"Ya Ampun kenyang sekali, Om. Makasih," ucap Lucia tersenyum.
Nathan hanya mengangguk dan tersenyum manis di depan Lucia. Tak pernah sekali pun senyuman itu terbit untuk yang lainnya.
"Sekarang kembali ke penginapan lagi, ya?" tanya Nathan sembari menawarkan.
Lucia mengangguk dan menggandeng tangan suaminya seperti menggandeng tangan ayahnya.
Hingga beberapa wanita cantik mendatanginya lalu bertanya kepada Nathan secara bahasa Jepang.
"誰があなたを望んでいますか?"
"Dare ga anata o nozonde imasu ka?"
(siapa nama kamu?" tanya salah satu dari siswi sekolah SMK di jepang."彼女はとてもかわいいです。彼はあなたの子供ですか?"
"Kanojo wa totemo kawaīdesu. Kare wa anata no kodomodesu ka?"
"Dia sangat imut. Apakah dia anak kamu?" tanya salah satunya lagi."本当に毎日触りたくなる。"
"Hontōni mainichi sawaritaku naru."
(Aku ingin menyentuhnya setiap hari," ucapnya lagi menoel-noel pipi Lucia.Lucia diam mematung dia menatap anak-anak gadis berempat sedang mengagumi dirinya.
Tapi, bukannya senang. Lucia menggenggam sangat erat tangan Nathan pertanda ia sedang ketakutan.
"Jangan takut sayang. Dia hanya ingin menyentuh kamu, karena kamu sangat imut," ucap Nathan menenangkan gadisnya.
"うーん。ごめんなさい。彼女は私の妻で、遠くへ出かけることがないので、あなたをとても恐れています。またすみません。"
"U ̄n. Gomen'nasai. Kanojo wa watashi no tsuma de, tōku e dekakeru koto ga nainode, anata o totemo osorete imasu. Mata sumimasen."
"Hmm. Maaf sekali. Dia adalah istriku dan karena tidak pernah keluar jauh dia sangat takut dengan kalian. Maaf sekali lagi," jawab Nathan.Mereka berempat terperangah mendengarkan jawaban Nathan. Ini? Bagaimana gadis sekecil ini menjadi istri yang di sangka lebih tua?
"何?!それで、あなたは夫と妻ですか?やれやれだぜ?!父だと思います,"
"Nani? ! Sore de, anata wa otto to tsumadesu ka? Yareyareda ze? ! Chichida to omoimasu,"
"Apa?! Jadi Kalian suami istri? Astaga?! Aku kira ayahnya," ucap gadis dengan hembusan kecewa."ごめんなさい、お姉ちゃん,"
"Gomen'nasai, oniichan,"
"Maafkan kita, Kak," ucapnya lalu berselang pergi.Nathan hanya menjawab anggukan. Lalu menggendong Lucia dan membawanya ke penginapan.
"Jangan takut, aku ada di sini. Lucia takut ya tadi, hemm?" tanya Nathan dengan lembut.
Lucia mengangguk dan segera memeluk leher Nathan memasukkan mukanya ke dada bidang sang Mafia tersebut.
Max menjemput Tuannya dan Nonanya. Karena, ada hal penting yang ingin di sampaikan terhadap Nathan.
"Sampaikan tidak? Sampaikan tidak?" ucap Max berkali-kali karena bingung mau menyampaikan.
"Jangan dulu deh. Biarkan Nathan unboxing dulu baru di kasih tau," ucap Max berlalu.
Lucia masih dengan erat dan setia di gendongan sang suami. Ia bahkan tidak mau di tinggalkan begitu saja.
"Om, Cia takut tadi kenapa pegangin pipi Cia?" tanya Lucia. Tubuhnya bergetar dan itu terasa di dekapan Nathan.
"Jangan takut, Sayang. Mereka tidak menyakitimu, cobalah buka dengan mempercayai yang lain, hemm?" ucap Nathan mengusap punggung Lucia.
Lucia mulai mengangguk pelan, ia diam di pelukan Nathan. Mereka sampai di penginapan dan masuk ke dalam kamar Nathan.
Sang suami menaruh tubuh mungil istrinya dengan perlahan di ranjang besar tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love you Om Mafia
RomanceWARNING! Adegan 18+ dan kekerasan! mohon kerjasamanya. Mohon biasanan tinggalkan jejak dimana pun termasuk di sini ya guys sehabis baca!! 🥺🥺 cerita ini mengandung fiksi yang artinya cerita ini hanya imajinasi dan mustahil ada di dunia kita yang n...