Wang Yibo masih berdiri di depan pintu tanpa masuk terlebih dahulu. Lelaki itu berkali-kali melihat jam tangannya.
Sudah cukup lama Xiao Zhan pergi, namun lelaki itu belum juga kembali. Perasaan Yibo sedikit gelisah. Dia mulai mondar mandir tak jelas di depan pintu tersebut.
"Ya sudahlah, sebaiknya aku menyusulnya." Yibo kemudian pergi untuk menyusulnya, namun betapa terkejutnya dia saat melihat seorang pria mengayunkan tangannya hendak menampar pria lain yang tak asing baginya.
"Zhanzhan?" Yibo dengan langkah cepat langsung mendekat dan dengan sekuat tenaga menahan tangan pria yang hendak menampar Xiao Zhan.
"Hah? Siapa kau?" Tanya pria yang hendak menampar Xiao Zhan itu.
"Fandi, apa yang kamu lakukan hah?" Teriak Yibo pada pria di depannya itu.
"Yi-yibo?" Lelaki yang tak lain bernama Jiang Fandi itu seketika langsung mundur beberapa langkah. Dia menghala nafas kasar.
"Yibo, jangan mengganggu, aku harus kasih pelajaran untuk anak ini!" Teriaknya pada Yibo.
"Hei, tenanglah, memangnya apa yang sudah dia lakukan padamu hah?" tanya Yibo dengan nada pelan, karena bagaimana pun Fandi adalah sahabatnya saat masa kuliah dulu.
Fandi tertawa remeh, dia kemudian mendekat ke arah Yibo.
"Dia adalah teman SMA ku, dia hanya seorang anak pel*cur, tapi lihat bagaimana sombongnya dia. Dia bahkan berani menatap ku dengan mata kotornya itu."
Mendengar perkataan itu Yibo tiba-tiba merasa marah, dia menatap Fandi dengan tatapan sedikit dalam, "Hei, Hati-hati dalam berbicara, jangan mengatai seseorang seperti ini, kamu bisa saja melukai hatinya."
"Memangnya kenapa? Aku hanya mengatakan kenyataan. Dia memang seorang anak pel*cur. Apa sekarang kamu membelanya? Memangnya kamu mengenalnya?"
"A-apa?" Yibo terlihat bimbang. Dia menatap ke arah Xiao Zhan, dimana Wajah Zhan tampak sayu, bahkan mata yang saat ini sedang menatapnya pun tampak berantakan, terlihat sedih dan rapuh.
Untuk pertama kalinya, Yibo melihat Xiao Zhan hanya diam saja saat di hina oleh seseorang dan hal ini membuatnya kesal, bahkan hatinya terasa nyeri melihat ekspresi lelaki manis itu saat ini.
"Hei kau! Kenapa kau diam saja hah? Dimana mulut cerewetmu?" Bentak Yibo sambil menatap tajam Xiao Zhan.
Xiao Zhan tanpa ekspresi menjawab, "memangnya kenapa? Lagipula, dia tidak mengatakan hal yang salah."
"A-apa?" Kerutan di dahi Yibo semakin banyak, lelaki itu tampak kebingungan.
"Haha, lihat, dia sendiri yang mengaku kan? Dia memang tidak tahu malu."
"Berhati-hatilah dengannya Yibo, dia pasti tidak beda jauh dengan ibunya."
"Ckck!" Yibo mengeretakan giginya, tangannya di kepal erat. Hawa di sekitar mereka menurun, Yibo mulai kehilangan kendalinya.
"Hei, katakan kalau ini tidak benar." Suara Yibo terdengar rendah, namun menyiratkan perintah sebuah yang tajam.
Xiao Zhan tersenyum tipis. Dia menatap mata Yibo dengan berani. Entah kenapa, Yibo merasa semakin marah, saat melihat mata yang indah itu tampak redup, seolah telah banyak menelan kesedihan di dalamnya.
"Benar.. Ibuku memang seorang Wanita penghibur. Memangnya apa yang salah jika terlahir dari rahim seorang pel*cur? Ibuku bahkan tidak mengenal kalian, bahkan tidak pernah menyusahkan kalian, tapi kenapa kalian.. Selalu menghinanya?"
Xiao Zhan menghentikan perkataan sebentar, kemudian kembali melanjutkan, "Ini yang ingin kamu dengar kan? Kamu terkejut? Tentu saja.. Pasti kamu tidak menyangka kan, kalau selama ini kamu hidup bersama anak dari seorang wanita penghibur? Aku hanyalah anak haram dari keluarga Xiao. sekarang, kamu sudah tahu kenyataannya, ingin melakukan apa, terserah padamu.."
Xiao Zhan kemudian berbalik, lelaki manis itu hendak pergi sebelum dia kembali berkata, "Bahkan jika aku di bayar berapapun, aku tidak akan menyangkal bahwa ibuku adalah seorang wanita penghibur karena itu adalah pekerjaannya.. Siapa pun dia, dia tetaplah ibuku.. Orang yang melahirkanku dan juga wanita yang aku hormati."
Setelah mengatakan hal itu, Xiao Zhan berlalu pergi, namun sebelum langkahnya menjauh, Wang Yibo tiba-tiba berteriak.
"Karena itulah!! Karena kamu menghormatinya, KAMU BILANG KAMU MENGHORMATINYA, lantas kenapa kamu diam saja saat orang-orang menghina dan merendahkan dia?"
Pertanyaan Yibo membuat Zhan menghentikan langkahnya, pria manis itu mencoba menahan air matanya yang akan mengalir keluar sebentar lagi.
Tidak, dia tidak boleh menangis. Dia tidak boleh menunjukkan sekecil pun kelemahan dia pada orang lain.
"Memangnya kenapa? Jika aku melawan, apakah akan ada yang berubah? Aku hanya sendiri, kamu pikir, aku mau mendengar semua hinaan mereka? Aku hanya diam, agar mereka segera berhenti.. Jika aku ikut berbicara, maka masalahnya akan semakin panjang dan nama ibuku akan terus di bawa-bawa. Kamu.. Tidak perlu ikut campur, dan jangan bertingkah seolah kamu mengasihani ku. Bersikap saja seperti kamu yang biasanya."
Yibo menunduk dengan wajah yang menggelap, "memangnya aku yang biasa itu seperti apa? Coba katakan dengan jelas."
"Aku cukup lelah, maaf karena aku tidak bisa menemanimu, aku harus pulang."
Saat Xiao Zhan hendak melangkah pergi, tubuhnya tiba-tiba tak bisa di gerakan. Aroma yang harum menyeruak masuk ke dalam hidungnya, membuat air mata lelaki manis itu hampir saja lolos.
"Siapa yang bilang kamu sendiri? Sekarang kamu punya aku, mama dan juga papa.. Jadi, kenapa kamu menyiksa dirimu sendiri? Seberapa kuat tembok yang kamu bangun, apakah tembok itu tidak bisa sedikit terbuka dengan orang-orang yang menunjukkan kasih sayang mereka padamu selama ini?"
"Mungkin bukan aku.. Mungkin kamu tidak bisa mempercayai ku. Tapi mama.. Dia sangat menyayangimu.. Aku sama sekali tidak peduli tentang siapa kamu, anak siapa kamu dan mana diri kamu yang sebenarnya, tapi.. Aku benar-benar tidak suka melihat dirimu yang seperti ini. Aku tidak suka melihat mu lemah seperti ini. Dimana Xiao Zhan yang pemarah dan dingin? Kamu yang sekarang, seperti bukan Xiao Zhan yang aku kenal.."
Mendengar bisikan seperti itu dari orang yang selama ini selalu dia hindari membuat air matanya tak bisa tertahan lagi.
Xiao Zhan menangis. Seumur hidupnya, untuk pertama kalinya dia menangis di depan orang lain, selain di depan ibu dan juga neneknya.
Xiao Zhan berhenti menangis setelah kematian ibunya, lelaki itu mulai bersikap dewasa, seolah dia adalah orang yang kuat. Dia menyimpan segala rasa sakit dalam dirinya dan membuat Xiao Zhan yang kuat menjadi dirinya yang palsu hanya untuk menutupi segala luka dan kelemahan dalam dirinya.
"Hei Yibo! Apa-apaan ini? Apa yang kamu lakukan hah? Untuk apa kamu memeluk orang itu?" Teriak Fandi yang merasa tidak Terima karena Yibo membela Xiao Zhan.
Wang Yibo memeluk Xiao Zhan dengan erat, kemudian dia sedikit menoleh, menatap tajam lelaki yang berdiri tak jauh dari mereka.
"Sekali lagi kamu menganggu nya, hari itu juga akan menjadi hari terakhirmu melihat dunia." Suara Yibo yang dingin namun terasa seperti pisau tajam yang siap memotong apa saja di depannya.
Fandi sedikit merinding, namun lelaki itu masih tetap berlagak sok hebat seolah apa yang dia lakukan tidaklah salah.
"Yibo, sepertinya kamu buta ya? Apa kamu juga tergoda dengan jala---"
"Katakan sekali lagi dan ucapkan selamat tinggal untuk dunia.."
Hanya salam sekejab, fandi di kejutkan dengan kerah bajunya yang tiba-tiba di tarik dengan kuat hingga lehernya terasa seperti di cekik.
"He-hei Yibo.. Ka-kau gila?" Tegurnya dengan susah payah.
Yibo mendorong lelaki itu menjauh dengan kuat, hingga punggungnya terbentur tembok di belakangnya.
"Sepertinya istriku sedang lelah, tolong sampaikan maafku pada Cavin bahwa aku tidak bisa hadir."
Yibo kemudian membuka jasnya, menutup kepala Xiao Zhan, lalu merangkul pria itu dengan lembut dan membawanya pergi dari sana.
Fandi berdiri melongo tak percaya.
"A-apa katanya tadi? I-istri?"
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kontrak {YIZHAN/END🖤}
Ficção AdolescenteDemi kelancaran bisnis keluarganya, xiao Zhan pemuda 25 tahun itu di paksa menikah dengan Wang yibo, pria dingin yang juga berusia sama dengannya. "Ini kontrak pernikahan, tandatangan disini. jangan mengharapkan cinta dariku" wyb "jangan khawatir, s...