CHAPTER 8

6K 371 2
                                    

#PRILLY POV

6 bulan kemudian..

Tidak ada yang berubah dari hubunganku dan Ali. Ali masih tetap saja dingin dan tak pernah menganggapku, kadang aku berfikir bagaimana bisa aku mencintai Ali sampai sekarang. Mengingat perlakuannya yang tidak pernah bersikap baik terhadapku. Kenapa juga aku tidak bisa menghilangkan perasaan ini. Hari-hariku hanya dihiasi dengan tangisan. Seperti sekarang ini, lagi-lagi aku menangis karna Ali.

Suara dering handphoneku berbunyi pertanda ada telepon masuk. Kulihat nama penelepon itu .

Bi Narmi Calling....

Bi Narmi, pembantu Ali. Ada apa sampai-sampai bi Narmi meneleponku. Aku mengenal bi Narmi karna aku sudah sering kerumah Ali dengan kak Ricky. Jadi lumayan akrab aku dengannya. Aku menghapus air mataku.

Segera aku menggeser layar handphoneku untuk mengangkat teleponnya.

"Hallo bi, ada apa?"

"Ini non den Ali masuk rumah sakit."

"Rumah sakit mana bi? " Tanyaku panik.

"Rumah sakit Cipto non."

"Aku segera kesana." Ucapku sebelum menutup telepon. Aku sangat khawatir dengan keadaan Ali.

Aku mengambil sweater dan langsung menyuruh mang Asep untuk mengantarkan ku kerumah sakit.

Selama diperjalanan aku masih saja menangis. Entah mengapa aku menangis. Yang jelas saat aku menerima kabar bahwa Ali masuk rumah sakit perasaanku tidak enak. Aku takut terjadi apa-apa padanya.

Mobilku sudah terparkir dilobby hotel. Aku segera menuju Recepsionist untuk menanyakan dimana ruangan Ali.

Aku berlari dengan tergesa-gesa menuju kamar Ali. Disana aku melihat om Syarief sedang terduduk lesu dikursi tunggu. Aku menghampirinya dan segera menanyakan keadaan Ali.

"Om gimana keadaan Ali?" Tanyaku cepat.

"Ali masih lagi diperiksa dokter. Tadi dia pingsan dikamar, om juga gak tau kenapa." Jawab om Syarief.

Aku menatap nanar pintu ruangan periksa Ali, aku menangis. Perasaanku sangat tidak enak. Aku takut .

Suara pintu terbuka, dokter yang memeriksa Ali keluar.

"Keluarganya?" Tanya dokter itu.

Aku dan om Syarief segera berdiri.

"Saya Papanya dokter, bagaimana keadaan anak saya?" Tanya om Syarief. Kekhawatiran terlihat dari raut wajahnya.

"Mari ikut keruangan saya!" Perintah sang dokter.

Aku mengikuti om Syarief. Karna aku sendiri ingin mengetahui bagaimana keadaan Ali.

"Silahkan duduk." Ucap sang dokter. Aku dan om Syarief pun duduk.

"Bagaimana keadaan anak saya dok? Dia baik-baik aja kan?" Tanya om Syarief denga terburu-buru.

"Begini pak," Dokterpun memulai. "Anak bapak terkena gagal ginjal, sepertinya itu sudah lama terjadi. Mungkin anak bapak mengabaikanya. Dan akhir-akhir ini mungkin rasa sakitnya akan terasa lebih intens. Karna gagal ginjalnya sudah cukup parah. Saya sarankan untuk segera melakukan operasi pencangkokan ginjal. Agar anak bapak bisa selamat." Jelas sang dokter yang membuat aku dan om Syarief shock.

Aku menangis mendengar penuturan dokter. Bagaimana mungkin Ali bisa mengalami ini dan mengabaikannya. Pantas saja akhir-akhir ini aku sering melihat Ali memegang pinggangnya.

"Lakukan yang terbaik untuk anak saya dok. Saya jamin berapapun biayanya akan saya bayar." Ucap om Syarief yang terlihat sangat cemas. Bagaimanapun Ali adalah anak satu-satunya.

"Masalahnya tidak ada pendonor ginjal untuk saat ini." Jawab dokter.

"Saya yang akan mendonorkan satu ginjal saya dok,asalkan Ali selamat." Ucapku mulai bersuara. Sontak itu membuat om Syarief yang duduk disebelahku menatapku dengan wajah kaget.

"Tapi, kita harus mengecek apakah ginjal mba cocok atau tidak dengan ginjal Ali." Ucap dokter itu lagi.

"Lakukan apapun yang terbaik untuk Ali. Bila perlu ginjal saya dua-duanya." Ucapku yakin.

"Baiklah kita akan mengeceknya. Tunggu sebentar." Kata sang dokter lalu pergi meninggalkanku dan om Syarief.

"Kenapa kamu lakuin ini Pril?" Tanya om Syarief yang seakan masih tak percaya dengan keputusank mendonorkan ginjal untuk Ali.

"Karna aku mencintai Ali om." Jawabku sembari menghapus air mataku dan mencoba tersenyum. "Aku pengen ngelakuin hal yang berharga buat Ali." Lanjutku.

Kemudian om Syarief memelukku. "Terima kasih Prill kamu udah mau nyelamatin Ali." Ucap om Syarief .

"Iya sama-sama om."

"Tapi aku pengen om berjanji satu hal sama aku. Jangan pernah bilang ke Ali kalo aku yang udah donorin ginjal buat dia." Pintaku.

"Tapi kenapa Prill?"

"Gak apa-apa. Tapi sepertinya lebih baik Ali tidak mengetahui siapa yang telah mendonorkan ginjal untuknya." Ucapku menjelaskan.

"Baiklah om akan jaga rahasia ini."

.....

Operasi akan segera dilakukan. Syukurlah ginjalku dan ginjal Ali cocok. Aku berharap Ali akan sembuh seperti sebelumnya.

Sebelum aku memasuki ruang operasi kak Ricky menghampiriku.

"Kamu yakin dek mau donorin ginjal buat Ali?" Tanya kak Ricky dengan wajah cemasnya. Ya, memang sebelumnya aku sudah memberitahukan kak Ricky tentang aku yang ingin mendonorkan ginjal. Awalnya kak Ricky tidak menyetujuinya tapi dengan segala alasan yang kuberikan akhirnya kak Ricky mengizinkannya juga.

"Aku yakin kok kak. Kakak tenang aja aku bakal baik-baik aja ko." Jawabku meyakinkan kak Ricky.

"Yaudah kalo kamu emang udah yakin." Kemudian kak Ricky mengecup keningku.

Aku memasuki ruang operasi. Entah apa yang disuntikkan oleh dokter kedalam tubuhku, aku merasa sangat mengantuk. Sebelum semuanya gelap aku sempat melirik kearah Ali yang sedang berbaring tak berdaya disebelahku. Aku mencintaimu Ali, ucapku dalam hati sebelum aku memejamkan mata dan tak ingat apa-apa lagi.

...

#AUTHOR POV

Diluar ruang operasi terlihat papa Ali, Ricky, Kevin,Mila, Cio dan Michelle yang sedang menunggu jalannya operasi dengan harap-harap cemas.

5 jam berlalu...

Lampu yang menandakan operasi pun masih menyala. Itu berarti operasi masih berlangsung.

25 menit kemudian..

Lampu pun mati menandakan operasi telah selesai. Taklama dokterpun keluar yang langsung dihampiri oleh ayah Ali,Ricky dan teman-teman Ali.

"Bagaimana dok?" Tanya Ricky dengan wajah tegang menunggu jawaban dokter.

"Alhamdulillah operasinya lancar. Ali bisa langsung dipindahkan keruang rawat. Tapi, Prilly dia masih belum melewati masa kritisnya. Jadi sementara Prilly akan ditempatkan diruang ICU." Jelas sang dokter yang kemudian berlalu meninggalkan semuanya.

....

Gimana dapet gak feel nya, ? Maaf ya kalo gak dapet. Aku baru pemula. Tapi aku selalu berusaha buat yang terbaik buat kalian para reader.

Minta sarannya ya :)

Jangan lupa Vote+Commentnya.
Tambahkan juga di Reading list or perpustakaan kamu biar tau kelanjutannya.

STAY BECAUSE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang