CHAPTER 11

7.6K 418 2
                                    

#AUTHOR POV

Malam ini Prilly sudah terlihat cantik dengan dress tanpa lengan warna hitam sedikit diatas lutut. Dipadukan dengan flatshoes, ditambah dengan cardigan tipis yang ia gunakan untuk menutupi punggung mulusnya. Make up yang ia gunakan pun natural tidak terlalu berlebihan, rambutnya ia biarkan tergerai.

Ricky yang sudah siap pun menunggu sang adik dibawah. Tak lama Prilly pun turun dari kamarnya dan langsung menghampiri Ricky.

"Yuk!" Ajak Prilly. Ricky mengangguk dan langsung menuju mobilnya.

Sesampainya didepan rumah Ali, Prilly dan Ricky segera turun dan langsung disambut oleh papa Ali. Mereka menuju halaman belakang rumah yang memang luas dan banyak pepohonan. Ayah Ali yang menyiapkan makan malam itu dihalaman belakang agar bisa menghirup udara segar.

Prilly,Ricky dan ayah Ali sudah duduk dikursi masing-masing. Melihat Ali yang belum tampak juga, papa Ali menyuruh Prilly untuk menemui Ali dikamarnya. Prilly pun mengangguk.

Prilly telah tiba didepan pintu kamar Ali, ia mengetuknya perlahan. Sudah beberapa kali ia mencoba memanggil Ali namun tidak ada jawaban.

Akhirnya Prilly memutuskan untuk masuk. Perlahan diputarnya knop pintu kamar Ali. Tidak dikunci, pikirnya.

Prilly masuk dan mengedarkan pandangannya kesekeliling kamar Ali. Dia tidak menemukan Ali disana.

Ia pun mengamati kamar Ali. Tiba-tiba ia menghentikan pandangannya kesebuah bingkai foto yang berada diatas nakas. Prilly memicingkan matanya mengamati siapa orang yang ada difoto itu. Ali dan gadis itu, pikirnya. Gadis yang dilihatnya kemarin bersama Ali ditaman. Prilly mengambil foto itu. Hatinya begitu sakit saat melihat foto itu, didalam foto itu tampak Ali dengan seorang gadis yang tak Prilly kenali tengah tertawa bersama, tak ada beban disana. Ia yakin bahwa gadis itu adalah pacar Ali. Prilly berfikir,beruntung sekali gadis itu bisa merasakan perhatian dan mendapatkan cinta Ali.

Tiba-tiba pintu kamar mandi Ali terbuka, Prilly yang kaget reflek melepaskan bingkai foto yang sedang digenggamnya. Foto itu jatuh dan hancur.

Ali yang mengetahui hal itu menatap tajam kearah Prilly.

"Apa yang lo lakuin?" Tanya Ali yang mulai mendekat kearah Prilly. Prilly hanya diam sambil menunduk.

"Apa yang lo lakuin?" Tanya Ali lagi dengan nada tinggi sembari mencengkeram kuat bahu Prilly.

"Aku..." belum sempat Prilly melanjutkan perkataannya sudah dipotong oleh Ali.

"Lo mecahin foto gue sama cewek gue hah?" Tanya Ali dengan suara tinggi dan menempelkan tubuh Prilly kedinding kamarnya. Terlihat jelas sorot mata Ali yang memancarkan amarah. Mata Prilly mulai berkaca-kaca.

"Jawab gue!" Sentak Ali.

"Tapi itukan cuma foto Li!" Ucap Prilly mulai berani menatap Ali.

Plaaaakk....

Sebuah tamparan keras melayang dipipi mulus Prilly. Prilly memegang pipinya,ia merasakan darah segar mengalir diujung bibirnya.

Ali kembali mencengkeram kuat bahu hingga membuat cardigan yang digunakan Prilly robek karena saking kuatnya cengkraman Ali. "Awww." Rintih Prilly, tapi tak dihiraukan Ali.

Prilly menatap Ali sekarang dengan air mata yang sudah mengalir dipipinya.

"Lo tau hah, foto itu lebih berharga daripada hidup lo yang gak berguna. Belum puas lo hah udah buat orang yang gue cintai koma dan ngancurin kebahagiaan gue."  Prilly yang mendengar itu membelalakan matanya kaget. Prilly saja tidak mengetahui siapa gadis itu.

STAY BECAUSE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang