30. Uang Jajan

62 13 0
                                    

Amy baru hendak mengangkat gelas kala ponselnya berkedip. Sebuah notifikasi masuk.

Dua puluh juta rupiah dia terima. Di susul langsung oleh pesan Jonah.

Gue gak mau tahu. Habiskan dalam dua hari. Anyway,  morning sayang.

Ini malah ancaman. Namun Amy termenung. Bagaimana bisa Jonah mengetahui rekeningnya? Itu baru dibuat beberapa minggu lalu untuk urusan administrasi dengan universitas.

Amy menggaruk pelipisnya. Berpikir positif kalau Jonah mengetahuinya lewat mata-mata. Lagipula dia bukan pria biasa.

"Kenapa?"

Amy meluruskan pandangan. "Hah?"

"Lo kelihatannya stres."

"Bukan stres, Davis!"

"Jadi?"

"Bingung."

"Ekspresi lo lebih kayak orang stres. Serius."

Amy mencebik bibir. Davis tidak mau peduli. Dia menikmati makanannya lagi.

"Ngomong-ngomong, lo bukan lagi krisis moneter kan?"

"Kelihatan begitu ya?"

Davis mengangguk. "Ya. Wajah lo seperti orang miskin yang gak punya sepeserpun uang. Terbukti juga cuma mesen teh lemon dingin."

Davis mengangkat tangan. Mengkode seorang pelayan kefetaria untuk mendekat.

"Pesan sana. Gue yang bayar."

"Tapi gue gak lapar."

"Dipaksa aja."

Amy mendelik. Lapar kok dipaksa. Tidak masuk akal.

"Ada yang bisa saya bantu?"

Davis menggoyangkan dagu ke arah waiters. Amy cemberut, tapi dia akhirnya memesan. Tidak enak hati sebab pelayan tersebut telah datang.

"Baru tunangan udah selingkuh aja nih."

Virka tanpa izin menarik kursi di samping Amy. Erela dan Elina mengikuti.

"Buset, tampilan lo kayak mau ke kantor aja," ledek Erela.

Virka mencolek lengan Amy. Melirik kemudian kepada Davis yang sibuk makan.

"Selingkuhan lo?"

"Bukan tahu!"

"Santai kali."

Virka menurunkan tasnya ke meja. Amy terpukau oleh logonya. Itu tas channel. Tidak mungkin palsu. Oleh karenanya Amy terperangah. Sebelumnya Virka memakai tas saint laurent. Bisa-bisanya dia berganti hanya dalam hitungan hari.

"Gue denger-denger lo tunangan, tapi kok gak ada beritanya di media? Mana gue gak diundang lagi."

"Apa?"

"Buset, gue ngomong gak didengerin. Ulang, Er."

"Lo tunangan sama Jeyanandika, tapi kenapa gak ada beritanya?" ulang Erela.

"Jangan-jangan Jeyanandika palsu lagi yang tunangan sama lo."

Amy menggeleng untuk dugaan Virka. "Enggak, gue beneran tunangan sama Jeyanandika asli kok."

"Terus, itu berita kenapa gak ada?"

"Gak tahu. Itu urusan Louis."

"Hayo, lo dibohongin ya. Bilangannya tunangan eh rupa-rupanya malah pasangan gelap."

Sebenarnya Amy tidak peduli, tapi kemudian dia merasa malu untuk harga dirinya.

"Lo sih banyak tingkah," sambar Elina. "Jelas-jelas Si Jonah Pradava Alexander itu udah bucin sama lo. Masih aja cari yang lain."

Between [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang