik dalam menyampaikan pikirannya. Memang Yoongi sudah membaik dengan cepat namun akan lebih baik bila Yoongi menerima pelatihan lebih lama sebelum beranjak ke tahap selanjutnya.
.
.
.
Pada bulan ke 6 Yoongi akhirnya lanjut ke tahap berikutnya yaitu tahap rehabilitasi psikososial Re- Entry, pasien dipersiapkan kembali ke dunia mainstream. Tahap ini merupakan fase pasien akan dibimbing dan dibina untuk mendalami minat serta bakatnya. Namun ternyata Yoongi belum siap dan dia sendiri yang meminta lebih lama di tahap sebelumnya. Suatu hari Jimin datang ke kantorku dan memintaku untuk datang bersamanya ke tempat rehab, ternyata Yoongi ingin bertemu denganku.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Yoongi.

"Baik, apa kau sudah merasa lebih baik?"

"Aku tidak tahu, tapi yang pasti aku merasa lega." Balasnya.

"Kau sudah berusaha dengan baik, kau akan baik baik saja dan cepat keluar dari sini."

"Benar, namun aku tidak yakin kalau saat aku keluar dari sini aku akan tetap bersih." Katanya.

"Aku yakin banyak orang membantumu, Jimin dan aku akan membantumu."

"Aku memutuskan untuk tetap berada di sini sampai benar benar bersih, sampai otakku tidak pernah berpikir untuk kembali ke obat itu lagi. Dan mungkin aku membutuhkan bertahun tahun entah itu lima tahun atau sepuluh tahun." Jelasnya.

"Berapa lamapun itu aku akan selalu menemanimu dan menunggumu."

"Terima kasih Yeobo, tidak maksudku Y/n terima kasih sudah mau sabar menungguku. Aku juga minta maaf atas semua hal yang aku lakukan padamu, dan malah menyalahkanmu. Apa setelah aku keluar dari sini kita bisa mulai dari awal lagi? Maksudku sebagai suami dan istri." Pintanya.

"Aku menghargai perasaanmu, dan aku yakin kau mengatakannya dengan tulus namun kurasa sebaiknya kita tidak menikah lagi. Aku juga menyangimu Yoongi seperti seorang keluarga kau sangat penting dalam hidupku, apa lagi kita sudah lama bersama jadi aku paham perasaanmu."

"Kau benar, sebaiknya aku fokus dulu dengan rehab ku." Balasnya.

Seorang petugas mengingatkan kami bahwa waktu berkunjung sudah selesai, mereka membawa Yoongi kembali dan Jimin mengantarku pulang.
.
.
.
Tbc

Poison [Min Yoongi 21+] [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang