1.1 : Kenalan yuk ✓

320 55 8
                                    

Perkumpulan para jomblo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perkumpulan para jomblo

Jirana itu sudah hidup susah, tapi harus tetap tambah susah karena kedatangan tiga makhluk eh salah empat makhluk tak beradab seperti Lisa, Naya, Mawar, dan shibal ( Shiba ). Tapi, ya kadang kedatangan mereka di hidup Jirana juga ada manfaatnya, walaupun tidak tergolong dalam simbiosis mutualisme.

Tetapi, setidaknya kedatangan mereka memberikan sedikit warna. Entah warna apa, yang penting sedikit warna. Mereka itu sama-sama anak kuliah, kecuali Shiba. Shiba itu anak wirausaha, alias anak udah lulus kuliah tetapi kerja serabutan asal jualan sana-sini.

Itu dulu, sekarang Shiba sudah punya pekerjaan tetap yaitu sebagai penjaga toko. Bersyukur dikit, walaupun gajinya juga dikit. Untung saja, beban dia di Jirana itu hanya makan, listrik, dan air. Sisanya dia bayar sendiri. Bahkan, Jirana menolak bantuan uang dari Shiba untuk biaya kuliahnya. Mereka sama-sama melarat, jadi jangan sok baik.

Shiba Sebenarnya gak menampung hidup sama Jirana sih, karena bisa dikatakan, Shiba hidupnya lebih baik 0,5% dari Jirana. Tetapi, karena di alamat itu hanya ada dua rumah mereka aja. Maka, mau gak mau, mereka berlima harus saling menggantungkan hidup mereka satu sama yang lain.

Dua rumah itu, rumah Jirana dan juga mantan rumah Shiba. Rumah Shiba sudah berpindah tangan. Dan dia tidak tahu bakal jadi apa. Kalau di robohkan nanti mau jadi apa? Soalnya sisa satu rumah. Rumah udah kecil, hidup berlima. Sangat beban bukan?

Ya mudah nya sih gini. Mereka itu, sama-sama anak perantauan. Mereka pindah ke Semarang, karena kek nya lebih enak. Pendidikan nya juga baik, gak begitu macet, mau belanja juga banyak mall, banyak pasar, walaupun kalau dalam destinasi wisata, emang kurang.

Tapi, bagi mereka sih udah cukup. Di Semarang, bisa ke Gramedia atau gak ke Java mall beli kebab lima puluh ribu, sama beli chattime aja itu udah cukup dan sudah sangat layak disebut healing dan liburan. Tapi apalah daya, kalau rencana semua itu hanya bisa mereka laksanakan saat sebulan sebelum libur semester atau libur kuliah usai.

Loh kok bisa? Ya bisa, karena keputusan Jirana yang memang saat di kampung halamannya, memang sudah seperti itu. Yaitu, setelah Jirana memutuskan untuk menghidupkan kembali usaha online serbaguna nya itu. Waktu liburan mereka, agak engga agak sih emang benar-benar kepotong untuk jualan online dan offline.

Tetapi, setidaknya, dengan hal itu mereka tidak miskin banget walaupun tetap miskin. Penghasilan dari jualan online emang gak banyak, apalagi bisa disebut, usaha mereka bukanlah usaha kelas kakap yang gede dan banyak peminatnya. Tapi satu hal yang harus disyukuri, optimis nya seorang Jirana itu patut diacungi jempol.

Sangking optimis nya, dia tetap yakin dia tadi memasukkan satu sendok setengah gula pasir putih halus ke teh nya, bukan garam. Sampai dia adu mulut sama Shiba, yang sejak tadi sedang memasak bacem tempe dan tahu.

Ji dan Ha [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang