Cologne

1.7K 384 10
                                    


SWUUUUUUNG~

Angin panas menerpa helaian rambut hitam setengah basah itu hingga membuatnya kering hanya dengan membutuhkan waktu lima menit. Sang empu kemudian mematikan hair dryer lalu menyambar sebuah sisir di atas meja dan merapikan surainya menjadi satu kemudian mengucirnya menjadi satu. Decakan kagum dilontarkan saat menatap penampilannya lewat pantulan cermin.

“Who's the prettiest girl in this fucking world?” mengedipkan sebelah matanya genit lalu menjawab pertanyaannya sendiri dengan nada penuh kepercayaan diri, “Me!” tak buruk juga mengenakan eyeliner.

Klek!

“Ohayou, Darling~!”

[Name], gadis itu menatap pintu kamarnya yang baru kemarin dipasang terbuka lewat pantulan cermin di hadapannya, tanpa menoleh kearah suara ia dapat mengetahui siapa pemilik suara barusan.

“Apa?”

“Kau sudah mau berangkat?”

[Name] mengangguk, ia beralih dari meja riasnya ke arah lemari, mengambil sebuah jaket, di luar langit nampak mendung. Udara di luar pasti dingin karna hujan tak lama lagi mengguyur bumi.

Manik merah [Name] bergulir menatap gerak-gerik pemilik bahu lebar itu mengotak-atik alat-alat riasnya di atas tempatnya berada. Sambil memasukkan satu-persatu tangannya ke dalam lengan jaket, ia berjalan mendekati pemuda itu.

“Hm~ wangi~”

“Jangan kau mainin, Goo!” larang [Name], melihat pemuda itu sedang bermain dengan parfum yang baru dibelinya beberapa hari lalu, menyenggol bahunya yang sedang menyemprotkan dua kali parfum itu ke lehernya.

[Name] merebut botol kecil berisi cairan berwarna ungu itu lalu menaruhnya kembali ke tempat semula.

Goo menggosok lehernya yang wangi parfum baru gadisnya itu dengan dua jari lalu mengulurkan tangannya ganti menggosok leher [Name] lembut, dengan dahi berkerut gadis itu menatap bingung Goo.

“It smells so good.”

“What are you doing?” menepis lembut jemari kasarnya, [Name] menatap Goo kembali menggosok lehernya sendiri sambil tersenyum penuh arti.

“I'm wearing your cologne.”

•••

Di dalam sebuah ruangan penuh dengan tumpukan kardus, kini dua orang sedang saling beradu kekuatan, memandang masing-masing dengan sorot sengit.

“Cih! Kemari kau! Kubuat kau tak bisa merasakan udara besok pagi!” ucapnya sambil meludah darah ke samping.

“Kekeke~ akan kuhancurkan dua bola matamu!” mengusap sudut bibir yang sedikit terkoyak.

SRET–

Klek–!

Bunyi pintu terbuka membuat kegiatan baku hantam ronde dua itu tertunda, seseorang masuk lalu mendudukkan dirinya dengan santai di atas sebuah tumpukan kardus rendah. Menatap malas dua orang dengan wajah penuh lumuran darah di hadapan.

“Kalian berkelahi terus..” menyugar surai pink nya kebelakang lalu menatap sekitar, “Pak Chairman memanggil kalian.”

“Ah~ malas sekali!”

“Cih! Kali ini kau selamat, keparat!”

“Nyenyenye~ terserah! Laki-laki harus mengalah~ aku mengalah~”

“APA, SIALAN–?!”

DG, dibalik kacamata hitamnya, sepasang maniknya menyipit malas. Mulutnya tertutup rapat. Menghelakan nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan, dahinya tiba-tiba mencuram saat indra penciumannya yang tajam menangkap sebuah wewangian yang rata-rata digunakan perempuan, hangat dan manis.

“Tadi ada cewek ke sini?”

“Huh?” Park Jong Gun, sepasang manik putihnya bergulir, kepalanya menggeleng.

DG mengedarkan pandangannya kesekitar, tiba-tiba tengkuknya merinding, mengingat sosok yang akhir-akhir ini kembali menerornya. Jangan-jangan, orang itu sedang ada di sekitarnya?!

“Kau kenapa?” Goo memakai kembali jas mahalnya, mendekati pemuda bersurai pink itu.

DG menggeleng, “Tidak, aku hanya–” tunggu? Wanginya semakin pekat? Sepasang netranya menatap Goo tajam, saat pemilik surai pirang itu berdiri tepat di hadapannya dengan raut polos.

“Kau–”

“Kenapa?”

“Pakai parfum cewek ya?”

Be Mine! [Jung Goo X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang