Menangis

436 63 5
                                    

Sudah 1 bulan semenjak kematian kedua orangtua Shirou, dan ia pun harus mengurus pemakaman kedua orangtuanya tersebut. Walaupun tubuh mereka dipenuhi luka tetapi Shirou melihat bahwa kedua orangtuanya mempunya wajah yang tersenyum, yang membuat Shirou merasa lebih tertekan karena tidak tahu harus berbuat apa setelah kematian orangtuanya.

Shirou berencana lulus lebih awal di akademi ninja untuk mencari pengalaman bertarung dan membalas dendam atas kematian kedua orangtuanya tetapi ditolak oleh Hokage kedua dan atas desakan Tsunade untuk membantu pulih Shirou dari masa kesuramannya, Tsunade pun meminta kakeknya untuk mencari cara agar Shirou dapat ceria seperti sedia kala.

Dengan hal tersebut, sudah pasti Nidaime menolak kelulusan awal Shirou dan mencoba mengajarinya teknik pedang. Tapi yang tak disangka Nidaime adalah kenjutsu atau keahlian pedang shirou sudah termasuk level master sehingga ia pun mulai mencoba batas shirou dengan mencoba mengajarinya dalam seni fisik dan kekuatan fisik Shirou pun bukanlah hal yang boleh dianggap remeh bagi anak berumur 6 tahun.

Pada akhirnya setelah mencoba batas kemampuan dari Shirou, Nidaime pun mulai mengajarinya konsep ninjutsu ruang dan waktu, yang mana seni petir terbang atau hiraishin merupakan salah satu ninjutsu terbaik nidaime.

Dan Shiro yang sedang mendengar konsep ninjutsu ruang dan waktu pun mulai dengan sungguh-sungguh mendengarkan pelajaran dari nidaime.

Sejujurnya Shirou telah memikirkan gaya bertarungnya selama waktu kecil, yang mana ia dapat memanfaatkan analisis dan duplikatnya ke level yang mirip dengan Gilgamesh di seri Fate.

Sayangnya karena keterbatasan chakra dan kurangya pengetahuan ninjutsu ruang dan waktu membuat Shiro mengubur gaya bertarung yang ia inginkan.

Dan akhirnya Shirou pun mendapat kesempatan untuk memperbarui gaya bertarung klasiknya, dimana sekarang ia akan lebih fokus untuk menggunakan senjata duplikatnya untuk menyerang musuh.

Setahun berikutnya pun, Shirou habiskan dengan belajar di akademi dan Nidaime pun banyak membantu Shirou untuk lebih menguasai teknik-teknik yang dapat diajarkan selain hiarashin.

Shirou pun akhirnya kenal dengan para murid asli hokage kedua seperti, Hiruzan Sarutobi, Homura Mitakado, Koharu Utatane dan pengawal nidaime seperti, Shimura Danzo, Kagami Uchiha, dan Akimichi Torifu.

Walaupun jarang berbincang dengan mereka, Shirou pernah mencoba bertarung dengan Hiruzen yang mana kemampuan 5 elemen chakranya memang merepotkan.

Shirou pun mengakui bahwa Hiruzen memang layak menjadi hokage ketiga dimasa mendatang.

"Shirou!!! ", terdengar suara loli Tsunade yang sedang berjalan membawa bekal untuk Shirou makan dimalam hari.

Semenjak wafatnya kedua orangtuanya, Shirou mulai jarang berinteraksi dengan teman sebayanya hanya Tsunade yang terus menerus mengganggu Shiro disetiap kesempatan dan Tsunade pun hampir tiap hari datang ke rumah Shirou untuk menyiapkan makan malam.

Walaupun Tsunade tidak pernah mengatakan alasannya melakukan hal tersebut, Shirou cukup paham dengan pemikiran Tsunade yang telah kehilangan orang yang dicintainya.

Karena Shirou tidak mempunyai keluarga lain dipihak ayah dan ibunya maka ia pun terpaksa mulai menggunakan tabungan yang ditinggalkan keluarganya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Shirou.

Walaupun masih anak-anak, bagaimanapun shiro sudah berjiwa dewasa sehingga ia pun mulai mangatur keuangan nya sendiri agar cukup hingga ia lulus akademi.

Nidaime pun membantu keuangan keluarga Shirou dengan mengirimkan bantuan dana setiap bulannya.

"Hah", Shirou hanya bisa menghela nafas atas kedatangan Tsunade di tempat latihannya.

Walaupun Shirou tidak pernah terbuka ke Tsunade sekarang tetapi Shirou tahu bahwa keinginan Tsunade yang sebenarnya.

Shirou sebenarnya merasa berterimakasih kepada dukungan yang diberikan Tsunade ketika masa-masa suramnya.

Tanpa Tsunade mungkin Nidaime tidak pernah mengajari kemampuan atau teknik-teknik terlarangnya ke Shirou yang membuat Shirou sangat bersyukur atas adanya dukungan dari Tsunade.

"Ayo kita pulang ke rumah Shirou! hari ini nenek memasak hidangan spesialnya ", Ucap Tsunade sambil mendekati Shirou yang baru saja berlatih.

Walaupun Tsunade tidak pernah mengatakannya, ia cukup menyukai penampilan Shiro yang berambut emas dan bermata merah.

Setiap kali Tsunade melihat Shirou berkeringat dan membasahi pakaiannya, entah kenapa Tsunade selalu merasa jantungnya berdebar-debar.

Bagaimanapun Shirou tidak melihat keadaan Tsunade, shirou mulai mengambil handuk yang ia bawa dan menggosokan handuk tersebut ke wajahnya.

"Baiklah Tsunade, aku akan datang ke rumahmu malam ini tapi aku harus menyiapkan diri teelebih dahulu di rumahku untuk mandi", ucap Shiro santai

" Benarkah? Kalau begitu jangan lupakan hal tersebut, Shirou! ", ucap Tsunade dengan nyaring

" Ok ok, hime-sama", ucap shirou malas

"Shirou! ", geram Tsuande

Tsunade tidak pernah menyukai julukannya karena ia merasa jauh dari teman sebayanya.

" Hahaha", Shirou pun mulai berlari ke rumahnya dan bersiap untuk pergi ke rumah Tsunade.

Gilgamesh In Naruto WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang