-Lucita-

11.4K 243 6
                                    

Sudah dua hari ini, Nathan tidak mau berangkat ke kantor hanya untuk menemani gadis kecilnya yang sedang berbaring.

Lucia masih belum mau membuka matanya untuk dirinya yang sudah menunggu lama.

"Kapan bangun?" tanya Nathan lirih.

Ia benar-benar merindukan Lucia yang membuka mata, melihatnya takut-takut bahkan malu-malu pun pernah, mesti ia masih polos.

Tangan mungil tiba-tiba bergerak pelan bersama hembusan napas halus dari mulut Lucia.

Degh!

"Sa-yang?"

Lucia membuka matanya lalu menyesuaikan dengan cahayanya. Ia masih diam tidak menjawab panggilan Nathan.

Lucita menatap Nathan bingung, diam menatapnya intens.

"Ada apa? Apa ada yang sakit?" tanya Nathan bertubi-tubi.

Lucita menggelengkan kepalanya, ia menatap Nathan masih belum lepas dari wajah tampan pemuda di sampingnya.

"Kamu siapa?" tanya Lucita.

Nathan diam seketika, dia menatap gadisnya tak percaya menanyakan dirinya siapa. Apa gadis yang di depannya bukan istri sebelumnya? Melainkan jiwa lain?

"Suami Lucia, kamu siapa?" tanya Nathan memastikan.

"Lu-ci-ta. Berarti kamu suamiku juga? Aaaa tampan sekali," ucap Lucita berusaha bangun.

"Aww!" Nathan menahan tubuh Lucita untuk bangun.

"Jangan bangun! Kamu masih sakit, habis tidak sadarkan diri tiga hari," ucap Nathan.

"Kenapa badanku sakit semua?" Lucita melihay sekelilingnya dan baru menyadari bahwa dirinya di rumah sakit.

"Ya Tuhan! Gue di rumah sakit," ucap Lucita berkedip-kedip lucu.

Nathan diam melihat gadisnya yang berbeda jiwa sekarang. Kini ia harus menghadapi godaan Lucita nanti.

"Kamu mau makan?" tanya Nathan pelan.

Lucita menatap Nathan lalu perlahan mengangguk dan tersenyum.

"Cuapin," ucap Lucita dengan nada manja.

"Iya. Aku suapin." Nathan menyuapi Lucita dengan pelan dan hati-hati agar tak berantakan.

Tangan Lucita tak tinggal diam, ia kadang meraba dada bidang Nathan membuat pemiliknya menahan napas sebentar.

'Godaan iman yang kuat,' batin Nathan.

*****

Dua hari di rumah sakit, membuat Lucia masih tertidur dan jiwanya masih di kuasai Lucita.

"Sayang," panggil Lucita pada Nathan.

Sang pemilik nama tersebut menoleh ke arah gadis mungil dan mengeritkan dahinya seolah bertanya. Ada apa?

"Lapar," ucapnya manyun.

Nathan sangat gemas dengan tingkah Lucita yang bersifat hampir menyerupai Lucia.

Perbedaannya Lucita dan Lucia hanya dengan kepolosan sama kegenitan saja.

"Tunggu di sini! Aku akan ambilkan makanan untukmu," ucap Nathan dengan lembut.

"Cium dulu!" rengek Lucita menggenggam tangan kekar Nathan.

Nathan melotot, ia baru kali ini ia yang di mintai duluan dengan jiwa Lucia.

Cup!

Kecupan hangat mendarat di keningnya.

Lucita tersenyum melihat Nathan yang baru saja mendaratkan kecupan hangat untuknya.

Love you Om MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang