Hari sudah mulai sore. Namun, Cia masih belum ketemu sama sekali sedari tadi.
"Aaghhhh?!! Kamu di mana sayang," ucap Nathan frustasi.
Ia masih mencari ke sana kemari sampai ke cafe samping kantor dan lain sebagainya, tapi hasilnya tetaplah nihil.
"Bos, maaf saya benar-benar tidak dapat menemukannya," ucap salah satu bodyguard Nathan.
Plakk
Bugg!
"Bodoh?! Ini semua gara-gara kalian?! Kalau andai kalian mengikuti mereka ini tidak akan terjadi. Ingat! Kalau sampai Lucia kenapa-napa bukan cuma perempuan licik itu yang kena tapi juga kalian?!" bentak Nathan menahan amarahnya.
Percuma marah tidak akan mengembalikan Lucianya sekarang.
"Tapi kita belum periksa gudang bawah di kantor Anda, Bos," ucap Theo sekertaris laki-laki Nathan.
Deg!
'Gudang?'
Nathan diam sejenak, ia berpikir positif. Mungkin istri kecilnya ketiduran atau apalah. Mana mungkin istrinya di gudang sendirian? Ngapain?
"Semuanya! Periksa gudang atas dan bawah semuanya!" teriak Nathan sembari lari ke lantai bawah.
Max segeran menyusul Tuannya, terlihat Nathan benar-benar mengkhawatirkan istrinya.
Max selalu mengucapkan syukur terhadap Tuhan, akhirnya sahabatnya yang arogan ini di kirimkan malaikat kecil untuk Nathan.
Nathan sampai di depan gudang bawah kantornya, ia terdiam sejenak. Pintunya terkunci?
"Maxx?! Ambil kunci cadangan di repsesionis! Kunci gudang bawah," ucap Nathan.
Max mengangguk dan berlari menuju pintu utama masuk kantor dan mengambil kunci cadangan gudang.
Bahkan sang repsesionis mengatakan kalau tadi Noni datang mengambil kunci utamanya, katanya ingin mengambil barang.
Max hanya menjawab dengan anggukan, segera mungkin berjalan kembali ke gudang di mana Nathan menantinya.
Di dalam gudang, Lucia masih tidak sadarkan diri. Darah yang mengalir dari dahinya masih terus keluar karena tidak ada penanganan.
Memar-memar di tubuhnya membiru akibat pukulan bahkan tamparan di pipi Lucia.
Keadaannya sangat berantakan dan tak tentu, bajunya yang sedikit terbuka dan terdapat memar di perutnya karena injakan sepatu Noni.
Nathan berhasil membuka pintu gudang dan meraba mencari saklar lampu untuk di nyalakan.
Beberapa bodyguard segera menyebar begitupun dengan Nathan dan Max mencari di setiap tempat dengan teliti.
"Astaga?! Tuan, Nona Lucia di sini," teriak salah satu bodyguard Nathan.
Nathan berlari ke arah suara yang berteriak, dan melihat seorang gadis kecil terkapar di lantai yang dingin dengan keadaan yang mengenaskan.
Deg!
Jantungnya berdetak lebih cepat, ia diam seribu bahasa kala melihat gadis kecilnya benar-benar berantakan.
"Lu-cia?"
Bibirnya bergetar kala menyebut nama gadisnya, ia berjalan ke arah gadis yang terkapar dengan darah mengotori pakaian putihnya.
"Ba-bangun sayang," ucap Nathan lirih sembari meraba pipi chubby istrinya.
Dadanya sesak melihat gadisnya yang terluka, ternyata yang ia temukan di luar harapannya.
Ia berharap istrinya akan baik-baik saja, namun ini justru sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love you Om Mafia
Roman d'amourWARNING! Adegan 18+ dan kekerasan! mohon kerjasamanya. Mohon biasanan tinggalkan jejak dimana pun termasuk di sini ya guys sehabis baca!! 🥺🥺 cerita ini mengandung fiksi yang artinya cerita ini hanya imajinasi dan mustahil ada di dunia kita yang n...