Bab 11; tak ada harapan.

8 2 0
                                    


sekolah diliburkan kala itu. saat pagi hari dikabarkan seorang siswanya mati mengenaskan. para guru dan beberapa siswa melayat. sekedar untuk formalitas dikala keluarganya berpulang.

gadis cantik dengan surai hitam legam itu terus menutup matanya. padahal mentari sudah menyembul tinggi di langit.

"turut berduka cita," banyak mulut berucap demikian. terutama untuk pencitraan bagi yang tak suka dengan gadis cantik itu.

jeno menatapnya nanar. sesekali menyeka air matanya. di otaknya terus berputar visual wajah gadis itu.

gadis yang sampai siang hari ini menutup matanya.

lihat senyumnya, bak tak ada beban di wajah pucat itu. semua urusan di dunia seperti sudah selesai. padahal orang orang mengelilingi tubuh kurusnya sambil menangis.

"padahal tadi malam kamu masih bersuara," jeno bermonolog. manik matanya masih saja menatap gadis di dalam peti. "kenapa sekarang sudah tak bernyawa?"

lagi, air matanya mengalir kembali. tidak kuat menahan rasa sakitnya.

punggungnya diusap lembut oleh seulgi. berusaha menguatkan teman lelaki adiknya.

"salah lo, semua salah lo," dari sebelah tempat duduk jeno, ada chenle yang bersuara dengan tatapan kosong. kelopak mata lelaki itu juga merah.

"kalo lo lebih peka lagi, dia nggak mungkin berakhir kaya gini."

hingga saatnya tubuh kaku gadis cantik itu di kebumikan. masih saja banyak yang menangis. mempertanyakan kematian yang mendadak tersebut.

noe.

ingat dengan nama itu?

noela lembayung.

orang orang sedang menangisi noe.

didepan gundukan tanah yang basah. jeno kembali menangis. menyesali semua tindakan yang pernah dilakukan.

"salahku. noe jadi begini karena aku. maaf."

saat punggung jeno membawa banyak penyesalan. maka kisah ini sudah berakhir.

walau begitu, setidaknya kalian mengingat nama gadis cantik yang jadi tokoh utama.

noe.

selamat jalan, noe.

end.

Hanahaki. (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang