1. ABJ - Sportifitas Cinta

6 1 0
                                    

- Cerita pertama ini fiksi -

Hai, Assalamualaikum aku Devisa Rukhayah Sativa. Baru saja menyelesaikan S1 ku, dan kesibukanku sekarang adalah mengajar di salah satu sekolah Negeri pada kota besar di Indonesia.

Ini kisah versiku bertemu jodoh diperlombaan.

Hari ini cerah, dan banyak sekali orang-orang sedang berolahraga dan bersenda gurau.
Dan aku tersadar bahwa aku sedang mengikuti sebuah perlombaan, mengambil seperti air dan ada seperti zombie yang harus kami matikan dengan air tersebut. Tak ada unsur kepaksaan. Aku mengikuti acara itu. Entah itu perlombaan ini seperti apa. Itu hanya seperti permainan yang berhadiah. Yang akhirnya akan mendapat hadiah berupa beasiswa sekolah Doktor (S2) dan Profesor (S3).

Dengan penuh niat dan semangat aku ikut. Aku bertahan hingga final. Dan aku tak tau akan hanya 6 orang yang bertahan dan itu dapat dihitung sebagai 3 pasang. Satu pasang secara alami sudah terbentuk. Teman kami sepertinya sudah menjadi sepasang karna mereka cinlok ternyata dan mereka ga peduli akan menang lagi karna sudah dimabuk cinta.

Jadilah kami disini tinggal 4 orang dan harus menyesuaikan diri memilih pasangan kami masing-masing. Wahh, saat yang seperti ini aku gugup dan selalu insecure. Aku tak secantik dia sebut saja Nada, tak sepintar dia pula. Kami berkumpul ber4 hari ini, untuk membicarakan niat dan kebutuhan kami akan hidup, dan semoga bisa membantu kami untuk menentukan pada siapa kami akan berpasangan, dan jujur akan adakah rasa ketertarikan satu sama lain.
Hasilnya kami memang murni ingin berkompetisi dan belum ada rasa yang berbeda, waktu kami tinggal 2 Hari lagi di acara ini. Dua laki-laki yang berlomba dengan kami sebut saja mereka Daus dan Usfan. Kami memang seumuran tapi pencapaian di hidup kami berbeda. Ada yang menjadi guru sepertiku, Nada yang saat ini dosen, Usfan pegawai Negeri dan Daus pengusaha kuliner. Juara 1 adalah paket profesor dan kami sepakat juara ini untuk Nada dan pasangannya nanti. Dan aku juara 2 dengan hadiah paket beasiswa untuk Doktor huaa senangnya. Tapi ternyata disini lah konflik terjadi, bukan antara aku dan Nada tapi Daus dan Usfan.

Mereka diam-diam selalu berdebat dalam batin mereka tentang tidak kecocokan ini. Pasangan yang sementara terbentuk adalah Aku dengan Usfan dan Nada dengan Daus. Niatnya selepas Dzuhur keputusan ini akan diserahkan pada panitia lomba sebagai pendataan. Namun, kejadian tak terduga terjadi hasil dari perdebatan Usfan dan Daus. Kini mereka berani menawarkan sebuah perubahan pada kami para Hawa dengan satu alasan, yaitu rasa.

Hal tak terduga terjadi ketika ternyata Daus dan Usfan ingin mengubah pasangan mereka. Kalau ditanya siapa yang sudah aku pilih sepertinya condong ke Usfan kenapa? Karna ya aku kagum aja gitu, dia sopan orangnya, baik dan gigih. Bukan maksudnya Daus ga begitu yah, tapi Usfan ini lebih kalem bisa dibilang begitu.

Suatu waktu aku ingin sholat dan Usfan menawarkan untuk solat berjamaah.
Catatan yah ini lokasinya jauh dari masjid dan musholah jadi kami disediakan satu ruang untuk jadi musholah tempat kami beribadah selama di sini. Aku bilang pada Usfan bahwa kan tidak boleh 2 orang yang bukan mahrim solat berjamaah dan hanya 2 orang saja, dan dia mengatakan bahwa akan ada orang lagi dan memintaku untuk tetap bersiap saja.

Sampainya kami diruang solat dan bersiap, Daus datang. Wahh aku tak percaya bahwa ada Daus di sini. Yang ku tau semenjak acara ini dimulai Daus tak pernah ku jumpai di tempat ini. Alhamdulillah dia sudah bertaubat hehe dan mungkin sedang berusaha meminta doa agar dilancarkan di perlombaan ini. Solat pun kami mulai dengan Usfan sebagai imamnya, aku tak ingat waktu itu Nada dimana mungkin dia solat di penginapan. Selesai kami solat aku merasakan keadaan jadi tegang dan tak enak aku yang masih duduk berdoa tak menyangka ternyata 2 laki-laki ini masih menunggu ku selesai berdoa, dengan raut yang serius mereka terlihat seperti ingin membicarakan sesuatu.

"Alhamdulillah bisa sholat berjamaah di sini." Kataku.
"Tetap di sini Dev, ada yang ingin kami bicarakan" Kata Usfan.
"Jadi begini, memang peraturan lomba mengharuskan kita untuk membentuk 2 pasang dan dipertemuan sebelumnya kita sepakat bahwa Nada yang akan jadi pemenangnya, tapi apakah kamu ikhlas?" Ucap Usfan.
"Kita sudah sepakat kan, dan aku juga memang hanya butuh beasiswa Doktor dan aku belum kepikiran untuk sampai Profesor, ayolah kalian ini kenapa" Dengan mantap dan ceria aku menjawab mereka.
"kami jujur tidak mengejar 2 2nya Dev. Juara 1 atau 2. Tapi yang jadi permasalahan kami, kami sepertinya tidak lagi kompetitif dan menjadi terbawa suasana. Yah lebih jelasnya gini, Usfan ada rasa dengan Nada." Jelas Daus.
"Benarkah itu Usfan? Wah pasangan lomba ku bukan pasangan hatiku ternyata" Jawabku dengan sedikit canda.
"Dan sebaliknya Dev, Daus ada rasa terhadapmu. Bagaimana ini? Pembahasan kita sebelumnya tidak seperti ini, maafkan kami" Jelas Usfan.
"Masih ada waktu untuk membicarakannya lagi dengan Nada, aku sendiri yaa bebas saja" ucapku.
"Dev, kamu tidak kecewakan tidak jadi berpasangan dengan Usfan? Usfan lebih segalanya dari aku" Ucap Daus.
"Apanya yang harus dikecewakan, tidak ada" jelasku.
"Jujur Dev, kamu memang mengharapkan Usfan kan?" Tanya Daus.
"Yaa memang iyaa, tapi yasudahlah kenyamanan dalam tim akan lebih baik kan. Aku di sini ga bisa egois, sama juga dengan kalian." Jawabku.
"Baik, jadi kita hanya perlu tau jawaban dari Nada tentang perubahan ini." Ucap Usfan.

Keadaan tidak terduga lagi terjadi. Aku sudah kagum dengan Usfan dan harus rela berubah pasangan dan tidak berpasangan dengannya. Hasil akhirnya Nada setuju dengan perubahan ini dan jadilah aku di sini berkompetisi dengan Daus.
"Kamu gapapa kan? Yah ga diduga ternyata hari ini kamu sama aku kompetisinya" Ucap Daus.
"Hidup memang penuh kejutan bukan, kita udah ada di titik ini aja kejutan kan. Gapapa ko dengan siapa pun, yang penting tujuannya sama berkompetisi dengan baik dan menyelesaikan nya dengan baik pula" ucapku.
"Ini yang buat aku penasaran dan tertarik sama kamu, awalnya kamu jutek, cuek, dan pas kenal lebih deket lagi kamu bawel dan peduli sesama banget yah ternyata" Ucap Daus.
"Wahaha bawel, iya sih ya gitu deh. Karna bagi aku juga, siapa juga yang baru kenal udah langsung mau dengerin ke bawelan terpendam aku ini" jelasku.
"Iya juga sih bener, prinsip yang unik. Berati kita cuma harus mengimbangi dan membiarkan mereka lebih berusaha dibanding kita kan Dev?" jawab Daus.
"Yaps benar, semangat Suad haha"
"Wah ngapa dibalik dah nama saya" jawab Daus

Perlombaan final dimulai....
Dan takdir Allah memang Nada dan Usfan sangat gigih meraih juara 1 itu. Sedangkan aku dengan Daus hanya menikmati saat-saat terakhir dari perlombaan final ini dengan seksama, lucu memang dan ternyata perubahan yang tak terduga ini memang sudah diatur Allah karna memang kami masing-masing sefrekuensi dan satu pemikiran. Banyak kenangan diperlombaan ini dari awal hingga final ini, tawa, semangat, lelah, marah, geram dan lainnya. Wahh pasti jadi pengalaman yang akan aku kenang sepanjang masa hidupku.

Setelah tiga bulan berlalu, aku dapat kabar beserta surat undangan nih. Tak terduga lagi, ada nama Nada dan Usfan di atas sana. Rahasia Allah akan jodoh terjawab sudah untuk mereka dan untukku juga yang awalnya sangat mengagumi Usfan, astagfirullah sekarang dia calon suami orang lain ternyata. Ternyata selepas lomba mereka taaruf dan besok mereka akan menghalalkan hubungan mereka sebelum mereka secara bersama akan menjalani pendidikan S3 nya, biar halal yah hehe.

Setelah 2 tahun lebih berlalu..

Pasti ada yang tanya gimana hubungan aku sama Daus. Kita sama-sama fokus kuliah S2 selama ini. Tapi ada juga ko yang spesial, kalau Usfan Nada sudah nikah. Kami juga sudah bertunangan, ea sombong. Tapi memang masih kalah jauh sama Usfan Nada yah. Kami memang komitmen untuk menyelesaikan studi dulu ceritanya. Memang ya satu frekuensi, capaian kami sudah cukup dan inshaallah sudah semua yang kami doakan terwujud berkat berkah dan bantuan Allah di tahun ini. Lulus diawal tahun, pertengahan tahun menyelesaikan pembuatan rumah untuk orang tua kami masing-masing, dan aku menyekolahkan adikku. Dan kini sedang menantikan penyelesaian rumah masa depan kami bersama anak-anak kami nanti. Target akhir tahun ini inshaallah adalah niat dan impian kami yang terakhir di tahun ini yah, karna masih banyak impian kami yang bisa dibilang hampir-hampir sama. Yaitu niatan kami menuju jalan yang lebih serius dengan menautkan cinta tulus kami dengan ikatan suci pernikahan. Menyempurnakan agama kami, menemukan masing-masing bagian dari diri kami yang kami cari selama ini sebagai tulang punggung dan tulang rusuk, inshaallah takdir dan jalan Allah tak pernah salah. Walau dengan jalan yang tak terduga kami dipertemukan dengan tak biasa, pada akhirnya kami di sini.

Masih dengan rasa yang sama, saling menghargai, menghormati dan menjalin cinta yang terus bertasbih atas nama Allah. Kami masih sama-sama belajar untuk terus berada di jalan Allah hingga sampai nanti kami dipisahkan oleh maut atas kehendak Allah akan hidup kami. Semoga akan terus begitu, walau akan ada badai menerjang dan ombak besar menghantam, pautan tangan kami semoga tak terlepas dan makin kuat setiap harinya.

Memang benar kata pepatah bahwa dicintai lebih baik daripada mencintai. Sehingga kita dengan perlahan mencintai diri sendiri dahulu baru belajar mencintai seseorang dengan cintanya pada kita.

Semoga yang patah segera sembuh
Semoga yang layu segera merekah
Semoga yang putus asa segera bangkit
Semoga hal yang baik selalu datang pada kita

~dari aku yang masih menunggu seseorang yang mencintaiku dengan segala kurang dari diriku (Gadisawo)~

Aku Bertemu JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang