Plak!“Aduh!”
[Name] beranjak dari atas pangkuan Jung Goo, dengan kaku mendudukkan dirinya di tempat semula, menatap lurus televisi yang sedang menyala sambil menahan nafas. Samar-samar rona merah muncul di pipi gadis bersurai hitam sebahu itu, dan sayang sekali tak disadari si biang.
“Pulang sana!” usirnya sambil menarik celana yang dikenakan, terasa sedikit longgar.
“Nanti! Toh, masih jam berapa sih–? Masih jam delapan tuh.”
Pemuda itu menyandarkan punggungnya kebelakang lalu melakukan sedikit peregangan otot, menghelakan nafas panjang saat bunyi nyaring tulang masuk ke telinga.
“Hujan badai diperkirakan akan terjadi besok hari oleh badan peramal cuaca–”
Bruk!
[Name] dan Goo menoleh bersamaan kearah suara, pintu depan. Mereka saling melempar tatapan tanda tanya, berpikir suara apa yang didengar keduanya barusan, terdengar seperti benturan antara dua benda keras.
“Cek sana!” ucap Goo.
[Name] melotot, pemuda itu menyilangkan kakinya lalu menyengir, “Kenapa tidak kau saja!” tak terima.
“Kalau hantu bagaimana–”
Plak!
“Aduh–!”
“Matamu!” [Name] melempar death-glare, “Jangan bikin aku parno ya, sialan!” mencoba positive thinking saat jantung berdetak tak karuan karna takut, [Name] mendudukkan dirinya lebih dekat pada sahabatnya.
“Ya sudah jangan dibuka, biarkan saja..” bisik Goo menambah aura horor, [Name] mengangguk polos.
Dug!
“AAAKKHHHH!!”
“KENAPA?!” kaget Goo, secara tiba-tiba [Name] memekik ketakutan. Niatnya mengambil kesempatan memeluk gadis itu dari samping gagal karna kaget.
[Name] benar-benar parno. Tak sengaja kaki gadis itu menyenggol pelan kaki meja, dan langsung saja ia berteriak. Bayangan-bayangan horor mulai mengotori otak gadis galak itu, yang notabennya kini hanyalah gadis penakut.
“SHIBAL!” bentak [Name] pada meja tak bersalah di depannya, “Sial! Jantungku hampir copot gara-gara kau!”
Goo melongo, menatap meja di depannya bingung, “Kau sudah gila, [Name]? Ngomong sama meja?”
[Name] menaikkan kedua kakinya ke atas sofa, gadis itu meraih bantal lalu dijadikan tameng sisi kanannya, sisi kiri sudah ada Jung Goo.
“Goo, cerita sesuatu yang lucu dong~!” ucap [Name] dengan nada sedikit bergetar, ia ingin mengubah suasana horor saat ini menjadi seperti semula, normal.
“Hah? Cerita apa?” dengan sengaja, Goo mengerjai [Name]. Sedikit menggeser duduknya menjauh dari gadis itu, lalu dengan panik [Name] mendekatinya, menghapus jarak di antara keduanya.
“Jangan jauh-jauh!” bentak [Name] menggampar wajah psikopat pirang itu dengan bantal di sisi kirinya.
Goo tertawa, pemuda itu sangat merasa terhibur melihat raut panik gadis pujaannya, “Awas loh, [Name]! Sisi kirimu–!”
JDUG!
“IBU!!!”
Karma. Rahang tegas dihantam kuat dahi mulus tanpa aba-aba. [Name] memeluk erat leher Goo lalu menenggelamkan wajahnya di dada pemuda itu, merapalkan segala macam do'a yang diingat, do'a makan pun ikut disebut. Sedangkan Jung Goo, pemuda itu meringis kesakitan, rahang dan pahanya berdenyut nyeri. Untuk paha, tadi [Name] tak sengaja menggencetnya dengan lutut karna panik, didukung berat badan gadis itu, damage pun bertambah.
‘Untung gigiku tidak ada yang patah.’ Batinnya sambil mengabsen gigi di dalam mulut menggunakan lidah.
“Goo, antar aku pipis yuk?” mengumpat keras di dalam hati, di saat-saat seperti ini kenapa kantung kemihnya tidak bisa diajak kompromi.
“Heh~?”
“CABUL TAHU WAKTU YA, BODOH!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine! [Jung Goo X Reader]
Fanfiction17+ Terjebak friend zone itu tak enak! Dan Kim Jung Goo mengalaminya! Pemuda dengan julukan psikopat pirang itu mencintai sahabat karibnya sendiri, sudah sejak sangat lama, masa-masa dimana awal persahabatannya dengan gadis cantik itu terjalin. Hing...