SATU

213 66 37
                                    

Jangan lupa vote dan komen di setiap part nya yah.

Selamat membaca

Hari semakin menjelang sore banyak orang yang berlalu lalang di dekat taman dan banyak sepasang kekasih pula yang sedang berkencan, mereka semua tampak bahagia dan menikmati indahnya senja di sore hari.

Tapi tidak untuk seorang gadis yang sedang duduk di kursi taman, nampak sekali kalau gadis itu sedang bersedih tapi dia tidak menangis.
Dia sedang mengobati wajahnya yang lebam-lebam, tadi dia mampir ke apotik untuk beli obat di dekat taman itu.

Selesai mengobati wajahnya gadis itu menatap langit senja yang indah.

"vanya kangen ibu." ujar gadis itu lirih. matanya berkaca-kaca tapi tidak menangis

ya, gadis itu bernama Vanya Ameliano.

vanya langsung beranjak dari duduknya menuju motor miliknya yang ia parkirkan di dekat taman itu.

Vanya bergegas menuju rumah sakit untuk menemui ibunya yang di rawat.

maksud dari rumah sakit, bukan rumah sakit biasa melainkan rumah sakit jiwa. Ibunya vanya di rawat di sana karna ada sedikit gangguan jiwa.

Sesampainya di rumah sakit, vanya langsung menuju kamar ibunya.

"ibu". Panggil vanya yang sudah ada di kamar ibunya.

Karna merasa terpanggil mira langsung menoleh ke arah suara.

"eh vanya, kamu disini? Sini sayang". Ucap mira sambil tersenyum lebar.

Vanya menghampiri ibunya dan duduk dikursi samping brankar.

"ibu apa kabar". ucap vanya

"ibu baik-baik aja, tapi... Muka kamu kenapa?" ucap mira sambil mengusap wajah anak nya.

mendengar ibunya bertanya vanya langsung memegangi wajahnya.
"aku gak apa-apa kok bu". Ujar vanya, dia tidak ingin ibunya khawatir.

"kamu di pukulin lagi sama ayah kamu?"

Vanya terdiam tidak menjawab, vanya hanya bisa tersenyum kecut. dia kembali mengingat kejadian malam dan siang tadi

Di malam harinya

Vanya berada di kamarnya, dia sedang tidur. Tiba-tiba merasa haus dan pergi ke dapur untuk minum air.

BRAAk!!

Vanya terlonjak kaget dan menoleh kearah pintu.
"Ayah?". Gumam vanya

yang menggebrak pintu itu ternyata ayahnya yang pulang-pulang dengan keadaan mabuk berat.

dia adalah Brama Liano ayahnya vanya. Brama seorang yang pemabuk,suka berjudi dan tempramental.

Brama menghampiri vanya dengan langkah yang luntang-lantung.

"heh anak sialan, gara-gara lo gue jadi kalah judi, gue jadi rugi banyak".

"kenapa jadi nyalahin aku sih yah, itu salh ayah sendiri yang kalah judi". Ucap vanya emosi karna tidak terima di salahkan oleh ayahnya.

PLAAKK!!

Brama menampar vanya.
"berani banget lo, inget lo itu anak pembawa sial"

BRUK

Tidak hanya menamrpar brama juga menendang perut sang anak.

"ahh... Awww" ringis vanya karna perutnya di tendang dan tubunya ambruk di lantai terhantam tembok.

Bughh
Bugghh

"ayah stop, sakit yah" mohon vanya. Ayahnya terus-terusan memukuli wajah anaknya.

Mhmd AlwiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang