•ATHANIA•
✨Happy Reading✨
• Jadi disini aku jelasin dikit yah. Atha itu kan anak tiri di keluarganya. Ayahnya, om Tama itu emang agak jahat, kak Devan juga. Tapi bedanya kalau kak Devan masih punya rasa kasian, kak Devan juga sebenernya peduli kok sama Atha, tapi emang orangnya kadang gitu, suka emosi, tapi mending lah. Gitu pokoknya, ntar juga paham kok. Oh iya, aku juga mau minta maaf kalo suka ganti² nama Thania. Kadang Thania, kadang Tata, tapi intinya sama kok, orangnya sama. Maklumin yah.
~~~
"Kok ngelamun?"
"Eh enggak siapa juga yg ngelamun." Thania mengelak.
"Kamu kira Atha nggak liat, tadi kamu ngelamun."
"Enggah ah, udah lupain aja."
"Udah sampe mana tugasnya?" -Thania
"Udah selesai."
"Yaudah mana, gue salin."
"Ini." Atha memberikan buku tugasnya yg sudah selesai, kebiasaan baru untuk Thania, yaitu tidak mau mengerjakan tugas dan memilih mencontek punya Atha. Dasar.
"Nih, udah."
"Cepet banget?" -Atha.
"Ya iya lah, gue gitu loh. Gue kan nulisnya cepet." Tata sedikit menyombongkan diri.
"Mana coba aku liat."
"Astaga, ini tulisan apa ceker ayam." Atha kaget. Tulisan yg sangat jelek, sungguh.
Tukk...
Thania memukul pelan kepala Atha.
"Akkhh..."
"Barusan bilang apa lo?, Ini tuh seni tau, tulisan kece, masa lo bilang kayak ceker ayam, jahat!". Seni? Seni apanya, tulisan kek tali kusut gitu dibilang seni.
"Akhh... Maaf."
"Emangnya sakit ya? Perasaan gue santai aja mukulnya."
Memang tidak kasar sih, tapi yg Thania pukul itu tepat pada luka Atha, luka tadi pagi. Ia dapat luka itu dari ayahnya, hanya karena makanan buatan Atha SEDIKIT keasinan. Ayah memukul Atha hanya dengan tangan kosong, tapi kau tau lah, tenaga orang dewasa tidak main main. Pukulan ayah mengenai pelipis kiri Atha, tidak begitu membekas, namun sakit di dalam kepala.
"Eh enggak kok, ga jadi." Atha segera menurunkan tangannya yg semula mengusap kepala.
"Mana coba gue liat." Thania sedikit mendekatkan wajahnya ke Atha dan sedikit mendongak, melihat kepala Atha yg lebih tinggi. Atha hanya menurut dan sedikit menunduk, menyamakan tinggi mereka. Kini posisi mereka berhadapan, wajah merekapun juga saling berhadapan. Mungkin hanya berjarak beberapa senti.
Atha suka, Atha suka perhatian kecil dari Tata. Membuat hatinya menghangat.
"Hehh!! Lo berdua ngapain?!" tiba-tiba Kinan datang sambil berteriak, bagaikan suara toa masjid. Menutup mata terkejut.
"E-eh, Kinan?." Thania sedikit terkejut, lalu menjauhkan wajahnya dari Atha.
"Ngapain apa sih?"
"Itu tadi." Kinan menunjuk Atha.
"Ini, jidatnya Atha ada yang sakit, terus gue cek."
"Oh."
"Heh Atha!" Kinan masih bicara dengan nada sedikit tinggi.
"I-iya?"
"Awas lo." Kinan mensejajarkan dua jarinya di depan mata sambil melotot, lalu mengarahkan kedua jarinya kemudian ke Atha. Membuat Atha meneguk ludah takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHANIA
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] [ON GOING] Ini tentang Athaya dan Thania yang sama-sama terluka karena keluarga. "Atha anak nakal, jadi ayah suka marah." "Papa yang udah bikin keluarga gue hancur." ..... "Atha sayang ayah, ayah sayang Atha kan?" "Papa...