Part 11

48 6 1
                                    

Terpujilah mereka yang memerdekakan bangsa, yang membentuk dunia kecil dengan mimpi sebesar tata surya, dan menjadi pewaris bahagia umat manusia.

Selamat pagi kesayangan Ibu :)

Begitulah pesan singkat di kertas kecil yang Ibu Dahayu berikan persis di sebelah roti selai coklat kacang yang disiapkan Ibunda karena di Sabtu pagi ini ia harus pergi menemui salah satu klien.
Saras tersenyum membacanya dan ia menyimpan baik-baik kertas itu, kemudian melanjutkan sarapannya.

Hari Sabtu ini Saras berencana untuk beristirahat penuh karena situasi yang mulai membebankan pikirannya sejak satu bulan terakhir.

Selesai sarapan, ia pun mandi pagi, dan kemudian duduk santai di ruang tamu sambil menonton televisi. Ia muak dengan berita yang dikonstruksi oleh media, makanya ia menonton kartun Adventure Time.

Sesudah menonton televisi selama kurang lebih 2 jam, Saras mulai merasa bosan dan ia pun berusaha menghubungi Ibunda. Apakah akan pulang sebelum makan siang atau tidak? Karena Saras ingin memasak sesuatu untuk sang Ibu.
Sembari menunggu balasan, Saras pergi ke kamar untuk mengambil buku catatannya dan kemudian keluar untuk duduk santai di teras.

Saras mulai kembali menyulut sebatang rokok marlboro putih untuk menenangkan pikirannya itu.  Ia kemudian membuka buku catatannya — catatan yang berisi kenangan tentang Bima. Apa yang tertulis dalam buku tersebut selalu menjadi penyemangat bagi Saras untuk melanjutkan kehidupannya.

*Ting ting*
Masuk sebuah pesan Whatsapp dan ternyata adalah pesan dari Aga.
"Ras, gue mau main ke rumah nanti sore boleh ga? Sama Daniella dan Rangga juga nih. Bosen soalnya lo segala bikin hari libur yang membuat gue jadi kesepian eaa~", Saras pun sedikit tertawa melihat pesan dari Aga. Ia kemudian segera membalas pesan Aga yang tentu saja memperbolehkan teman-temannya itu untuk datang bermain ke rumah.

Tidak lama setelah itu, masuk notif Whatsapp lainnya.
*Ting ting*
"Iya Nak, Ibu pulang sekitar jam 12 sih. Kayaknya Ibu mau makan siang dirumah aja deh sekalian",
"Oke Buu", jawab Saras dengan cepat.

Karena melihat pesan dari Ibunda dan sekarang sudah menunjukkan waktu pukul 11.30 WIB, Saras pun segera menuju ke dapur untuk memasak.
Hari ini Saras ingin membuat Katsu Curry Don — menu adalan Saras dan Ibunda kalau pergi makan di restoran Jepang.

Saras mulai menyiapkan dada ayam fillet, tepung panir, dan pasta kari. Ia mulai dengan membelah dada ayam tersebut dan memasukannya ke dalam tepung panir yang sudah dicampurkan beberapa rempah lainnya. Kemudian ia segera menggoreng ayam tersebut. Sembari menunggu ayam matang, ia memotong kentang dan wortel sebagai topping tambahan untuk saus karinya. Saus kari ini ia buat hanya dengan campuran pasta dan beberapa rempah lain untuk menyesuaikan cita rasa di lidah.

Setelah kurang lebih setengah jam Saras mempersiapkan makanan tersebut. Terdengar suara mobil yang hendak masuk ke rumah, tentu saja itu adalah Ibunda tercinta yang sampai di rumah sekitar pukul 12.00 WIB lewat sedikit.

Saat Ibunda sampai di rumah, Saras pun langsung memeluknya.

"Ibuuu, kok ga kasih tau aku kalo ada meeting pagi tadi sih Bu? Kan bisa Saras yang anterin",

"Hehe gapapa sayang, kan Ibu tau semalem kamu baru pulang subuh. Pasti kamu capek kan. Oh iya, Ibu liat-liat itu meja makan udah ada isinya. Ada apa tuh??",

"Nah ini masakan Saras buat Ibu dong, Katsu Curry special buat manusia yang paling Saras cintai seumur hidup Saras!",

"Wah kayaknya enak tuh Ras, ayo kalo gitu kita makan bareng. Udah lama Ibu ga dimasakin kamu sejak sibuk ngurusin organisasi ya",

"Hehehe iya Bu maaf ya, ayo Bu duduk. Saras ambilin nasinya ya".

Kemudian makan siang hari itupun dipenuhi oleh obrolan ringan dan canda tawa diantaranya. Tidak lupa terselip beberapa nasehat dari Ibunda supaya Saras tetap berhati-hati dan jangan melupakan tanggung jawab akademisnya sebagai mahasiswa.

JANGAN DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang