Lucia

3.9K 140 0
                                    

Setelah kejadian itu, Lucia benar-benar tidak mau di tinggal. Kemanapun Nathan pergi pasti harus ikut dengannya.

"Gak mau! Cia mau ikut, Om. Cia gak mau di tinggal sendiri di kamar," pinta Lucia menangis.

Nathan merasa tak tega melihat gadisnya menangis, langsung menggendongnya tanpa berkata apapun membawanya ke mobil.

"Sudah diam ya," ucap Nathan lembut.

Seketika tangisan yang terdengar dari mulut Lucia berhenti, Lucia memeluk erat sang suami seakan tidak di perbolehkan pergi.

'Nasib punya bini begini, tapi ya sudahlah. Mau bagaimana lagi," ucap Nathan.

Selama pernikahan dengan Lucia, Nathan sama sekali belum ada niatan serius menyentuh gadisnya.

Walaupun dia berencana ingin honeymoon di Jepang Pantai Hatemura di sini. Tapi, alhasil dia tidak berani melakukan hal tersebut.

Padahal, setiap Lucia melakukan hal yang tidak sengaja. Nathan pun tak berniat melampiaskan semuanya kepada Lucia.

"Sampai kapan aku menahan ini. Tapi, aku tidak mau menodainya di saat dia tidak mau melakukannya," guman Nathan.

Nathan tau Lucia adalah gadis lugu dan polos, meskipun dia melakukannya Lucia pasti tidak akan terlalu mengerti hal semacam itu.

Lucia menjadi sangat pendiam. Jika, dulu bersama Nathan akan selalu usil dan lain sebagainya dengan Nathan.

Kali ini, lain lagi. Lucia tidak melakukan apapun dan hanya memeluk erat tubuh Nathan.

"Sayang mau ice cream?" tanya Nathan melihat gadisnya yang berada dalam pangkuannya.

Lucia menggeleng, ini benar-benar tidak bisa di biarkan. Biasanya Lucia akan kegirangan ketika mendengar kata ice cream ataupun cokelat kesukaannya.

"Huft! Sayang jangan seperti ini. Aku bingung jika kamu pendiam seperti ini, jangan takut ada aku, ada Max, ada Joven menjaga kamu. Hemm?" ucap Nathan berusaha mengembalikan senyuman gadisnya.

Lucia mengangkat wajahnya melihat Nathan dengan serius dan insten.

"Kalau orang itu kembali. Bagaimana, Om?" tanya Lucia lirih.

"Nanti Om akan menghajarnya sama Om Max dan Om Joven," ucap Nathan tersenyum.

Lucia melihat Max yang menyetir mobil, lalu mengangguk tanda Max menyetujui ucapan Nathan.

Secarik senyuman manis muncul di bibir mungil Lucia, Nathan segera memeluk gadisnya erat.

"Jangan sedih lagi, aku hanya takut senyuman bahagiamu hilang karenaku. Maafkan aku melibatkan dirimu di dunia gelap seperti ku," gumam Nathan memeluk Lucia erat.

Lucia hanya diam dan merasakan hangatkan kasih sayang seorang Jonathan Megantarxa.

Bagi mereka di luar sana, Jonathan adalah laki-laki yang berdarah dingin, kejam, dan datar bahkan dingin sedingin kulkas tujuh pintu.

Tapi, bagi Lucia. Nathan adalah laki-laki yang mampu menjaganya dan memberikan kehangatan yang sangat ia inginkan sedari kecil.

Nathan mampu membuat Lucia tertawa, tersenyum dan bahagia. Ia bagaikan di ratukan oleh Ayahnya, membayangkan saja bahagia. Tapi, mungkinkah itu terjadi nanti?

                                 ***

Laki-laki yang bertopeng, beberapa hari yang lalu menemui gadis mungil di kamar Nathan baru saja memasuki club malam.

Ia seperti sedang mencari sesuatu atau mencari seseorang. Mungkinkah pertemuan?

"Hai," sapa gadis cantik bertubuh sexy tersebut.

Love you Om MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang