11 - Mike Menolak

56 3 0
                                    

"Aku tidak akan menikahinya!"

Setelah kalimat itu Mike ucapkan dengan gaya acuh tak acuhya, semua orang seketika terdiam menatapnya dengan mata terkejut dan tak percaya.

Bahkan Laura yang sudah pernah mendengar penolakan kejam Mike saat di mobil sebelumnya, masih tidak bisa menahan untuk tidak sedih dan kecewa.

Tubuhnya bergetar. Wajahnya pucat, dengan kedua mata memerah berkaca-kaca. Laura terus menggigit keras bibirnya, mencoba menahan gejolak emosi di hatinya, bahkan dia bisa merasakan rasa logam darah menyebar dimulutnya.

Bagaimana mungkin?

Beberapa saat lalu, Laura masih sangat percaya diri karena memiliki dukungan keluarga dan pria tua itu. Dia sangat yakin jika Mike tidak akan menolak perintah kakeknya begitu saja, seperti sikap patuhnya selama ini. Atau setidaknya Mike akan menjawab untuk mempertimbangkannya.

Tapi apa sekarang? Mike tetap menolak!

"K-kau...apa maksudmu tidak akan menikahinya?" tanya kakek setelah kembali dari keterkejutannya.

Wajah pria tua itu sangat gelap. Dia menatap Mike dengan mata melotot tajam, tampak sangat marah.

Namun, disinilah Mike, tokoh utama yang membuat masalah itu tampak sangat tenang dari awal sampai akhir. Bersikap seperti apa yang sedang terjadi didepannya sama sekali tidak berhubungan dengannya.

"Tidak peduli berapa kali lagi harus aku katakan, jawabanku tetap sama," ucap Mike menatap lurus pada mata kakeknya, lalu lanjut berkata tegas tanpa perasaan, "Aku tidak akan menikahinya! Tidak akan pernah!"

BRAKKK!

"KURANG AJAR!"

Pria tua itu tidak lagi menahan amarahnya yang membara. Langsung membanting tangan keriputnya yang masih sangat kuat ke atas meja, membuat meja itu bergetar dan bersuara keras.

Segala sesuatu yang ada diatas meja langsung berserakan berantakan. Air teh di dalam semua cangkir porselen juga tumpah, bahkan ada satu cangkir yang sampai terlempar dari meja dan jatuh pecah ke lantai.

Semua orang kecuali Mike langsung sangat ketakutan.

"Butler Ted!" panggil Mike tiba-tiba, lalu berkata, "Bawa nona Elena pergi dulu dari sini!" titahnya dengan suara dingin.

"Baik tuan!"

Butler Ted yang masih bergetar ketakutan, namun juga tidak berani tidak mematuhi perintah tuan muda kejam ini. Dia lalu segera menghampiri Elena dan membawa gadis kecil itu pergi meninggalkan ruangan utama.

Setelah beberapa saat butler dan Elena tidak terlihat...

Mike menatap tenang wajah marah kakeknya, lalu berkata, "Dokter Chu melaporkan padaku hasil pemeriksaan kesehatanmu minggu lalu, dan dia mengatakan tekanan darahmu cukup tinggi. Kakek, sebaiknya kau jangan terlalu emosi. Kesehatan buruk akan mengurangi umur!"

Nada bicaranya sangat datar seperti hanya membicarakan cuaca.

Semua orang pun terdiam menatapnya.

"Apa kau menyumpahiku mati?" tanya pria tua itu dengan suara tingginya.

"Apa aku mengatakannya?" tanya balik Mike tampak polos.

Jelas dia hanya mengatakan yang sebenarnya. Dengan baik mengingatkan kakeknya untuk lebih memperhatikan bahaya emosi bagi kesehatannya.

Bagian mana dari perkataannya yang menyumpahi kematian?

"Hah!" Kakek mendenguskan nafas berat

Pria tua itu merasa akan semakin emosi dan menjadi gila jika terus menerus berhadapan dengan cucunya yang sombong namun pintar bermain kata.

Cinta Satu MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang