CHAPTER 25

7.9K 364 2
                                    

#AUTHOR POV

Sebulan sudah Ali mencoba mendekati Prilly, dan hasilnya sudah sedikit terlihat. Prilly mulai bisa memaafkan dan menerima Ali. Bahkan kini Prilly sudah tidak bersikap dingin lagi, ia mulai terbuka pada Ali. Seperti sekarang Ali sedang menemani Prilly dirumahnya, dikarenakan Ricky yang sedang ada pekerjaan diluar kota. Ini juga atas permintaan Ricky untuk menjaga Prilly, dan dengan senang hati Ali menyetujuinya. Ya, Ricky juga sudah memaafkan Ali yang sudah menyakiti hati adiknya, namun bisa apa? Jika bukan untuk kebahagiaan Prilly, mungkin Ricky sama sekali tidak akan memaafkannya.Ricky tau rasa cinta Prilly terhadap Ali itu masih ada.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.30, namun Ali masih setia menunggui dan menemani Prilly yang sedang mengerjakan tugas kampus digazebo rumahnya.

"Aku bantuin ya!" Tawar Ali pada Prilly yang sudah terlihat kelelahan.

"Emang kamu bisa?" Tanya Prilly meremehkan.

"Jadi kamu ngeraguin kecerdasan aku?"

Prilly tersenyum kecil, lalu menyodorkan laptop dan buku yang tadi berada dihadapannya. Ia tahu bahwa Ali sangat cerdas, terbukti dengan bisanya Ali menyelesaikan kuliah hanya dengan 2 tahun.

Ali dengan segera menyelesaikan tugas Prilly yang masih lumayan banyak itu. Sedangkan Prilly, ia berjalan masuk dan kembali dengan secangkir cappucinno tangannya.

"Nih biar gak ngantuk!" Prilly meletakkan cappucinnonya disamping Ali, lalu ia menarik bantal yang berada disana dan mulai menjatuhkan kepalanya disana. Rasa lelah yang dirasakan Prilly membuatnya dengan cepat sudah berada dialam mimpinya.

Ali yang tak mengetahui Prilly sudah tertidur dibelakangnya mulai heran karna tidak ada suara sedari tadi, ia menolehkan kepalanya kearah Prilly. Dilihatnya sosok itu tengah damai didalam tidurnya.

"Ye dia malah tidur!" Ucap Ali terkekeh geli.

Ali dengan segera menyelesaikan tugas Prilly dan membereskannya. Ia juga membopong tubuh Prilly menuju kamarnya karna tidak tega untuk membangunkan Prilly. Ali menyelimuti tubuh mungil Prilly lalu mencium keningnya. Ia segera keluar dari kamar Prilly dan bergegas pulang keapartementnya.

**

Sinar matahari mengusik tidur nyenyak Prilly, ia menggeliatkan badannya lalu membuka perlahan matanya. Prilly baru tersadar bahwa kini ia berada dikamarnya. Tidak salah lagi, pasti Ali lah orang yang memindahkannya semalam. Prilly juga melihat tugas kampusnya sudah terlihat rapi dimeja belajarnya. Prilly meraih handphone yang berdering diatas nakas samping ranjangnya, terlihat nama Ali disana. Ia segera mengangkat teleponnya.

"Hai, selamat pagi." Terdengar suara Ali yang langsung menyambar ketika Prilly menyentuh tombol hijaunya.

"Pagi juga, makasih ya semalem."

"Iya sama-sama. Kamu kuliah jam berapa?"

"Jam 9."

"Pulangnya aku jemput ya!"

"Oke, kamu udah mau kekantor?"

"Iya ini udah lagi dijalan."

"Oh yaudah, hati-hati. Semangat ngantornya."

"Kamu juga, selamat beraktifitas calon."

Telpon terputus setelah Ali mengucapkan kata calon. Prilly hanya terkekeh geli saat Ali menyebutnya dengan sebutan calon.

**

Kini Ali dan Prilly sedang duduk disalah satu kursi yang berada dicafe. Ya Ali membuktikan ucapannya untuk menjemput Prilly dan membawanya kecafe milik Prilly sendiri.

"Prill." Ali mulai membuka pembicaraan.

"Hmm." Gumam Prilly sembari menyesap hot chocolatenya.

"Kamu liat aku dong." Pinta Ali. Prilly pun membenarkan posisinya menghadap Ali.

"Aku mau kita pertegas hubungan ini. Aku mau kamu jadi pacar sekaligus calon istri aku, tanpa ada embel-embel perjodohan." Ucap Ali yang membuat Prilly tersenyum mendengarnya.

"Kamu senyum? Berarti kamu nerima aku dong?" Tanya Ali penuh percaya diri.

Prilly menganggukkan kepalanya. Ali tersenyum bahagia karena kini Prilly sudah menjadi miliknya.

"Berarti sekarang kamu calon nyonya Syarief." Goda Ali yang mendapat pukulan dilengannya dari Prilly.

"Aku pengen kamu tetep kaya gini sama aku. Tetep perlakuin aku dengan semestinya, jangan ulangin kesalahan kamu lagi. Karena aku akan hanya ngasih kamu kesempatan kali ini aja. Dan aku berharap kamu manfaatin kesempatan ini." Jeda Prilly lalu melanjutkan ucapannya. "Aku sayang dan cinta sama kamu dari 5 tahun yang lalu dan itu akan berlaku selamanya." Lanjutnya. Ali menarik Prilly kedalam pelukannya, ia merasa beruntung bisa memiliki Prilly. Perjuangannya tidak sia-sia selama ini.

"Aku janji gak akan ngelakuin hal bodoh lagi. Aku mencintai ku selamanya. Maaf untuk kebodohan yang buat kamu terluka dan tersiksa. Kamu pegang janji aku, bahwa aku gak akan pernah ninggalin kamu apapun alesannya." Ucap Ali masih dengan posisi memeluk Prilly. Prilly tersenyum mendengarnya dan lebih mengeratkan pelukannya.

"Apa kamu yakin dengan janji kamu?" Suara itu membuat Ali dan Prilly melepaskan pelukannya. Terlihat Ricky yang sedang berdiri dibelakang mereka dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya.

"Aku yakin kak! Kakak bisa lakuin apa aja sama aku kalo sampai aku ninggalin dan nyakitin Prilly." Jawab Ali tegas dengan penuh keyakinan.

Ricky tersenyum, lalu mendekati Ali dan Prilly.

"Kakak harap ini awal kebahagiaan abadi kamu!" Ucap Ricky menatap Ricky lalu memeluknya.

"Dan kamu Ali, kalau sampai kakak liat kamu nyakitin Prilly. Jangan harap kamu masih bisa liat matahari besok paginya." Ucap Ricky serius.

"Aku janji kak!"

Ricky melepas pelukan Prilly lalu menepuk bahu Ali dan meninggalkan mereka berdua.

---

Maaf jelek :(
Vote+comment nya readers.

Typo bertebaran.

Follow yuk instagram aku ndev_13

STAY BECAUSE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang