.
.
.
.
.
.
.Malam ini Renjun berada di salah satu resort untuk makan malam bersama ayah dan mamanya.
Awalnya ia berpikir seperti itu, ayah bilang rindu pada keluarga kecilnya dan ingin memperbaiki keretakan rumah tangga nya.
Tapi ayah tetap ayah, Renjun menyesal telah mempercayai nya. Karena ternyata ayah mengundang teman nya beserta keluarga nya.
Dan di depan Renjun sudah ada Winter yang tertunduk lesu sambil menyantap hidangan dengan elegan.
Renjun menyeringai, ayahnya menjebak nya malam ini. Ia tau hal yang akan terjadi selanjutnya.
"Ehmm.. maaf saya boleh izin ke toilet?" Ucap Winter dengan sopan
"Iya silakan nak" ayah pun mempersilahkan Winter
Renjun yang melihat itu pun tidak menyia-nyiakan kesempatan dan ikut izin ke toilet juga.
Renjun bersandar pada dinding sambil melipat kedua tangannya di dada; menunggu Winter keluar dari toilet.
Beberapa menit menunggu, akhirnya Winter keluar dan sedikit terkejut karena ada Renjun disana.
"Winter... Bukannya lo pacar Jaemin?" Tanya Renjun
Winter menatap mata Renjun dengan ekspresi datar.
"Belom pacaran, kita cuma lagi deket"
"Tapi lo suka kan?"
Winter mengangguk-anggukan kepalanya.
"Terus kenapa mau makan malem sama keluarga gua? Lo pasti tau hal yang akan terjadi selanjutnya" ucap Renjun
"Anak orang konglomerat kaya kita bisa apa? Emang kita punya pilihan buat nolak? Kita hidup buat jadi boneka orang tua aja"
"Kata siapa? Liat apa yang bisa gua lakuin nanti" ucap Renjun lalu tersenyum menyeringai.
Lalu berjalan meninggalkan Winter tapi baru beberapa langkah ia berhenti tanpa menoleh.
"Hidup kita, tubuh kita, pikiran kita adalah hal mutlak yang di berikan Tuhan dan ga ada satu orang pun yang berhak mengendalikan nya kecuali diri kita sendiri" ucap Renjun lalu benar-benar pergi setelah itu.
Renjun dan Winter setelah dari toilet duduk lagi di kursinya masing-masing sambil menikmati hidangan mereka dengan hikmat.
Winter sesekali menoleh pada Renjun yang terlihat santai, ia tidak mengerti apa yang baru saja di ucapkan Renjun.
Maksudnya- tidak mengerti mengapa Renjun berkata seperti itu. Bahkan Winter tau hidupnya dan Renjun sedari kecil sudah diatur oleh kedua orang tuanya. Mereka bahkan tidak pernah benar-benar diberi pilihan.
Orang tua mereka sedari tadi mengobrol sambil tertawa-tawa, tentu saja mengobrol seputar aset kekayaan mereka masing-masing. Dan itu membuat Renjun benar-benar muak.
Apa hanya itu yang bisa mereka bahas?
"Oh iya jadi bagaimana kelanjutan obrolan kita tadi?" Tanya Yuta
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coolest Boy [HYUCKREN]
Teen FictionRenjun anak pemilik sekolah yang sombong, primadona, memiliki apapun yang ia inginkan jatuh hati pada pria miskin yang cuek dan sama sekali tidak menginginkan nya. Hell..! harganya dirinya terinjak saat koran membosankan seperti Haechan menolak maja...