8. ABJ - Menikah Karena Keadaan 2

6 1 0
                                    

"Hallo! Segera ke Villa. Sekarang!" ucap saya terburu-buru.

...

Arjun tak lama datang ke Villa kami. Ia juga begitu gusar. Selama 5 menit tak ada yang memulai pembicaraan.

Sebelum Arjun datang anak buah Juragan Karno sudah memberi 3 pakaian untuk saya, Diva, dan Nila.

Benar saja. Ini bukan pakaian biasa. Terlihat seperti pakaian khas dan warnanya serba putih.

"Bagaimana menurutmu?" tanya saya pada Arjun.

"Saya punya satu pemikiran, tapi apakah Mbak-Mbaknya mau menerima?" jawabnya.

"Apa? Katakan saja," ujar Nila.

"Saya tidak berdaya untuk membantu kalian ke luar dari desa karena seluruh wilayah sudah dijaga oleh anak buah Juragan Karno."

"Lalu?" desak saya.

"Sebaiknya Mbak-Mbaknya segera hubungi pasangan Mbak. Segera hubungi pacar Mbak dan suruh datang ke sini dengan alasan ingin menjemput kalian," saran Arjun.

"Apakah itu bisa?" tanya Diva.

"Kalau begitu aku akan menghubungi Nino," ujar Nila cepat.

"Iya aku juga. Semoga Dimas bisa segera ke sini," lanjut Diva.

"Mbak Anjani bagaimana?" tanya Arjun pada saya.

Baik Arjun, Diva dan Nila menatapku. Diva dan Nila juga tak pernah saya ceritakan masalah pribadi saya. Mereka pun tak pernah bertanya.

"Kalian saja dulu. Saya akan berpikir dulu siapa yang akan saya hubungi," kata saya tetap tenang.

"Acaranya akan dimulai siang ini tepat pukul 12.00. Informan saya memberitahukannya. Sungguh, jika saya bisa membantu saya akan membantu. Tapi saya tidak bisa, hanya ini yang bisa saya lakukan."

"Dimas bisa. Dia sedang di perjalanan," kata Diva.

"Iya, Nino juga," sambung Nina.

"Apa tidak ada jalan lain selain menikah?" tanya saya pada Arjun.

"Tidak ada Mbak. Saya sudah mencoba cara lain dulu, namun saya malah gagal menyelamatkan kekasih saya sendiri karena terluka akibat dikeroyok."

"Anjani? Bagaimana denganmu? Hubungi siapa saja. Bilang kalau ini mendesak. Urusan nanti biarlah diurus belakang. Kita harus ke luar dari desa ini bagaimana pun caranya," ujar Nila.

"Saya tidak punya siapa pun yang bisa dihubungi untuk menjadi calon suami saya," ucap lemah saya.

"Astaga. Bagaimana ini. Benar tidak ada satu pun?" Diva bertanya kembali.

"Tidak ada."

"Mbak?" intrupsi Arjun tiba-tiba.

"Ya? Kenapa Arjun?" jawab Nila.

"Apa Mbak Anjani tidak keberatan jika..."

"Jika?" tanya saya.

Aku Bertemu JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang