Chapter 06

11.2K 1.3K 16
                                    

Samuel Smith dan Patricia

Dua hari berlalu...
Ashley masuk kedalam gedung yang bernama rose. Gedung bernama rose itu adalah club' malam terbesar di negara B dan dibawah gedung itu terdapat kasino yang terdapat banyak permainan.

Ditempat inilah Mary kecilnya dilecehkan dan juga tempat kerjanya.

Celana jeans biru tua, kaos putih dan jas hitam, Ashley terlihat sangat tampan dan penuh jiwa mudah.

Ketika memasuki kasino dia sudah diperhatikan oleh seorang pria berwajah kaku didepan monitor.

Ashley memainkan permainan yang sering dia mainkan di negara A dan dia memenangkan banyak permainan, banyak orang juga yang menentangnya namun berakhir kekalahan.

"Ayo satu putaran lagi anak mudah,aku tidak percaya kali ini kalah lagi" ucap seorang pria paruh baya.

Ashley menyetujui tanpa ragu-ragu dan memulai lagi permainan.

Manajer kasino yang sudah memperhatikan dari tadi pun pergi memberitahu pada tuan-nya.

"Tuan, ada seorang pemuda telah memenangkan banyak uang dari kita" ucap manajer.

Pria itu menyeringai lalu bergumam "ayo aku ingin melihat orang itu"

Sesampainya di sana, Ashley sudah mendapatkan uang 1 miliaran.

Ketika Ashley ingin bermain lagi dia ditolak oleh orang-orang yang ada di sana.

"Dia seorang ahli, aku tidak menyangka pemuda seusia dia sangat terampil" pria itu menopang dagunya dan menatap Ashley yang sudah memenangkan banyak uang namun masih berwajah dingin tanpa perubahan ekspresi apapun dengan tertarik lalu tersenyum kecil "cari tahu semua tentangnya, hal terkecil sekalipun"

"Baik tuan" jawab manajer itu. Semua orang di lingkarannya tahu jika bos dari club' dan kasino adalah seorang biseksual. Menyukai wanita maupun pria, dan yang lebih parahnya dia menyukai pemuda berwajah cantik yang masih di bawah umur dan masih perjaka.

Orang kaya mana di negara B yang tida mengenalnya Samuel Smith, dia berasal dari keluarga konglomerat dan di usianya yang masih 23 tahun sudah mampu membangun bisnisnya sendiri yang terkenal di seluruh negara B.

Samuel Smith memasuki sebuah ruangan, didalamnya sudah ada seorang gadi cantik dengan wajah kaku.

"Sayang, sudah menunggu lama" ucap Samuel Smith lalu bergegas ke gadis itu dan mencium sudut bibirnya.

Gadis itu memalingkan wajah "berhenti memanggilku seperti itu, itu menjijikkan" ucapnya dengan datar.

Samuel Smith terkekeh lalu merengkuh gadis itu dalam pelukannya dan melepas pakaiannya.
"Baiklah, baiklah, ayo kita mulai. Aku tidak tahan lagi" bisiknya dan menghembuskan nafasnya tepas di telinga gadis itu.

Gadis itu tetap tanpa ekspresi "setelah ini jangan hubungi aku hingga minggu depan"

Samuel Smith membeku dari tindakannya dan menjauhkan tubuhnya untuk melihat melalui mata gadis itu, dia menyeringai "apa yang kamu pikirkan Patricia? Kamu terlalu menilai tinggi dirimu"

"Aku tahu, ada baiknya aku mengingatkan lebih awal" ucap Patricia tidak peduli lalu melepaskan pakaiannya sendiri hingga tidak tersisa sehelai pun.

Samuel Smith meremas tangan kuat dan menatapnya dengan dingin. Melepas semua pakaiannya lalu mengigit semua tubuh Patricia dan tanda merah keunguan memenuhi tubuhnya.

"Patricia, bersiaplah kita memiliki malam yang panjang" ucapnya dengan senyum mengejek lalu memasukkan miliknya dengan kuat kedalam Patricia.

Patricia yang sudah terbiasa dengan perlakuan kasar Samuel Smit hanya pasrah, tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Dua jam berlalu dan kegiatannya telah selesai, dan Patricia pun beranjak pergi dengan tubuh lemahnya, bagaimanapun dia tidak mau berlama-lama dengan Samuel Smith di ruangan yang sama, dia membencinya. Dia tidak pernah sebenci ini dengan ini dengan seseorang, namun dia membenci Samuel Smith yang telah menghancurkan hidupnya. Dia tega menghancurkan seorang gadis, dia itu manusia terkutuk.

Dan Samuel hanya menatap kepergiannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Kini Ashley di club' dan meminum alkohol, dia minum dua botol hingga habis tidak tersisa.

"Boleh aku duduk disini?"

Ashley yang mendengar suara seorang gadis pun menoleh lalu mengangguk sebab melihat wajah melelahkan nya.

Gadis itupun terkejut dengan reaksi pemuda di depannya, sebab semua pria yang melihatnya pasti akan terpesona oleh kecantikannya, dia adalah Patricia. Namun wajar jika pemuda itu tidak terlalu tertarik, pemuda itu sangat tampan dan pemuda paling tampan yang pernah dia temui.

Patricia menatap pemuda itu lalu dua botol alkohol kosong 'dia sudah meminum habis dua botol dan tambah satu botol lagi namun belum juga mabuk bahkan wajahnya terlihat seperti orang yang tidak mengonsumsi alkohol'

Ashley menoleh dan mendapati gadis itu menatapnya lalu menunduk dengan malu dan wajahnya memerah.

Awalnya Ashley meras dia lucu namu ketika matanya menangkap bekas gigitan di lehernya dia hanya sedikit terkejut namun tidak menunjukan di wajahnya.

"Permisi, sepertinya kamu membutuhkan ini" ucap Ashley dengan sopan seraya memberi plester luka.

Patricia mendongak dengan bingung lalu melebarkan matanya dan menunduk dengan malu sebab saat pemuda itu menunjuk pada lehernya sendiri, dia sudah tahu kenapa pemuda itu memberinya plester luka.

Patricia mengambil dengan malu lalu menempelkan pada bekas ciuman itu namun dia salah menempelkannya.
Ashley meraih plester dan menempelkan pada bekas itu "permisi, biar ku bantu" ucapnya dengan suara lembut.

Patricia terkejut lalu mengucapkan terimakasih.


****

Ug Patricia jangan baper ya, emang gitu Ashley Nya. Beuu perhatian bangat😪

Jangan lupa vote nya🙏

Disguise Of A Girl Into A BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang