Setelah menunggu 5 tahun, akhirnya adik Tsunade, Nawaki Senju lulus dari akademi.
Ketika Shirou mengutarakan niatnya kepada Tsunade untuk menjadi guru bagi adiknya ia pun langsung menyetujuinya.
Tsunade tahu bahwasanya Shirou merupakan seorang yang mahir dalam pendidikan seorang siswa.
Buktinya Shirou sekarang telah menjadi salah satu guru terfavorit di setiap kelas akademi.
"Tentu saja, aku mengizinkannya", kata Tsunade dengan bangga.
Sepertinya Tsunade juga senang dengan kelulusan adiknya.
Walaupun ia tidak diperbolehkan mengajari langsung adiknya sebagai guru dan murid, seridaknya ia masih percaya bahwa Shirou akan menjaga adiknya disetiap misi yang akan datang.
Sambil bersyukur atas permintaannya yang diterima, Shirou pun mulai mengambil sebuah kalung yang pernah dipasang oleh Tsunade untuk dirinya.
"Aku akan menghadiahkan ini pada adikmu", kata Shirou dengan tenag sambil menyerahkan kembali kalung yang diberikan Tsunade.
" Ini.... ", Tsunade pun ragu-ragu karena ia juga ingin memberikan hadiah yang bagus kepada adiknya tetapi ia tidak dapat memikirkan nya.
" Terimalah, ia lebih berhak menggunakan kalung tersebut daripada diriku", kata Shirou sambil tersenyum kecil.
Walupun Shirou tidak pernah mengalami kejadian yang mengejutkan dengan kalung tersebut tetapi ia juga mempunyai perasaan yang mendalam terhadap kalung itu karena itu telah menemaninya sepanjang hidupnya dan dapat mengingatkannya terhadap orang-orang yang ia cintai.
"Terima kasih Shirou", kata Tsunade sambil tersenyum masam melihat kalung tersebut harus dikembalikan oleh Shirou.
Setelah memikirkannya Tsunade pun mendapat ide dan membawa Shirou ke sebuah toko perhiasan dipinggir jalan konoha.
Shirou yang bingung dengan arah tujuan mereka berjalan pun harus mengikuti Tsunade dengan patuh.
"Kemana kita akan pergi Tsunade?", tanya Shirou sambil berjalan berdampingan dengan Tsunade.
Tsunade tidak menjawab tetapi hanya memegang tangan Shirou dan membawanya ke sebuah toko perhiasan terkenal di konoha.
" Ini?", Shirou tak bisa berkata apa-apa ketika ia melihat Tsunade membawa dirinya ke sebuah toko perhiasan.
Tsunade pun masuk dengan sedikit malu diwajahnya dan tetap menarik dirinya masuk bersama Shirou.
"Selamat datang", kata seorang lenjual tersebut.
" Apakah ada yang bisa saya bantu?", tanya penjual itu ramah.
"Kami ingin mencari cincing pasangan", kata Tsunade dengan berani.
Shirou hanya bisa terperengah atas keberanian Tsunade.
" Tsunade, apakah kau yakin ingin membeli cincin pasangan?", tanya Shirou tidak yakin.
Walaupun bisa dikatakan mereka sangat dekat tetapi sebenarnya Shirou dan Tsunade hanya pernah berpegangn tangan sampai sekarang.
Shirou tidak berani mengambil langkah ke depan karena ia cukup menikmati Tsunade yang selalu berinisiatif membawa Shirou untuk berjalan-jalan.
Juga Shirou mempunyai rencananya sendiri untuk melamar Tsunade dikemudian harinya.
Tsunade hanya mengangguk sambil masih memegang tangan Shirou dengan sedikit kemerahan diwajahnya.
"Hohoho", penjual tersebut hanya bisa tertawa kecil ketika melihat pasangan didepannya yang bertingkah imut.
Dengan anggukan Tsunade, Shirou pun tak lagi ragu untuk memilih cincin mereka.
Sambil melihat-lihat perhiasan yang dipajang ditoko tersebut, Shirou dan Tsunade pun telah memutuskan untuk membeli sebuah cincin perak biasa dengan meminta nama mereka untuk diukir di kedua cincin tersebut.
Setelah selesai mereka pun meminta penjual tersebut untuk menjadikannya sebuah kalung dan menggantungkan cincin mereka dikalung tersebut.
Sambil melihat kalung mereka masing-masing, Shirou pun membeli sebuah kotak untuk kalung Nawaki nantinya yang akan diberikan oleh Tsunade.
Sambil berjalan keluar dari toko perhiasan tadi, Shirou membawa Tsunade ke atas tebing monumen hokage.
"Tsunade", kata Shirou dengan tegas sambil memegang kedua tangan Tsunade setelah sampai di puncak tebing monumen hokage.
Tsunade yang mendengar Shirou memanggil namanya pun ikut gugup apalagi ketika Shirou memegang kedua tangannya.
"Ada apa Shirou?", kata Tsunade lembut dengan sedikit kemerahan di wajahnya.
" Aku mencintaimu", kata Shirou dengan tegas sambil menatap kedua mata Tsunade.
Tsunade yang mendengar hal tersebut pun sedikit linglung karena sebenarnya ia tak mengharapkan Shirou begitu blak-blakan menyatakan cintanya setelah sekian lama.
"Apakah kau ingin menjadi kekasihku, Tsunade?", kata Shirou dengan lembut sambil memegang tangan Tsunade yang lembut dan indah.
Tsunade yang telah mendengar hal terbut lun tak lagi ragu-ragu dan menjawab.
" Tentu saja Shirou", kata Tsunade dengan tersenyum indah sambil mulai menangis.
"Eh?", Shirou pun kebingungan dengan reaksi Tsunade tapi ia pun mulai mencoba menghapus air matanya dengan sapu tangan yang selalu ia bawa dalam tas ninjanya.
" Bodoh", kata Tsunade sambil mengambil sapu tangan tersebut dari Shirou.
Pada akhirnya setelah menangis, Tsunade pun perlahan mengatur hatinya.
"Aku juga mencintaimu, Shirou", kata Tsunade tiba-tiba sambil menghapus air mata terakhir nya.
Setelah sambil memandang, kedua kekasih itu pun mulai saling berciuman dan matahari terbenam di atas tebing hokage pun menampilkan siluet mereka yang telah mengungkapkan isi hati mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gilgamesh In Naruto World
FanfictionKetika seorang translaver menyeberang ke dunia naruto dengan templete Gilgamesh dari seri FATE. Shirou bangun dari tidurnya dan menemukan bahwa tubuhnya menjadi balita sehingga ia pun panik dan mulai menangis karena mulutnya yang tidak bisa bicara...