Dua jari jempol menari dengan lihai di atas layar ponsel, mengetik huruf demi huruf menjadi sebuah kalimat. Bibirnya yang terbalut lip gloss tipis beberapa kali berkedut, menggumamkan sesuatu dengan sangat pelan.Jam menunjukkan pukul dimana sore telah menjelang, para burung terbang bersama-sama di sekitar awan menuju sarang masing-masing. Restoran mulai sepi karna sebentar lagi tutup, tersisa beberapa pelanggan yang masih menikmati sajian sedap di hadapan mereka, hari ini bangunan bernuansa vintage itu tak buka hingga tengah malam seperti biasa karna ada sebuah halangan kecil untuk buka sampai larut.
“[Name], kau tak pulang?”
[Name] hampir terjatuh jika ia tak menyeimbangkan punggungnya yang menyandar pada kulkas dua pintu di belakangnya, gadis dengan surai dikuncir kuda itu menoleh kaget ke arah suara.
“Camilla?! Ada apa?” masih dengan raut kaget, [Name] berkata.
“Kau tidak pulang?” Camilla menaruh kain serbet di tangannya ke atas meja, lalu mendudukkan dirinya di atas sebuah kursi plastik yang menganggur di samping kompor tak jauh dari kulkas berada, “Kau? Kau tidak pulang?” tanya balik [Name].
Camilla menghendikan bahunya, “Aku ikut Edward.”
“Loh? Kalian–” [Name] tersenyum-senyum sambil menunjuk Camilla jahil, “Sudah–”
“Heh! Tidak!” Camilla melotot, “Kebetulan saja Edward sedang menginap di rumah temannya, rumah temannya itu melewati rumahku.”
[Name] mengerjapkan matanya lalu mendesah kecewa, “Yah..”
Ting!
Camilla mengipasi wajahnya dengan sebuah nampan, melirik gerak-gerik [Name] mengotak-atik ponsel di tangannya, gadis itu nampak kesal.
Han Seok Jin : Jadi kau belum menikah kan?
[Full Name] : Belum
[Full Name] : Aku tidak akan menikah dengan siapapun
[Name] mendengus lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku, membatin dalam hati, ‘Bagaimana aku mau menikah? Tipe suamiku saja tidak manusiawi.’
Lalu dahinya mengernyit, mengingat awal topik yang dibicarakan dengan mantan crushnya itu hingga mengingat tipe suami.
[Han Seok Jin] : Aku tidak tahu jika kau sudah menikah, selamat ya, [Name]! Aku turut berbahagia <3
[Name] memijit pelipisnya, bergumam lirih menggerutui nama seseorang yang pasti dalang dari hal ini, “Goo sialan..”
•••
“Halo, kau Kim Ju–”
Ctak–!
Tepisan kasar dilayangkan pada sebuah tangan yang tanpa aba-aba terulur hendak mengusap surai pirang miliknya.
“Kau jalangnya pria bangka itu?”
Raut shock terpatri saat mendengar kalimat tak pantas keluar dari bibir laki-laki yang berumur belum genap sepuluh tahun itu. Maniknya bahkan sampai bergetar untuk beberapa saat, mencoba mengontrol diri agar tak terpancing amarah.
“Bukan,” dengan lembut ia mengeluarkan suara, “Berapa umurmu?”
“Jangan sok dekat.” Tekannya dengan sorot jijik.
‘Tidak apa-apa. Demi dia!’
Seutas senyum manis menghiasi wajah, meski hati teras perih mengingat semua hal yang dilontarkan anak kecil di hadapannya merupakan fakta, “Kau kelas berapa? Kau sudah SD?” tanyanya, tak menyerah melakukan pendekatan.
“Menyingkir!”
“Kau minus jauh ya?”
“Kubilang tidak usah sok dekat!”
“Perkenalkan, namaku [Mom's Name]. Aku akan segera jadi ibumu–”
“URUSAI!”
•••
“Halo, ada apa?”
“Kau baik-baik saja?”
“Maksudmu? Aku baik-baik saja, ada apa?” kerutan halus menghiasi dahi, sedotan susu kotak di mulutnya digigit pelan.
“Apa kau merasa tidak enak badan?”
“Nope.” Jawabnya santai sambil berjalan pelan kearah kulkas, “Kau berharap aku sakit?”
“Siapa bilang?!”
Kekehan lembut keluar, tangan kiri milik gadis bersurai hitam itu terulur mengambil sebuah kue terang bulan di dalam kulkas lalu memakannya, mengunyah tak menghentikan aktivitas menelponnya.
“Nanti.. aku akan mampir sebentar. Kau mau kubawakan apa?”
“Um..? Hm..” berpikir sejenak dengan mulut penuh, sebelum menjawab ia menyeruput sekotak susunya hingga habis, “Apa saja.”
“Kebab?”
“Ya, boleh.”
“Hanya itu?”
“Itu saja,” melirik ke bawah, tepatnya kearah perut, “Aku sedang dalam program diet.”
Tawa renyah mengalun di sebrang, membuat decakan kesal keluar dari bibir tipisnya.
“Kau tak mau menu baru spesial–”
“No! Hanya kebab!”
“Alraight– Hei! Watch your step, dude!” terdengar samar-samar teriakan tak terima lalu sebuah gerutuan, “I'll be home at 9 PM.”
“Okay~ tak perlu buru-buru.”
“Å bientöt, Ma chérie!”
“Hm.”
Lagi-lagi bahasa asing yang tak ia ketahui, iya kan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine! [Jung Goo X Reader]
Fanfiction17+ Terjebak friend zone itu tak enak! Dan Kim Jung Goo mengalaminya! Pemuda dengan julukan psikopat pirang itu mencintai sahabat karibnya sendiri, sudah sejak sangat lama, masa-masa dimana awal persahabatannya dengan gadis cantik itu terjalin. Hing...