Hari ini adalah hari di mana Morgan menjual anaknya kepada Jonathan. Kesepakatan antara Max dan Morgan telah di tanda tangani.
'Maafkan Ayah,' batin Morgan.
"Luciaa?!! Cepat mandi dan ganti pakaianmu! Ikut ayahnya," seru Morgan meneriaki putrinya.
Lucia yang baru saja mandi, sedikit tersentak. Ia segera berganti pakaian bagus sesuai permintaan ayahnya.
Beberapa menit kemudian, Lucia selesai dengan pakaiannya. Ia turun menuju ke arah ayahnya.
"Lelet amat jadi anak!! Cepat masuk mobil!" ucap Morgan menahan emosinya.
Lucia mengangguk pelan dan segera masuk ke mobilnya, ia takut dan sangat takut untuk membantah dan bertanya mau kemana Ayah.
Morgan menjalankan mobilnya ke suatu tempat, yang pasti tempat itu adalah markas Jonathan tak seorangpun tau tempat itu.
Markas itu di tengah-tengah hutan yang lebat, jadi sangat sulit di cari dan tak ada sinyal sekalipun.
Jonathan menggunakan sinyal otomatis yang artinya, sinyal itu hanya ada ketika di lingkaran beton mansion miliknya.
"Dia datang Tuan," ucap Max.
Nathan hanya tersenyum smirk tak tau apa yang akan di lakukan lelaki tampan dan berumur tersebut.
Max hanya diam melihat senyuman iblis Tuannya plus sahabatnya ini. Mungkin, mungkin saja dari senyumannya ia akan membuat permainan yang menyenangkan.
Mobil Lamborghini hitam masuk mansion besar dan megah itu, di sambut beberapa bodyguard dan penjaga lainnya.
"Selamat datang Tuan, di mansion JNMX," ucap mereka serempak.
Morgan dan Lucia turun dari mobil tersebut dan berjalan masuk ke mansion.
Lucia diam, hatinya memanas entah kenapa. Perasaannya tidak enak dan juga was-was dalam mansion yang sekarang ia kunjungi.
"Selamat datang di mansion kami Tuan Morgan," ucap Max tersebut tipis sangat tipis.
"Terima kasih, Tuan," ucap Morgan tersenyum.
"Ini putri Anda?" tanya Max yang di balas dengan anggukan.
"Cantik dia, tapi terlihat polos sekali. Baiklah! Tidak apa apa. Karena sudah sepakat saya akan membawa Lucia masuk," ucap Max.
Max menepuk tangannya dua kali, dan bodyguard berbadan tegap bersama dua maid wanita datang.
"Bawa gadis itu ke kamar yang tadi di sediakan oleh Tuan Jonathan," ucap Max datar.
Mereka mengangguk dan membawa Lucia menuju lantai atas.
"Ayahh!! Lucia tidak mau?! Ayah tidak!! Lucia mau sama ayahh," teriak Lucia menangis saat di paksa menuju kamar Jonathan.
Morgan hanya diam menatap putrinya di bawa ke lantai atas. Hatinya sesak! Sangat sesak!
"Saya tau Anda tidak benar-benar berniat menjualnya. Namun, Anda ingin berpisah dengannya karena tak ingin membuatnya lebih menderita," ucap Max.
"Tapi di bawa ke sini adalah jalan yang salah. Semoga engkau tak menyesalinya, Tuan Morgan," ucap Max sembari berjalan melenggang meninggalkan Morgan yang sempat terpaku.
Morgan hanya tersenyum pahit lalu berjalan keluar mansion dan kembali pulang ke rumahnya.
Di kamar, Lucia menangis. Ia tak mau di sini, ia mau pulang dengan Ayahnya.
"Aku mau pulang," ucapnya lirih sembari terisak.
Lucia meringkuk di pojokan kamar besar tersebut, setelah mengantar dan mengunci Lucia di kamar para bodyguard gini keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love you Om Mafia
RomanceWARNING! Adegan 18+ dan kekerasan! mohon kerjasamanya. Mohon biasanan tinggalkan jejak dimana pun termasuk di sini ya guys sehabis baca!! 🥺🥺 cerita ini mengandung fiksi yang artinya cerita ini hanya imajinasi dan mustahil ada di dunia kita yang n...