chapter 21

1.1K 143 54
                                    

Yuji menatap kosong tempat tidur disebelah nya. Semenjak perkelahian dirinya bersama satoru, pemuda itu sudah tidak pernah tidur lagi di kamar mereka

Jangan kan tidur dikamar itu, berada di kamar itu pun saja tidak. Membiarkan yuji setiap harinya harus merasakan dingin tanpa ada nya hangat tubuh satoru

Tanganya menggapai tempat biasa dimana tubuh besar satoru berbaring. tempat itu sekarang begitu dingin, dan ranjang yang luas itu terasa semakin luas tanpa kehadiran satoru

Yuji memilih beranjak dan memakai jubah tidurnya. Dirinya berjalan mendekati jendela kamar sembari menatap rembulan dalam diam.

Sebuah suara tawa yang sama-sama berhasil memasuki pendengaran yuji. Ia menatap kebawah ke tempat dimana ia bisa melihat taman dan hutan kecil istana. Tampak surai putih dan surai hitam berlari dengan tangan yang saling menggenggam menghilang dibalik hutan kecil

"Ah, ternyata selama ini kau menghabiskan waktu dengan riko" Lagi dan lagi, satoru menyakiti hatinya

Ia benci dengan semua ini, kenapa Tuhan selalu memperlihatkan hal yang tidak ingin ia lihat. hancurnya hati yuji bahkan sudah tidak bisa mengeluarkan setetes air mata untuk kedua orang itu.

"Menyedihkan" Ditutupnys jendela kamar tersebut lalu yuji memutuskan untuk tidur, dirinya tidak bisa mendiami pekerjaan nya esok hari
.

.

Yuji berjalan keluar istana untuk mengecek keadaan rakyat nya. Hal ini sudah menjadi rutinitas nya setiap bulan

Hari dimana yuji bisa merasa sedikit ketenangan dan kenyamanan tanpa harus berkutat dengan tumpukan dokumen menyebalkan

Di istana dirinya tidak pernah berinteraksi dengan siapapun, pelayan pun juga membatasi interaksi nya dengan yuji. Terutama setelah beredar rumor mengenai bahwa posisi yuji akan tergantikan oleh riko, banyak pelayan yang mulai memandang rendah dirinya

Meski tidak begitu kelihatan, tapi yuji menyadari jelas akan hal itu. Dan momen ini adalah momen yang begitu ia tunggu-tunggu selama setiap bulan

"Halo yang mulia ratu" Yuji menoleh kepada sekumpulan anak-anak yang mendekati nya

"Halo kalian, kali ini apa yang kalian bawa" Pertanyaan itu ditunjukkan untuk keranjang yang selalu diberikan oleh para anak-anak padanya

"Yang mulia, aku belajar masak dengan mamaku untukmu" Ujar salah satu gadis dengan riang

"Benarkah? Apa itu?"

Gadis itu memberikan sebuah kue kering didalam toples "ini kue kering yang aku buat kemarin, dan rasanya begitu enakkkk sekali. Ini buat yang mulia"

"waahh cantik sekali kuenya. Terimakasih, pasti ini akan enak" Yuji menerima kue itu

"Yang mulia kali ini aku memberikan sebuah roti. Aku juga belajar dengan ayah ku kemarin"

"Sungguh? Hebat sekali. Terimakasih"

Dan hal itu terus berlanjut sampai tangan Yuji dipenuhi oleh bingkisan dari anak-anak. Sangat beragam dari makanan hingga aksesoris, Yuji menerima semua itu dengan bahagia

Semua orang memperhatikan interaksi mereka. Senyum dan tawa menghiasi wajah mereka melihat Yuji dan anak-anak. hal yang menggemaskan ketika melihat keakraban itu

Inilah alasan kenapa Yuji begitu menyukai kegiatan yang satu ini, Tapi Perjalanan nya masih belum selesai. Ia beberapa kali bertamu ke toko dan juga pedagang, bercengkrama serta memberikan saran kepada yang membutuhkan

Tak sedikit pula Yuji membantu rakyat kecil yang membutuhkan bantuan. Mulai dari membenarkan toko, membuatkan saluran air dari sungai, sampai membuat gerobak untuk mengangkat barang. Yuji akan menyanggupi itu bila rakyat nya memang tidak bisa melakukan nya

I'M NOT PERFECT✅(r18)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang