10. ABJ - Perjodohan 2

1 0 0
                                    

.
.
Entah kemana jiwaku melayang
.
.

"Alinea?"

"Baiklah.."

"Alhamdulillah semua dilancarkan. Papa senang kamu mau menerima Alvaro"

Hah? Apa? Kenapa kata itu yang keluar dari mulutku??

"Alhamdulillah, terimakasih Al kamu mau menerima saya."

Alvaro begitu bahagia. Benarkah? Ada apa semua ini? Apa maksud dari perkataan Varo sebelumnya?

Varo pamit pulang dari rumah kami. Ia bilang bahwa jika tak ada halangan ia akan kembali pekan depan bersama keluarganya untuk secara resmi melamarku.

Aku masih bingung, diam tanpa bahasa.

Otakku masih menalar semua yang terjadi hari ini.

"Nak?" panggil ibu seraya menepuk bahuku pelan.

"Ya, bu?" sahutku.

"Kamu baik-baik saja? Kamu bahagia?"

"Entahlah, aku masih perlu waktu untuk menalar semua yang terjadi hari ini bu."

"Alvaro adalah anak yang baik. Ibu mengenal anak itu sedari ia kecil. Papa dan ayahnya berteman baik, maka tidak mungkin keduanya bersepakat mempersatukan kalian jika satu di antara kalian tidak pantas bersanding," jelas ibu.

"Semoga..."

...

Seusai membersihkan diri dan menunaikan ibadah langkah kakiku menuntunku untuk berdiri di balkon kamarku menatap langit. Hanya ada dua bintang di sana. Langitnya tak terlalu indah dan juga tak terlalu gelap.

'notifikasi' ponselku berbunyi.

Tak lama, ponselku berdering.

Nomor siapa ini? Malam-malam begini?

Aku coba mengangkatnya.

"Assalamualaikum," suara laki-laki di sana.

"Benar ini nomor Alinea?" sambungnya lagi.

"Halo? Apa salah nomor ya?" tuturnya kebingungan.

"Waalaikumsalam, ya ini Alinea."

"Syukurlah, aku kira salah nomor."

"Halo? Al?" panggilnya lagi.

Aku benar-benar tak fokus, bahkan hanya sedang bertelpon dengannya.

"Maaf mengganggu kamu. Kalau begitu aku tutup saja telponnya," kata Varo.

"Tidak. Ada apa?" jawabku singkat.

"Bahkan aku bingung harus memanggilmu apa. Aku sangat membosankan, bukan?" tambahku melantur.

Varo tertawa ringan, "Aku tidak masalah dipanggil apapun olehmu. Jangan memikirkan usia dan keluarga kita saat kita hanya berdua. Kamu boleh mengatakan jika tak nyaman denganku. Jangan berkata begitu, aku tak merasa bosan sama sekali. Aku sudah pernah bilangkan, aku ingin lebih mengenalmu," tuturnya panjang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Bertemu JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang