》 blauw vuur《

6 3 0
                                        

maaf atas keterlambatannya, saya akan berusaha untuk secepat mungkin dalam mengupdate cerita kita.

terima kasih.

▪︎ ▪︎ ▪︎

Aneh, tak ada yang mengangkat kepala mereka setelah raja menjawab salam mereka. Mereka tetap menunduk diam ditempat tanpa ada sedikit pun tolehan dan suara.

"Kalian bisa mengangkat kepala kalian." Kaisar berkata.

Namun masih saja tak ada yang mengangkat kepalanya bahkan saat Kaisar sendiri yang menyuruh mereka. Crown prince tertidur nyenyak dalam pelukan sang Permaisuri, tubuh mungilnya terbalut kain putih bercorak kecoklatan dengan kalung lambang kekaisaran didadanya.

"Jika kalian tidak mau mengangkat kepala, biar saya yang mengantungnya diatap." Xavier mengancam.

Mendengar ancaman itu mereka serempak mengangkat kepala namun lagi-lagi tak ada yang mau menatap maupun melirik kearah Kaisar atau pun Permaisuri yang sedang menggendong sang Prince, arah mata mereka terlirik pada hal-hal lain.

Xavier menghela nafasnya kasar, ia tahu bahwa ini akan terjadi. Apalagi rumor besar tentang sang Crown prince yang sebuah kutukan sudah menyebar kepenjuru negri.

Permaisuri yang menyadari adanya kejanggalan, tak memperlihatkan ekspresi kecewanya karna sikap para bangsawan dan leluhur yang hadir, ia tetap tersenyum ramah pada para hadirin yang ada.

Xavier maju beberapa langkah dan memegang besi pembatas aula, tubuh tegapnya nan wajah penuh wibawanya membuat aura sekitar sangat mencekam, tentunya iacc sembari menyerukan pengumuman tentang kelahiran putra tercintanya, "Dengarkan, saya Kaisar Mooned, Xavier de Mooned. dengan ini menyatakan telah lahir seorang penerus kekaisaran yang agung, yang akan dijadikan sebagai Crown prin—"

Baru saja ia mengeluarkan sepatah katanya, namun sudah ada yang menyela dengan suara keras dan penuh amarah terhadap dirinya. Aura yang dirasakan Xavier adalah aura kebencian dari orang tersebut, entah keberanian darimana yang mereka dapatkan hingga berani melakukan hal sebodoh ini.

"Saya tidak setuju." Seorang bangsawan menyela ucapan Kaisar yang sedang berbicara.

'apa ini? Dia menyela kaisar?'
'tamat riwayatnya sekarang.'
'wah beraninya ia menyela, rupanya ingin terkena kutukan itu.'

Para bangsawan saling berbisik ria mendengar pembantahan dari seorang Count pada Kaisar, ada yang menganggap Count seorang pemberontak, ada yang menganggap Count pahlawan karna menyerukan suara hati mereka, ada pula yang menganggap Count sebagai orang bodoh.

Tatapan Xavier berubah drastis mendengar ucapannya disela seorang Count, bola matanya semakin terang dan mengkilap. Wajahnya tanpa ekspresi membuat semua orang bergidik ngeri melihatnya.

"Jelaskan." Xavier memberi kesempatan pada Count untuk menjelaskan apa yang ia maksud dalam menyela ucapannya.

"Maaf, yang mulia. Saya tidak setuju, sebuah kutukan dijadikan sebagai Crown prince apalagi ia akan menjadi kaisar agung nantinya. Bukankah itu sebuah bencana?" Ia bertutur dengan percaya diri seolah telah menyiapkan ucapannya sedari lama.

'sebuah katanya?'  Xavier membatin geram mendengar penuturan dari Count.

"Tidakkah sebuah kutukan itu seharusnya diasingkan, yang mulia? Ini pula demi kesejahteraan kerajaan ini." Ia berterus terang.

-𝐂𝐫𝐨𝐰𝐧 𝐑𝐞𝐠𝐧𝐮𝐦-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang