2.2 : i love you too ✓

101 9 2
                                    

Ternyata, waktu berjalan sangat cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata, waktu berjalan sangat cepat. Secepat Jirana, yang tiga hari lagi akan melangsungkan sidang skripsinya. Jirana yang saat ini tengah duduk bersama para sahabatnya, dan sedang gundah gulana dikarenakan dia sampai detik ini belum mengatakan kepada mereka, jika Harja pernah mengungkap perasaannya. Sungguh, Jirana bingung harus mencoba memulai dari mana.

Dia bukanlah sosok yang membatasi segala interkasi atau membatasi diri untuk tidak bercerita. Mereka, para sahabatnya sangat mengerti dan selalu menjadi garda terdepan Jirana saat membutuhkan teman bercerita. Apalagi, sesekali mereka juga selalu curhat serta bercerita panjang lebar satu dengan yang lain. Memang sudah tidak ada sebuah batasan untuk mereka itu.

Dan gestur Jirana yang menggambarkan kebingungan itu, ditangkap oleh Jenaya yang sedari tadi melihat Jirana yang tampak ingin berbicara sesuatu, tetapi selalu ditahan. Jenaya yang tidak tahan pun, langsung bertanya kepada Jirana apa yang sebenarnya ingin dia bicarakan. " Mbak Jir, kalau ada yang mau diomongin ngomong aja gak apa-apa. Daripada, nanti jadi pikiran sebelum sidang kan tambah berbahaya. "

Jirana yang mendengar hal tersebut pun, langsung mencoba menatap mereka, untuk bersiap-siap bercerita kepada mereka tentang apa yang sebenarnya dia rasakan. " Dengerin dulu gue ngomong ya. Jangan dipotong, soalnya yang bakal gue omongin ini penting banget. " Jirana pun, akhirnya mencoba untuk memulai bercerita kepada mereka.

" Jadi tuh, beberapa bulan yang lalu, sebelum Tuan Harja balik ke Jakarta. Tiba-tiba, pas di bandara, dia ngomong kalau dia suka gue. Mungkin, lebih mendekat ke cinta dilihat dari ucapan dia yang walaupun, singkat banget gak ada romantis romantisnya. Tapi pas itu, gue gak bisa balas langsung. Cuma bisa diam, dan lihat dia pulang. Berbulan-bulan gue mencoba meresapi semuanya, dan mencoba buat tanya ke diri gue, apa yang harus nanti gue jawab. Dan gue bingung. Dibilang suka, jelas lah njir. Siapa yang gak suka sama dia? Dibilang tertarik, jelas banget gue tertarik. Dibilang selalu merasa jantung mau lompat saat gue natap dia, atau saat kita bareng sering banget itu mah. Tapi kalau sampai cinta mati, mungkin belum kali ya? Apalagi, kita cuma ketemu singkat. Dan gue takut, nanti kalau kita memilih menjalin hubungan, keluarganya gak setuju. Kan gue takut banget. " Jirana bercerita secara singkat tetapi cukup untuk menjelaskan apa yang ingin dia ungkapan.

Keempat sahabatnya hanya melihatnya. Entah mungkin bingung, atau bagaimana, Jirana tidak paham untuk mendeskripsikan hal tersebut. Shiba yang pertama kali sadar, dan mencoba untuk memberikan jawaban dari apa yang bisa dia berikan. " Kalau kata gue, sesuatu hal menyangkut perasaan selain harus dimantapkan. Harus juga dicoba. Dalam artian, lo gak bakal tahu apa yang sebenarnya lo rasain, atau lo juga gak bakal tahu realita apa tentang keluarga Tuan Lo. Jadi, coba jawab apa yang Lo rasain ke dia. Dan juga jelasin, kalau lo ingin mencoba dulu. Jangan terburu-buru. Jika dalam kurun waktu cukup, dan ternyata perasaan lo ke dia atau sebaliknya semakin intens. Terima saja segala bentuk pinangan dari dia. Karena gue yakin, Tuan lo itu, bukan orang yang suka menunda-nunda sesuatu hal. "

" Benar Mbak kata Mbak Shiba. Gue sih, memang bukan ahlinya buat ngasih saran. Tapi, kalau kata gue, mending coba dulu. Kali aja, perasaan kalian semakin membuncah. Kita kan gak tahu bagaimana Tuhan membolak-balikan perasaan manusia. Sekarang mungkin, perasaan lo ke dia, atau dia ke lo masih sama-sama lima puluh persen. Tapi siapa tahu, berjalannya waktu, perasaan kalian bisa lebih dari seratus persen. Kita mah, gak bakal tahu. Jadi, jika ingin tahu, mencobalah. Sebelum pada tahap pernikahan atau pertunangan secara resmi. Jadi, main-main dulu bukan hal yang berat bukan? " Jenaya juga mencoba memberikan saran sejenis kepada Jirana, dengan menyetujui saran dari Shiba dengan sedikit juga, ia mencoba untuk menambahkan apa yang dia pahami.

Ji dan Ha [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang