Part 3

240 52 32
                                    

"Unrequited love is a ridiculous state, and it makes those in it behave ridiculously." ― Cassandra Clare



📚📚📚


"Kau sudah melihatnya? Astaga kau benar Suez! Jisoo hamil di volume terbarunya! Omo! Apakah kau adalah cenayang, huh?" gadis A menyambar pembicaraan siang itu. Mereka asyik menikmati kudapan istirahat makan siang sembari menggosipi volume terbaru dari seri Unrequited.

"Penulisnya sendiri yang memberikanku spoiler." katanya bangga. Melirik dengan hati-hati ke arah meja yang terletak di sudut kantin. Di sana Taehyung sedang menikmati lunchnya. Diam-diam mendengarkan pembicaraan Suzy dan teman-temannya.

Dia tak menyadari sedari tadi Suzy mengamatinya dengan senyum samar yang tak juga pupus.

"Jadi benar kau datang ke fanmeeting itu huh?"

Suzy mengangguk ringan, menarik sebotol jus dan meneguknya. Mata almondnya itu tak kuasa mengunci Taehyung yang saat ini tersipu malu dengan kedua telinga yang memerah.

Suzy ingin tertawa. Tapi ditahannya mati-matian. Ia semakin ingin menjahili pria polos itu.

"Aku bahkan sudah bertemu dengan penulisnya. Astaga-naga, kalian pasti tak akan menyangka."

"Hah, kenapa?" semua kompak bertanya antusias. Suzy yang melihat Taehyung semakin mempertajam telinganya membuatnya tak tahan untuk tak menggigit bibirnya.

"Kalian tahu? Penulisnya itu terlihat sangat tampan meskipun dia memakai topeng dan suaranya disamarkan. Aku yakin dia setampan idol-idol seperti BTS."

"Tapi bukankah pendeskripsian Hyungtae terlalu tidak masuk akal? Mungkin penulisnya seorang narsistik. Sadar tidak pria-pria tampan biasanya banyak yang narsistik." timpal gadis B sengit.

Suzy meringis pelan. Tertawa rendah.

"Narsistik adalah salah satu gejala psikopatik, kan?" gadis C menambahkan.

"Ah, aku baru ingat nama latin bunga bakung adalah Narcissus. Dan judul manhwanya adalah Unrequited. Tahu tidak bunga bakung bisa melambangkan cinta tak terbalas?" ujar gadis A bak filsuf.

"Kenapa kita malah men-judge dia psikopat. Dan jangan mengada-ngada soal bunga bakung! Kenapa kau malah membahasnya!" Suzy tertawa lepas. Lantas diliriknya Taehyung yang terburu-buru menghabiskan makanannya. Tampak ingin segera enyah dari sana. Sepertinya ia enggan mendengarkan orang lain membicarakan wataknya.

Padahal dia adalah seorang yang pemalu dan kurang percaya diri. Bagaimana bisa gadis-gadis tengik itu men-capnya sebagai psikopat?

Taehyung malah mencibir dalam hati. Bukankah kalian yang harusnya waspada pada gadis di samping kalian, huh? Dialah psikopat sebenarnya.

"Eh, kau lihat pria itu tidak?" gadis A menunjuk seorang pria yang baru saja keluar dari kantin. Membuat ketiga temannya yang lain menoleh ke arah pria yang dimaksud. Dia Park Jimin. Salah satu pria tampan yang banyak digandrungi gadis-gadis di sekolah itu. Banyak yang berasumsi jikalau sosoknya sangat persis dengan karakter Hyungtae. Terlalu sempurna.

"Ah Park Jimin. Pria yang sangat mendekati Hyungtae." jabar gadis C sembari menyerup jus apelnya santai.

"Kenapa kau berkata seperti itu? Bukankah penggambaran Hyungtae lebih mendekati Taehyung?" gadis B mendongak penasaran.

"Mungkin bukan sosoknya, lebih kepada kepopuleran dan karismanya." ujar gadis yang lainnya.

"Sadar atau tidak dia selalu terlihat mengikuti Kim Taehyung dari kelas kita kan?"

SWINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang