Her day.

1.9K 454 48
                                    


Detik jam menyapa telinga saat sepasang kelopak mata itu terbuka dan menampilkan manik semerah darah. Rasa pening samar-samar terasa, membuatnya malas membuka mata, ia kembali menutup indra penglihatannya.

Hangat. Sesuatu melingkar erat di pinggang, sesekali mengusap lembut perutnya yang naik turun teratur karna bernapas. Tangan sebelah kirinya terangkat meraba sesuatu hangat itu lalu menggenggamnya, menebak benda apakah itu tanpa melihatnya.

"Apa ini..?" gumamnya sambil menggeliat pelan.

Nafas terasa menyapu ubun-ubun, lalu sebuah wangi tercium, sangat familiar.

"Goo?" [Name] terbangun melirik seseorang yang kini tidur sambil memeluknya erat dari samping.

Wajah damai tanpa emosi tepat beberapa sentimeter di depan miliknya, gadis itu mengerjap, sedikit terpana melihat pemuda itu tenang tanpa ada aura dingin di sekitarnya. Meski sudah banyak kali [Name] menghadapi situasi seperti sekarang, namun jantungnya tak pernah terbiasa.

"G-gila.." tangannya tergerak memberi jarak wajah pemuda itu dari hadapannya lalu tubuhnya memberontak kecil mengusik agar kedua lengan kekar si pirang itu terlepas dari pinggangnya.

Bukannya terlepas, Goo malah terbangun dan tambah mengeratkan pelukan. "Ngapain sih..? Tidur!" [Name] tergencet, wajahnya terbenam di dada pemuda itu, tangan kirinya mengepal kemudian memukul pelan perut berotot pemuda itu yang bertelanjang dada.

"Panas! Lepasin!" tubuhnya terasa basah dan lengket.

Huuft~

Sudut bibir sang gadis berkedut kesal saat ubun-ubunnya terasa ditiup beberapa kali oleh nafas hangat, tak membantu sama sekali menghilangkan rasa gerah!

"Panas, Goo!!" [Name] menghentak-hentakkan kakinya.

"Tapi aku kedinginan.." Goo mengusap-usap punggung [Name] yang terlapisi kaos dan basah oleh keringat.

'Bagus, demamnya turun.'

Merasa suhu tubuh gadis itu kembali normal.

"Panas!" rengek [Name], "Badanku berkeringat parah!"

"Tidak apa-apa.. itu hanya keringat."

"Risih, sialan!"

Grep!

Cup!

"Biarkan keringatmu keluar, itu bagus."

Plak!

"Jangan cium-cium!" [Name] mengusap kasar dahinya, bekas kecupan Goo, laki-laki itu terkekeh.

Cup!

Cup!

Cup!

"Berhenti!!!"

Cup!

•••

"Ah~! Segarnya~!"

[Name] mendesah lega saat tubuhnya terasa segar setelah mandi. Rambutnya setengah basah sengaja tak dikeringkan karna terasa dingin. Ia memejamkan mata merasakan tubuhnya kembali ringan.

Tuk!

"Aww!!" sebuah sentilan maut mengenai dahi, membuat sang manik merah membuka mata lalu mengusap daerah di wajahnya yang terasa nyeri.

"Kubilang jangan mandi dulu!" sosok tinggi berkacamata berkacak pinggang melototinya tajam, siapa lagi kalau bukan Kim Jung Goo.

[Name] menyipitkan mata tak terima, "Kau tidak lihat penampilanku sebelum mandi tadi?! Sudah seperti gembel!"

Dengan sorot kesal Goo mengulurkan tangan memegang dahi gadis itu, merasakan suhunya yang nampaknya naik lagi.

"Naik lagi kan..!" geramnya.

[Name] mengerjap lalu menyentuh dahinya sendiri, "Apa? Tidak kok, aku baik-baik saja. Sudah sembuh! Lihat nih!" melompat-lompat kecil sebagai bukti.

"Sudah, berhenti! Nanti kau malah jatuh!" omel Goo. Wajahnya tak seperti biasa, nampak suram. [Name] menyadarinya, sikap kekanakan pemuda itu tak keluar sejak ia bangun dan bertatap muka dengannya tadi pagi, meski hanya dengan menyapa dan menyelipkan beberapa kalimat godaan ringan.

"Goo, kau baik-baik saja? Kau terlihat murung," ujar gadis itu tiba-tiba.

Kedua manik berbeda warna itu bertubrukan, pemilik masing-masing saling memandang dengan sorot berbeda.

"Kenapa?" Goo menaikkan sebelah alisnya.

Dengan kikuk [Name] menggeleng, "Tidak jadi-"

"Jangan lakukan hal-hal yang membuatmu sakit," Goo menarik bahu [Name] tiba-tiba, mendekatkan padanya, "Aku tak menyukainya."

"Ya, tentu saja. Siapa sih yang mau sakit?" ucap [Name] sambil menepuk pipi sahabatnya itu.

Goo mendengus lalu mengeluarkan senyumnya, tangannya terulur mengusap lembut surai [Name] masih sedikit basah, matanya menatap lembut gadis itu seolah hidupnya benar-benar terpaku hanya untuknya, begitu memuja.

"[Name]."

[Name] menaikkan sebelah alisnya, bingung kenapa Goo menatapnya begitu lekat, walau pemuda itu selalu begitu.

"Tanjōbiomedetō, imōto!"

"Huh?"

Be Mine! [Jung Goo X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang