"Pertemuan itu takdir bukan? Tapi apakah Prolog dan Epolog di takdir kita akan sama juga?"
(Shena Gadistratsy)
24/1Ia menatap nanar handphone nya yang mati. Bukan mati sih, lebih tepatnya sengaja ia matikan dengan tidak men-charger handphone nya.
Bunda sama ayah nyariin gak yaa? Batin Shena.
"Heh buruan jadi gak?"
Teriakan itu membuat tersadar, ia bergegas memasukan handphone itu kedalam tasnya. "Bentar dong" sarkas Shena.
"Makan apa yaa?" tanya Shena pada dirinya sendiri. Ia bingung karena saat ini dihadapannya terlalu banyak penjual makanan.
"Apa bubur? Ehh aku kan gak suka bubur yahh" katanya sambil terkekeh.
"Seblak? Hmm" ucapnya terhenti.
"Tapi asam lambung aku kemarin naik, jadi gak boleh makan yang pedes dulu" lanjutnya membuat laki-laki di sampingnya menoleh.
Ribet sekali wahai makhluk bumi satu ini ya Tuhan, batin Arshan.
Arshan menghela nafas, "Jadi mau apa?".
"Hmm cilor? Tapi nanti badan aku melar gak yaa?" tanya Shena sambil melirik kearah Arshan.
"Kalau aku gendut kamu suka gak?" tanya Shena ngaco, membuat dirinya terkekeh geli sendiri.
Arshan tak habis pikir dengan gadis ini, ia menggeleng-gelengkan kepalanya, "Stres lo".
"Jawab dulu, kalau aku gendut kamu suka gak?" tanya nya lagi.
"Kalau misal nanti ak-"
"Mang mie ayam 2, yang satu pedes satunya enggak" potong Arshan mengalihkan topiknya Shena.
"Ishh" keluh Shena kesal.
Kenapa ia tadi tidak sadar jika berhenti di depan grobak mie ayam? Kan jadinya beli mie ayam pikirnya, bukan tidak suka hanya saja ia sedang tidak selera makan mie.
Mungkin dengan ditemani orang ganteng, mood makan mie ayam akan membaik, hal itu membuat dirinya terkekeh geli sendiri.
Dengan wajah cemberut, Shena mengikuti langkah Arshan menuju tempat duduk lesehan di pinggir taman kota. Udah ganteng sederhana banget lagi, adem liatnya yaallah, batin Shena.
Matanya senantiasa menatap Arshan. Rasanya tidak bosan menatap laki-laki ini. Merasa di perhatikan pula, Arshan menoleh kearahnya Shena. "Apa?"
"Apa?" tanya balik Shena.
"Lo yang natap gue duluan".
"Emang salah yaa?" ucap Shena, ia bergerak menopang pipinya menggunakan tangan kirinya.
"Salah" sarkas Argan agak ketus.
"Kata orang, menatap orang ganteng lama-lama di pagi hari dapat memperpanjang umur" jelasnya masih dengan posisi dagu yang di topang tangannya.
"Jadi gak salah dong, kalau aku mau umurku panjang. Dan kamu jangan larang aku yaa" jelasnya kembali pandangannya tak teralihkan dari laki-laki tampan di sampingnya.
Arshan laki-laki normal. Darahnya berdesir hebat karena ucapan Shena. Ia akui selalu mendadak ambigu setiap kali berbicara dengan gadis yang baru di kenalnya ini. Gue kenapa sih? Batin Arshan.
"Jadi?"
Dahinya berkerut, tidak mengerti dengan ucapan Shena. "Jadi apa?"
"Jadi dibolehin gak nih aku memperpanjang umur?" katanya sambil terus menatap Arshan.
Arshan terkekeh karena tingkah Shena, ia tak habis pikir dengannya. Ia mimpi apa sampai di pertemukan dengan manusia dengan tingkah random seperti Shena Gadistratsy?
Takdir macam apa ini, Tuhan?
"Kamu ketawa? Ganteng banget yaallah" ucapan Shena langsung membuat senyum Arshan hilang, wajahnya kembali datar tanpa ekspresi.
"Ishh lagi dong lagi" pintanya sambil menggoyang-goyangkan lengannya Arshan.
Tak lama setelah itu dua mangkuk mie ayam pun datang. Shena menatap sendu mie ayamnya miliknya, kemudian menatap mie ayam milik Arshan yang di taburi sambal. Kembali lagi beralih menatap mie ayam miliknya, tidak ada sambal di sana. Sepertinya lebih enak milik Arshan.
"Kok punya aku gak ada sambelnya?"
"Asam lambung" jawab Arshan di sela-sela makannya.
Mendapatin jawaban Arshan yang membuatnya sebal, ia beralih ingin mengambil sambal yang berada tepat di hadapannya Arshan.
Merasa tau situasi. Arshan tiba-tiba berdiri dan mengambil mangkuk sambal itu, membuat gadis di sampingnya ini tersenyum. Pasti Arshan akan mengambilkannya untuknya. Baik banget dehh, batin Shena.
Namun dugaannya salah. Mangkuk sambal yang Arshan ambil ternyata bukan untuk dirinya. Arshan malah sengaja memindahkan mangkuk sambal itu ke meja di sebelahnya.
"Gak ada sambal" ujar Arshan yang masih fokus dengan mie ayam miliknya.
Mau tak mau ia mesti memakannya. Mau bagaimana lagi kan? Bibirnya beerkomat-kamit.
"Lo ngapain?" tanya Arshan menatap Shena dengan seperti orang aneh.
"Berdoa"
"Ohh"
"Kamu gak berdoa yaa? Gak baik loh makan gak berdoa nanti makannya bareng setan" jelas Shena sambil mengaduk-aduk mie ayamnya agar tercampur.
"Kalau iya, lo setannya Shen" ucapnya sambil terkekeh.
"Ishh"
Melihat tingkah Shena membuatnya tersenyum geli. Rasanya ia tidak bosan dengan tingkah random Shena. Menggemaskan sekali baginya. Tanpa sadar ia pun mengelus halus pucuk rambut Shena.
"Iya boleh, cuman lo yang gue bolehin dan cuman lo yang gue izinin" ucap Arshan tiba-tiba.
Shena bingung, "boleh apa?"
"Lo mau memperpanjang umur kan?"
🐢
Part terpanjang kayanya hihiii❤❤
Salam
Ani Rodiani🐢
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHEN
Teen FictionApa takdir kita akan sama, sedangkan Tuhan kita saja berbeda? . . . Jika bertemu denganmu adalah sebuah kesalahan. Maka aku bersedia melakukan kesalahan itu berulang kali. . . . Say hay❤❤ Jangan bosen, jangan lupa mampir di ceritaku yang lainnya...