Bagian 5

115 8 0
                                    

Aqeela menepuk jidatnya pelan. Bisa - bisanya ia lupa dengan hal itu. Mungkin akibat banyak pikiran, atau apa.

"Oh iya sorry, gue hampir lupa. Terserah lo sih mau kapan. Soalnya gue gak sibuk-sibuk amat." Jawab aqeela acuh lalu meminum air putih yang tadi ia pesan.

"Sekarang gue free, di rumah lo aja." Ucap Rassya. Elora mengangguk setuju, melupakan satu hal yang paling penting dalam hidupnya.

Rassya bangkit dari duduknya, berniat pergi. Tapi langkahnya terhenti dan wajahnya berkedut menahan tawa saat matanya melihat gadis di depannya ini.

Wajahnya yang penuh keringat, ikatan Rambutnya yang mulai mengendur dan seragamnya yang tidak di kancing dibagian atas.

Oke, Rassya tidak bisa menahan tawanya untuk hal yang ini. Kali ini Rassya benar benar tertawa hingga matanya mengeluarkan air mata. Aqeela yang awalnya acuh, langsung memundurkan kursinya takut Rassya benar benar kerasukan.

"Rassya lo gak kerasukan kan?" Tanya aqeela polos sambil menggoyang - goyangkan tubuh Rassya. Rassya langsung berhenti tertawa dan menyentil dahi aqeela membuat perempuan itu sedikit meringis.

"Lo harus ngaca deh, sekarang liat penampilan lo." Ucap Rassya di sela-sela tawanya. Awalnya aqeela mengerutkan dahinya bingung dengan perkataan Rassya. Tapi akhirnya ia melihat penampilannya dari atas sampai bawah.

Mata aqeela sukses melotot. Ya ampun, ia lupa mengancing bajunya kembali saat tadi membukanya karena gerah. Untung saja ia memakai baju dobel hingga Rassya tidak melihat yang tidak tidak. Tapi tetap saja, karena hal ini harga dirinya merasa jatuh di depan Rassya.

Aqeela langsung berlari menuju toilet dengan wajah memerah menahan malu dan juga kesal.

Shit!

Aqeela mengerjap - ngerjapkan matanya pelan saat seseorang mengguncangkan badannya dengan sangat buruk membuat ia mau tak mau bangun. Saski-Orang yang membangunkannya nyengir lebar tidak berdosa.

Aqeela yang kesadarannya belum sepenuhnya pulih hanya diam dengan pandangan lurus. Tiba-tiba matanya melotot teringat akan sesuatu.

"Sas-"

"Tadi freeclass jadi lo tenang aja oke." Jawab saski cepat. Aqeela menghela nafas lega lalu membenarkan ikatan Rambutnya yang mulai mengendur karena tidur tadi. Anak anak Rambut yang tersisa, ia biarkan terurai.

"Qeel, anterin gue ke kantin ya. Perut gue udah minta pengen diisi." Ajak saski. Aqeela mengedarkan pandangannya lalu mengangguk. Lagipula hanya tersisa beberapa murid yang sedang membaca buku, sisanya sudah pergi keluar kelas entah kemana.

Sampai di kantin, aqeela dan saski mendapat bangku di pojok kantin. Setidaknya ia mendapatkan bangku yang kosong. Pikir aqeela.

"Lo tunggu sini, biar gue yang pesen." Ucap saski, lalu pergi memesan makanan. Aqeela sendiri memilih memainkan ponselnya melihat sosmed yang sudah lama tidak ia buka.

MENYERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang