Bukk!!
Ctass!
Suara benturan dan cambukan yang terus terdengar ngilu di dalam sebuah kamar di rumah yang kecil.
"A-yahh sa-kitt," rintih gadis kecil yang masih setia meringkuk di lantai menahan sakit akibat cambukan dari Ayahnya.
"Diam kamu anak sialan!! Gak berguna! Anak aneh! Aku tak sudi punya putri sepertimu," bentak Ayahnya.
Gadis tersebut masih menangis dalam diam, ia benar-benar merasakan sakit. Namun, bukan cambukan itu yang sakit, melainkan hatinya.
Setelah puas menyiksa putrinya, ia segera keluar kamar dan masuk kamarnya sendiri.
Tanpa menghiraukan putrinya yang berantakan seperti orang sekarat.
"Hiks! Ibu, Lucia ingin menyusul ibu," ujarnya dengan pilu.
Dia adalah Lucia Kamalisya B. Anak dari Morgan Joshua dan Putri Kamalisya B. Gadis polos dan lugu ini di siksa ayahnya sendiri tanpa alasan.
Akibat terus menangis membuat ia tertidur di kamarnya tepatnya di lantai.
Bibi Yun masuk kamar Lucia dan mengobati luka Nonanya.
"Kasian sekali kamu, Non. Semoga saja ada jalan menuju kebahagiaanmu," gumam Bibi Yun menangis.
Melihat putri Nyonyanya di siksa setiap hari dengan Ayah kandungnya sendiri.
Punggungnya terus lecet tanpa bisa mengering, lukanya di sekujur tubuhnya membekas karena ulah Ayahnya.
Miris sekali, gadis yang masih berusia delapan belas tahun itu harus hidup tanpa kasih sayang seorang Ayahnya lagi.
***
Pagi hari membangunkan gadis kecil itu dari ranjang, ia menatap dirinya sudah berada di ranjang.
"Pasti Bibi Yun yang melakukannya," gumam Lucia.
Ia berjalan ke kamar mandi, ia mandi dengan menahan perih di punggunga. Sangat sakit, tapi rasa sakit itu kalah banding dengan ucapan Ayahnya yang setiap hari ia dengar.
Di sisi lain, Morgan-Ayahnya Lucia.
Ia sedang ada pertemuan penting dengan seorang CEO besar, mereka berbincang-bincang mengenai bisnis mereka.
Tanpa di duga Morgan curhat dan mengatakan akan membuang putrinya karena sudah tak berguna.
"Dia sudah menghilangkan istriku, sudah lemah tak berguna lagi! Buat apa aku menghidupi dirinya dan ada lagi yang aneh sikapnya itu," sergah Morgan menyakitkan.
Robby hanya tersenyum tipis, ia berpikir sejenak sebelum mengatakan sesuatu yang ingin ia katakan.
"Jual saja pada Ketua Mafia, siapa tau dia bisa menghasilkan uang untuk mu," ujar Robby
"Ketua Mafia? Siapa?" tanya Morgan.
"Siapa lagi kalau bukan Jonathan Megantarxa pemimpin yang membangun dunia bisnis sejak umur tujuh belas tahun," jawab Robby.
"Bagaimana bisa ia menerima gadis jelek seperti Lucia," ucap Morgan terkekeh.
"Tentu saja, ia akan di jadikan objek untuk kepuasannya. Menyiksa tentu saja, dan kau bisa meminta uang sebanyak apapun yang kau minta. Ia katanya sangat kejam dan dingin. Sekarang umurnya sudah dua puluh sembilan tahun," ujar Robby mempengaruhi.
"Baiklah, akan aku coba untuk ke sana dengan Lucia," ucap Morgan tertawa jahat di iringi dengan Robby.
Benar-benar manusia biadab! Tega sekali menyakiti putrinya dan berencana menjualnya hanya di jadikan objek penyiksaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love you Om Mafia
RomanceWARNING! Adegan 18+ dan kekerasan! mohon kerjasamanya. Mohon biasanan tinggalkan jejak dimana pun termasuk di sini ya guys sehabis baca!! 🥺🥺 cerita ini mengandung fiksi yang artinya cerita ini hanya imajinasi dan mustahil ada di dunia kita yang n...