》Leuk vinden《

6 2 0
                                    

"Tentu dengan guru, tapi aku juga banyak belajar sendiri."

Cava mengamati lawan bicaranya dengan sangat baik, ia menyimak ucapannya sembari berfikir apa maksud dari ucapan Netvha.

Mata milik Cava berubah menjadi sendu, ia tertunduk mengamati tanah dan rumput disekitarnya. "Aku tak pernah belajar sendirian.."

"Pantas saja kamu tidak pintar."

Netvha adalah seorang putri dari negara sebelah, tidak jauh bahkan terbilang sangat dekat dengan perbatasan. Lahan mereka pun menyatu, sehingga siapapun yang berada diistana dapat kenegara sebelah tanpa harus pergi jauh-jauh. Inilah yang terjadi pada Cava dan Netvha, sejujurnya ada banyak pengawal serta ada sebuah tembok besar yang menjadi perbatasan jika dilihat dari atas, namun juga ada sebuah lahan kosong dekat aula yang tak sama sekali memiliki tembok, selain itu lahannya juga memiliki banyak pepohonan besar sehingga tak pernah ada yang pergi kesana.

Namun berbeda dengan Cava, ia justru sengaja mengikuti kupu-kupu hingga sampai diambang perbatasan tanpa disadari.

Istana mereka memang berjauhan, namun lahan latihan mereka berdekatan, inilah alasan mengapa Netvha berada disini. Netvha sendiri gemar berlatih kekuatannya, ia gemar membekukan sejumlah batuan dan dedauan menjadi kristal.

"Yang mulia, anda dimana?" Suara teriakan dari Imelda melengking ketelinga Cava, ia menoleh dan melihat Imelda sedang berjalan menuju ke arahnya.

"Hei, lihat bukan? Aku seorang pangeran, aku bersama dia disana."  Cava memamerkan ucapannya dan menunjuk kearah Imelda yang sibuk mengahalau berbagai rerumputan yang cukup tinggi dan dahan-dahan yang berjatuhan.

Manik mata Netvha menyala merubah warnanya menjadi silver dan terang dengan kilap-kilap disekitarnya. Ia mengarahkan telunjuknya kearah sebuah semak-semak dan munculah sebuah cahaya silver dari telunjuknya.

Cahaya itu memadatkan semak-semak itu dan mengubahnya menjadi sebuah kristal besar yang keras dan mengkilap. Kristal itu menutupi sebagian tubuh mereka sehingga tidak begitu terlihat dari arah pandang Imelda yang sedang sibuk mencari keberadaan Cava, Netvha tersenyum puas dan meniup ujung jarinya seperti seorang penembak handal.

Cava terperangah melihat semak-semak itu berubah, bibir nya sedikit terbuka dan matanya membelalak seraya menatap Netvha dan semak-semak itu secara bergantian. "Wah, berubah. Kenapa kamu merubahnya?"

Jika kerah baju milik Cava terbuka, disana akan nampak tanda simbol miliknya yang berkedip secara perlahan menunjukan warna biru dan merah secara bergantian, jika simbol itu berkedip tandanya Cava sedang senang dan dipenuhi oleh rasa penasaran yang tinggi. Namun sayang, Hera sengaja menutupi simbol dan kekuatan Cava untuk berjaga-jaga bila terjadi sesuatu.

"Ini keahlian ku, keren bukan? Sebenarnya aku tak boleh menggunakannya sembarangan tapi karena kita disini makanya kugunakan." Ia menjelaskan perlahan supaya Cava mudah mengerti.

Cava hanya mengangguk, walaupun ia tak begitu faham ucapan Netvha.

Netvha sedikit mendelik kearah Cava, dan mendekatkan wajahnya hingga berjarak 3cm dari wajah Cava, "Hei dengarkan, jika kamu sampai membocorkan hal ini kamu akan ku bekukan seperti kristal tadi! Ingat ya!"

Cava yang terkejut sontak meneguk air liurnya sendiri dan mengangguk-angguk cepat tanda ia akan diam dan tidak akan bercerita pada siapapun. Netvha puas melihat Cava yang terlihat ketakutan padanya, jujur saja tingkat kepuasan Netvha adalah melihat seseorang ketakutan seperti sebuah tikus padanya.

Netvha menjauhkan diri dan berbalik arah membelakangi Cava, ia memulai langkahnya meninggalkan Cava disana tat kala melihat Imelda semakin dekat dengan mereka. "Dadah! Kembalilah keistana mu, aku pamit dulu!"

-𝐂𝐫𝐨𝐰𝐧 𝐑𝐞𝐠𝐧𝐮𝐦-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang