Prolog

443 5 3
                                    

Di ruangan besar dan sangat gelap. Hanya ada sedikit cahaya bulan yang masuk melalui celah jendela kaca yang gordennya tidak tertutup rapat.

Sesosok tubuh seorang wanita berbaring diatas tempat tidur besar dan sosok tubuh besar pria yang sedang menekan diatasnya. Tangan besar pria itu langsung merobek pakaiannya hingga hancur berkeping-keping, lalu menjarah tubuhnya dengan sangat agresif.

Wanita itu tampak setengah sadar, saat dia terus meronta, menangis dan berteriak menyakitkan, sambil mencoba mendorong tubuh kokoh pria itu menjauh darinya, namun besarnya perbedaan kekuatan keduanya, membuatnya tidak berdaya dan berakhir kalah.

"...tidak...tolong...jangan...ahhhh!"

Teriakan keras melengking dari wanita itu menggema di seluruh ruangan kamar. Tidak peduli bagaimana keras tangisan dan permohonannya, namun pria di atasnya tanpa perasaan, seperti hewan buas yang sedang melahap mangsa favorit-nya dan tidak akan berhenti sebelum puas melahap habis makanannya.

Entah berapa lama proses menyakitkan itu berakhir. Dia seperti akan benar-benar mati, dengan sedikit kesadarannya telah sepenuhnya menghilang dan penuh kegelapan.

"...mommy..."

Namun, tiba-tiba saja terdengar suara kecil memanggil yang begitu ajaibnya berhasil mengembalikan sedikit kesadarannya. 

Siapa? Siapa yang memanggil? Suara siapa? Pikirnya terus bertanya-tanya.

Suara kecil itu semakin lama terdengar semakin kencang di telinganya saat terus berteriak memanggilnya "Mommy!" dan bahkan terasa sedang mengguncang tubuhnya, hingga pada akhirnya, dia pun membuka mata lebar-lebar.

Jantungnya berdetak sangat kencang. Tubuhnya bergetar hebat dan butiran-butiran keringat membasahi wajahnya yang cantik.

Memasuki pandangannya, bukanlah ruangan gelap gulita yang menakutkan seperti sebelumnya lagi. Melainkan langit-langit ruangan yang terang benderang. Dan, saat pikirannya masih agak ketakutan dan bingung, sesosok tubuh lembut kecil merayap naik ke tubuhnya dan memeluknya dengan penuh hangat sambil kembali memanggilnya "Mommy!"

Teriakan susu manis itu akhirnya membuat wanita itu sepenuhnya tersadar pada kenyataan. Ia menoleh ke samping dimana seorang gadis kecil secantik boneka masih menatapnya dengan mata bulat polos penuh kebingungan yang melembutkan hatinya.

wanita cantik itu tersenyum penuh cinta, dan memeluk putrinya erat.

Ya! Gadis kecil di tangannya adalah putrinya. Nyawanya. Satu-satunya keluarga yang dia miliki. Putri yang telah dilahirkannya dengan penuh pengorbanan dan air mata setelah apa yang terjadi di mimpi buruk 5 tahun yang lalu.

Benar! Mimpi buruk! 

Dia, Naira Wijaya, biasa di panggil Nay. Seorang desainer berbakat sekaligus pemilik merek fashionnya sendiri bernama "Lyn".  Selama 25 tahun kehidupnya, dia hanya memiliki satu-satunya mimpi buruk dan ketakutan terbesarnya yang seperti telah menyatu di tulangnya, dan  selalu menghantui selama 5 tahun. 

Bagi Nay mimpi buruk itu tidak hanya telah menghancurkan hidupnya, merusak psikologisnya, memberinya trauma besar dan sangat ingin dia lupakan. Namun dari mimpi buruk itu jugalah, dia kini bisa memegang hartanya yang paling berharga dan kado terindah dari segala penderitaan di hidupnya yaitu putrinya, Liyana Wijaya.

Untuk Nay, putrinya dan "Lyn" seperti nyawanya sendiri.

Untuk menciptakan "Lyn" hingga menjadi salah satu merek fashion terkenal saat ini bukanlah jalan yang mudah bagi Nay. Derasnya hujan dan badai menerpa telah dia hadapi. Sambil membesarkan putrinya, Nay berjuang keras selangkah demi selangkah meraih mimpinya menjadi desainer top dan membawa "Lyn" ke puncak dunia fashion.

Meski kehidupan begitu sulit, Nay hampir tidak pernah mengeluh sedikit pun. Demi putrinya, dia selalu siap menghadang badai apapun yang akan datang.

Cinta Satu MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang