Haii, Jangan lupa vote dan komennya yah😀
*****
2 hari sebelum pernikahan...
Setelah dari taman danau bersama alwi, vanya memutuskan pulang ke rumah dengan di antar oleh laki-laki itu. Sebenarnya, vanya malas pulang ke rumah pasti ia akan berhadapan kembali dengan ayahnya yang tempramental itu. Tapi sudahlah, vanya benar-benar lelah sekarang, ia ingin cepat-cepat istirahat
Vanya berada di depan pintu, sebelum masuk ia berdoa semoga saja ayahnya tidak di rumah. Ia menghela napas panjang.
Saat membuka pintu dan-
Damn...
"dari mana aja kamu, hah?" bentak brama. Ternyata ayahnya itu sengaja menunggu vanya pulang. Ia sudah mengambil ancang-ancang memukuli anaknya bahkan ia membawa cambukan jika saja anaknya itu kembali kurang ajar.
"nemenin ibu." bohongnya. Karna tidak mungkin vanya mengatakan yang sebenarnya.
"sini kamu." brama menyeret dengan mencengkram tangan vanya, lalu brama menghempaskan cengkramanya sehingga vanya jatuh terduduk di lantai.
"apa lagi sih, yah." ucap vanya putus asa dengan sikap ayahnya itu.
"pembicaraan kita belum selesai soal kamu nikah." ucap brama.
"belum selesai gimana?, aku akan segera menikah dan ayah gak usah ganggu aku lagi sama ibu." ucapnya dengan sorot mata tajam ke ayahnya itu.
Plakk
"anak gak tau di untung, kalau bukan ayah yang ngurusin mungkin kamu jadi gelandangan, justru ibu kamu yang udah buang kamu karna dia GILA." cecar brama dengan menekan kan kata 'gila'.
"jangan menghina ibu kayak gitu." sargah vanya, ia tak terima ibunya di hina-hina seperti itu.
"terserah yang penting ayah gak ngerestuin kamh nikah." mutlak brama.
"gak peduli, aku tetep bakalan nikah." ucap vanya tersulut emosi.
Sbett
Sbett (anggap suara cambukan)Cambukan itu berhasil mendarat di punggung vanya. Ayahnya itu tidak main-main dengan cambukanya.
"sshhh..." ringis vanya terasa nyeri di punggungnya. Ah mungkin cuman lebam-lebam jadi tidak begitu menyakitkan.
Brama berjongkok mengsejajarkan dirinya dengan vanya lalu ia mencengkram tengkuk anaknya itu. "oke kalau kamu mau menikah, tapi.. Ibu kamu bakalan mati." ancamnya.
Vanya melototkan matanya, ia tak menyangka dengan ayahnya ini. Ada apa dengan laki-laki dihadapanya itu? Benar-benar gila.
"jangan sentuh ibu, lewatin aku dulu kalau ayah bisa." ucapnya tersulut emosi.Brama berdecih pelan. "ingat kejadian tahun lalu? Ayah gak pernah main-main."
Vanya kembali mengingat kejadian tahun lalu. Vanya tidak mau kejadian itu terulang lagi, sjak saat itu vanya selalu menuruti ayahnya ia takut ayahnya bakalan melakukan hal gila lagi.
"sebenarnya apa mau ayah sih, hah?" ucap vanya pasrah dengan ayahny itu.
Brama berpikir sejenak. " ayah bakalan ngerestuin pernikahan kamu, asal dengan satu syarat." ujar brama memberi syarat.
"apa?"
"kamu harus kasih ayah uang setiap bulan, kalau enggak kamu bakalan tau akibatnya." ucap brama dengan ancamanya.
*****
Setelah acara pernikahan selesai, sepasang suami istri itu pindahan ke rumah barunya, rumah yang di pakai mahar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mhmd Alwi
Fiksi Remaja⚠️FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Seorang gadis yang bernama vanya ameliano. Ia seorang gadis tomboy, ketus, judes dan galak yang hobinya balapan bersama anggota Gang READROS, vanya ikut balapan bukan berarti ingin mencari kesenangan tapi jika ia m...