CHAPTER 2

9.9K 506 2
                                    

#AUTHOR POV

Pagi ini terlihat disebuah meja makan terdapat dua orang yang sedang menikmati sarapannya.

Kedua orang tersebut adalah Prilly dan Ricky.

Prilly bisa dibilang seorang yang kaya raya, dengan rumah yang tingkat 3 dan beberapa mobil yang terparkir rapi dibagasinya. Pasalnya almarhum orang tua Prilly adalah seorang pengusaha sukses diberbagai negara.

Namun setelah kedua orang tua Prilly meninggal, perusahaan itu dipegang oleh Ricky sebagai anak sulung.

#PRILLY POV

"Dek, lo pulang jam berapa ntar?" Tanya kak Ricky kepadaku.

"Jam 3, kenapa emang?" Tanyaku balik.

"Kakak pulang malem, lo baliknya minta jemput mang asep aja ya?"

Mang asep adalah supir pribadi dikeluargaku, dia sudah 10 tahun bekerja dikeluarga aku.

"Oke" kataku yang masih asik mengunyah nasi goreng buatan Bi Imah.

"Yaudah buruan, kakak tunggu didepan!" Aku hanya manggut-manggut saja.

SKIP

Aku berjalan dikoridor sekolah dengan senyum yang merekah dibibirku.

Tak lama terdengar suara yang sangat ku kenal.

"Bie!" Teriak Gritte langsung berlari menghampiriku.

Ya itu suara GRITTE AGATHA sahabatku sejak SMP. Dia cewek yang agak sedikit tomboy.

"Ya ada apa tte? Kenapa lari-lari gitu sih, kaya dikejar kantip aja lo!" Cibirku pada itte.

"Yee enak aja lo! Gue pengen kekelas bareng lo!" Jawab itte yang membuatku hanya geleng-geleng kepala melihatnya.

"Yaudah ayo!" Jawabku.

SKIP

Bel istirahat berbunyi. Seperti biasa setiap istirahat aku menyempatkan untuk mengantarkan bekal yang sudah kusiapkan untuk Aliando.

ALIANDO SYARIEF dia adalah pria yang kucintai. Namun sepertinya Ali tak mencintaiku. Ali selalu saja bersikap dingin kepadaku, hampir setiap hari aku membawakan bekal untuknya.

Tapi, sepertinya Ali tidak pernah memakan makanan dariku, menyentuhnya pun tidak. Karna aku selalu melihat Ali langsung memberikan makanan itu kepada Kevin. Seperti yang kulihat saat ini Ali memberikan kotak makanan itu kepada Kevin.

"Nih vin makan siang lo!" Ucap Ali, sontak ucapan Ali membuatku terperangah.

"Tapi makanan itu aku buatkan untuk kamu Ali! mengapa kamu memberikannya pada Kevin?" Tanyaku.

Ali hanya tersenyum sinis kepadaku lalu meninggalkan begitu saja.

Aku hanya terdiam menatap kepergian Ali. Hingga suara Gritte membuatku menoleh kepadanya.

"Bie lu emang ya bener-bener! Gua tuh nyari-nyari lo sampe kelubang semut, taunya lo malah mager disini! Ngapain sih?" Cerocos itte.

"Biasalah tte!" jawabku singkat. Gritte memang sudah mengetahui bahwa aku mencintai Ali, bahkan aku menceritakan semuanya kepada itte.

"Ya amsyoong! Heh lu denger gue ya, saudari PRILLY LATUCONSINA. Lo itu udah cantik baik lagi, ngapain sih lo masih ngejar-ngejar si Ali manusia DINGIN itu?"

Tanya itte sembari menekankan kata DINGIN, seolah-olah ALI adalah es dikutub Selatan.

"Ya lo taukan kalo gue tuh cinta sama Ali, masa iya cuman gara-gara dia gak pernah mau makan makanan dari gue, gue langsung nyerah gitu aja! Ya gak mungkin. Gue yakin Ali pasti berubah!" Jawabku memperjelas bahwa aku sangat mencintai Ali.

"Ye dasar kepala batu lo emang! Yaudahlah terserah lo aja. Gue sebagai teman yang baik akan selalu mendukung lo!" Ucap itte.

"Nah gitu dong, itu baru sahabat gue! Kekelas yuk! Udah mau bel nih" ajakku.

Gritte hanya menganggukan kepala tanda setuju.

Aku dan Gritte pun berjalan kekelas dengan diselingi candaan.

Gimana? Minta sarannya dong!  :)

STAY BECAUSE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang