Hari Senin dengan matahari yang sangat terik seolah ingin membuat siapa saja menangis keringat, ditambah semua siswa-siswi SMK Bintara harus mendengarkan pidato Bapak Kepala Sekolah tercinta di depan sana selama berjam-jam.
"Bapak berharap kalian bisa cepat beradaptasi di sekolah ini ..." Bapak Kepala Sekolah berpidato.
"Kapan selesai nya si ? Panas banget ini udah hampir satu jam lima belas menit dijemur kayak ikan asin, mana basah semua bajuku." Gerutu Rea sebal, apalagi dia ada di barisan paling depan dikarenakan dia murid yang tergolong tidak tinggi jadi disuruh maju ke depan.
Rea Mauren Almathea, Biasa dipanggil Rere panggilan pendeknya Re. Dia salah satu murid baru dari SMK Bintara. Orang yang nggak suka basa-basi, always game dan gas aja hayuklah.
"Sabar bukan cuman kamu aku juga." Sahut Embun pelan sambil mengkibas-kibaskan tangan di depan wajahnya berharap gerahnya mereda.
Embun Putri Anastasya, Teman Rea dari SD, SMP dan sekarang SMK yang sama juga bahkan sekelas yang membuatnya harus betah untuk tiga tahun kedepan melihat wajah itu lagi. Orangnya lemot, paling heboh dan pasti suasananya jadi seru kalau ada dia.
"Terakhir, Bapak ingin kalian dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu Guru." Pidato Kepala Sekolah.
"Yess terakhir !!" Seru bersamaan seluruh murid walau dalam hati.
"Dan berharap kalian dapat menaati peraturan sekolah selama menjadi siswa dan siswi disini."
"..." Jeda Kepala Sekolah mengambil nafas.
"Yeay selesai !" Semangat semua siswa-siswi ingin cepat-cepat kembali ke kelas mereka.
"Selanjutnya Bapak akan menjelaskan tata tertib sekolah disini ..." Lanjut pidato.
"Yahh sama aja boong Pak." Nada kesal pelan dari salah satu murid yang mewakili perasaan semua murid.
Setelah 15 menit, Bapak Kepala Sekolah mengakhiri pidato nya dengan benar-benar mengakhiri tidak ada selanjutnya lagi, ya karena jika masih dilanjutkan akan terjadi perang besar.
"Bapak lihat kalian sudah sangat kelelahan ya ?" Tanya Kepala Sekolah.
"Iya Pak." Sahut semua murid mulai berisik.
"Iya Bapak tau, sudah diam dulu kalau kalian ingin kembali ke kelas !" Tegas Kepala Sekolah.
Semua murid pun diam menurut daripada dijemur lebih lama lagi dan tidak jadi masuk kelas.
"Jadi kalian nanti baca tata tertib nya lagi pada kertas yang dibagi wali kelas masing-masing di kelas, paham ?"
"Ya Pak." Sahut beberapa siswa.
"Kenapa yang jawab cuman sedikit ? Yang lain kemana ?" Tanya Bapak Kepala Sekolah.
"IYA PAK." Jawab semua siswa sedikit berteriak.
"Jawab nya kok iya Pak ? Harusnya siap paham terus posisi nya siap tidak sedang istirahat di tempat."
"Untung Bapak Kepala Sekolah tercinta." Batin Rea kesal, meski begitu tetap mengikuti perintah Kepala Sekolah, tidak mau jika harus berlama-lama lagi dengan matahari diluar ini yang seolah ingin menggosongkan kulitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RE(THE)A {HIATUS}
Teen FictionFrom this : "Nangis ? Sedih aja aku nggak pantes." To this : "Bisa temenin ? Aku lagi kacau sekarang." Kehidupan gadis remaja yang semula tenang kini mengalami gelombang, mulai menyukai hal yang tidak seharusnya disukai bahkan sampai mengubah namany...