Chapter 32

7.1K 990 152
                                    

Maaf bangat semuanya karna baru up sekarang soalnya akun ku gak bisa masuk, baru pagi tadi bisa masuknya. Maaf ya udah bikin kalian nunggu kelamaan🙏🙏

Saat ini Mary sedang berbaring, Ashley duduk di tepi tempat tidur dengan memegang semangkuk bubur.

"Ayo makan, Mary kecil"

Mary hanya menatap kosong pada Ashley, entah apa yang dipikirkan olehnya.

setela mereka sampai rumah sore tadi semua penghuni rumah khawatir setelah melihat keadaan Mary yang sangat kacau, Kakek Wilson juga segera pulang dari perusahaan setelah mendengarnya. #(Disini Robert Wilson aku ganti jadi kakek Wilson aja ya biar mudah diingat)

Kakek Wilson sangat khawatir dengan keadaan cucu perempuannya itu, dia juga bantu membujuk Mary untuk makan. "Mary kecil, ayo makanlah sedikit"

Mary mengalihkan tatapannya lalu menatap kakeknya lekat. "Kakek, apakah ayah membenciku?" Tanya Mary dengan mata merah.

Kakek Wilson terkejut sesaat dengan pertanyaan Mary lalu dia mendekat dan mengelus rambut panjang Mary dengan lembut. Kakek Wilson bertanya dengan lembut "bagaimana mungkin? Ayah sangat menyayangi putri kecilnya"

Mary menggeleng "tidak, ayah tidak menyayangi ku. Jika benar ayah menyayangi ku, dia tidak akan meninggalkan aku" ucapnya dengan suara tersedak, air matanya jatuh begitu saja.

Suara tangis menyedihkan seorang putri pada ayahnya terasa sangat menusuk jantung mereka semua, tangisan menyedihkan yang membuat mereka merasa jantungnya ditusuk oleh benda tajam.

Kakek Wilson segera memeluk cucu kesayangannya itu, dia berusaha tenang menghibur Mary tapi sebenarnya hatinya juga sangat sakit. Kehilangan putra yang sangat dia sayangi dan cintai, putra kebanggaannya, dia akan menanggung penyesalan ini seumur hidupnya.

"Ayahmu sangat menyayangimu, cintanya padamu begitu besar nak. Pasti ada suatu alasan yang membuat ayahmu terpaksa pergi, namun kamu harus merelakannya karena ayahmu sudah tenang di alam sana"

"Ayah masih hidup, tadi aku melihatnya" ucap Mary dengan nada tinggi "benarkan kakak juga melihatnya, iya kakak juga melihatnya kan?!" Tangis Mary sambil menarik tangan Ashley.

Mary menatap Ashley dengan bercucuran air mata, dia menggelengkan kepala dengan wajah memohon yang memilukan.

Sebenarnya Mary telah memberi tahu mereka jika dia melihat ayahnya, namun tida ada yang mempercayainya dan menganggapnya mengenali orang yang memiliki wajah yang mungkin mirip ayahnya.

"Dokter, tolong" ucap kakek Wilson memberi isyarat pada dokter agar memberi obat penenang pada Mary.

Setelah Mary tertidur, kakek Wilson menjaganya sendiri, sedangkan semua orang telah keluar termasuk Ashley.

Berdiri di balkon kamarnya, Ashley tiba-tiba mempunyai keinginan untuk merokok. Dia butuh rokok untuk menenangkan pikirannya.

Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Mary itu semuanya benar, Ashley juga melihat sosok yang familiar itu. Namun jika ayahnya tidak menunjukkan wajahnya berarti dia memiliki suatu alasan yang membuatnya melakukan itu semua.

Dering ponselnya berbunyi dalam kesunyian malam, Ashley merogoh saku celana dan mengambil ponselnya.

Setelah menerima telepon Ashley menjawab dengan suara malas "hallo"

"Hallo bro, aku sangat merindukanmu jadi bisakah kita bertemu malam ini?" ucap suara manis seorang pria di balik telepon.

Ashley bersandar dengan malas lalu mengangkat tangannya dan melihat pada jam tangannya "lokasi"

Disguise Of A Girl Into A BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang