"Kondisi psikisnya menurun, traumanya kembali lagi."
Hyunsuk menghela napas panjang, menatap prihatin pada Doyoung yang kini duduk di hadapannya, menceritakan padanya tentang bagaimana kondisi Yedam sekarang.
Tadi— Doyoung tidak berhasil menenangkan Yedam. Tangisannya justru semakin kencang, sampai lelaki itu sesak napas, dan berakhir pingsan. Doyoung langsung membawanya kembali ke Rumah Sakit, tanpa peduli dengan niat awal mereka untuk pergi ke restoran.
"Tidak apa, Doyoung-ah. Selagi Dokter itu adalah kamu, Yedam pasti akan membaik dengan cepat." Ujarnya meyakinkan Doyoung.
"Apa menurutmu, aku ini Dokter yang baik untuk Yedam?" tanya Doyoung tiba-tiba.
"Tentu. Dari sekian banyak Dokter yang merawat Yedam sejak ia menjadi pasien di sini, hanya kamu yang berhasil memberikan banyak kemajuan untuk kondisinya." Jawab Hyunsuk tanpa keraguan sedikitpun.
"Tapi, bagaimana reaksi Dokter setelah tau cerita dibalik trauma yang Yedam punya?"
...
Doyoung selesai menceritakan semua kejadian 5 tahun lalu pada Hyunsuk. Mulai dari bagaimana Doyoung dan Haruto bisa saling mengenal, kecelakaan yang menimpa mereka, dan rasa bersalah Doyoung yang begitu besar sampai sekarang.
"Lalu ini semua adalah salahmu?"
Pertanyaan tersebut membuat Doyoung menatap Hyunsuk dengan sulit diartikan.
"Selama 5 tahun ini kamu hidup dalam rasa bersalah karena berpikir Haruto meninggal karena dirimu?!" tiba-tiba saja Hyunsuk naik pitam, Doyoung tersentak kaget karenanya. "Yak, bagaimana dirimu bisa mendapat IPK paling tinggi seangkatan waktu itu?!"
Doyoung menghela napas "Tidak usah mencaci maki diriku, hyung. Tolong jelaskan langsung ke inti. Aku tidak paham."
"Kejadian 5 tahun lalu itu, jelas bukan salahmu."
Doyoung terdiam.
"Itu adalah takdir, takdir yang tidak mungkin ditentang siapapun, termasuk dirimu."
"Lagipula kamu melakukan itu untuk menyelamatkan nyawamu 'kan?"
Doyoung mengangguk, kemudian menggeleng "Tapi kalau waktu itu aku membantu Haruto—"
"Kamu akan mati seperti dia dan kamu jelas sudah menentang takdir," potong Hyunsuk.
"Di saat Tuhan memberimu kesempatan untuk menyelamatkan nyawamu sendiri, tapi kamu justru menyia-nyiakan kesempatan itu."
"Yang kamu lakukan itu tidak salah. Kalau kamu bertanya kepada pada banyak orang apa yang akan mereka lakukan jika menjadi dirimu, mereka pasti menjawab akan melakukan hal yang sama sepertimu."
Tangan Hyunsuk terulur untuk menepuk-nepuk pundak Doyoung, lelaki yang sedari tadi menunduk itu akhirnya mengangkat kepala menatap dirinya. Hyunsuk tersenyum.
"Tuhan pasti punya alasan dibalik semua ini."
"Berdamailah dengan kenyataan. Rasa bersalah itu takkan bisa mengubah apapun yang sudah terjadi."
"Tuhan tidak pernah sembarangan mengatur takdir. Jadi, Tuhan pasti punya alasan dibalik semua ini."
Alasan lagi. Sebenarnya apa alasan itu?
"Bisa tolong beritahu alasan itu, hyung?" tanya Doyoung terdengar putus asa.
Hyunsuk menggeleng "Kamu harus mencari tau sendiri. Aku bukan Tuhan."
...
"Bagaimana, hyung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
painfully; dodam
Fiksi PenggemarTentang Bang Yedam; salah satu pasien di Rumah sakit jiwa dan Kim Doyoung; salah satu Dokter psikiater di sana. Dipertemukan bukan karena sebuah kebetulan antara seorang Dokter dan pasiennya, melainkan karena takdir kejam di masa lalu yang melibatk...