Typo manusiawi, makasih sudah mampir
Happy reading 💎~
.
.
.
.Asahi terdiam ketika melihat Mashiho berdiri di ujung lorong rumah sakit tempat ia menunggu saat ini.
Perlahan tubuhnya bergerak untuk berdiri tegak, menatap dalam diam Mashiho yang berjalan cepat padanya, lalu memeluknya erat.
Mashiho menangis, tak bisa lagi menahan gejolak kesedihannya yang sejak tadi sudah ia tahan ketika berada di pesawat. Berusaha menenangkan diri ketika merasakan usapan di bahunya.
Pandangan Asahi teralihkan pada Jihoon yang kini berdiri menghadap padanya. Kentara sekali rasa cemas di wajah tampannya itu. Lalu lirikan mata Asahi beralih pada Yoshi yang berdiri di sebelah kirinya, membuat Yoshi seketika paham dengan lirikan singkat dari pemuda mungil yang ia ketahui juga teman dekat dari Hyunsuk itu.
Tanpa di perintahkan Yoshi segera mengambil alih tubuh Mashiho. Mengajaknya duduk untuk ia tenangkan. Ingin memberikan space bicara pada Jihoon dan juga Asahi.
Asahi sedikit melangkah, menjauhi tempat Mashiho yang saat ini sedang di tenangkan Yoshi. Mengkode Jihoon yang sejak tadi hanya bisa terdiam karena keterkejutannya.
"Melihat kondisi Mashi yang seperti itu, ku tebak dia belum memberitahu kalian tentang kak Hyun, kan?" Pasti Asahi yang dapat melihat anggukan pelan dari Jihoon.
Asahi menatap ke bawah sejenak, terlihat ragu untuk melanjutkan ucapannya, "Kak Hyun sakit, dan kabar buruknya penyakitnya berat" fakta itu seketika membuat Jihoon semakin bungkam
Dengan kilatan mata tak percaya pemuda itu berusaha menyuarakan apa yang sejak tadi terlintas di benaknya.
"Kenapa tidak memberi kabar pada Kak Jaehyun atau pun kak Taeyong?, Mereka sangat khawatir"
Asahi hanya bisa menatap nanar pada pemuda tinggi di depannya itu, helaan napas berat tak luput dari mulutnya.
"Dia sengaja, kami pun tahu karena ketika itu aku sedang ada urusan ke sini, kami bertemu dan kak Hyun pingsan ketika bersama ku." Bisik Asahi, "Bukan dari dia, tapi aku mengetahui kabar ini dari dokter yang memeriksanya. Jadi apa yang kau harapkan dari ku ketika dia mengancam tidak akan mengikuti kemoterapi jika aku memberi tahu kak Yongie atau pun kalian?!" Bentak pemuda mungil itu tanpa sadar.
Batin Jihon mencelos, dia baru tersadar jika Asahi sendirian selama ini ketika menjaga Hyunsuk. Pasti itu berat baginya. Karena tak ada orang lain tempat dia untuk berbagi dan saling menguatkan.
"Maaf" hanya satu kata itu yang mampu di ucapkan Jihoon saat ini.
Pemuda mungil itu menarik napasnya dalam, berusaha menenangkan pikirannya karena semua permasalahan tiba-tiba membuatnya pening. Mungkin dia butuh sedikit istirahat saat ini. Itu sebabnya ia malah meluapkan kekesalan dan kelelahannya pada Jihoon. Ingatkan Asahi untuk meminta maaf ketika ia sudah tak emosional lagi.
"Kak Hyun menolak ku"
Kening Jihoon berkerut, tidak paham dengan ucapan Asahi.
Tanpa banyak bicara, Asahi menunjuk pada selembar kertas yang tertempel di sebelah pintu.
Ada tulisan, 'Tidak menerima pengunjung' di sana. "Aku rasa dia tidak memberi tahu, karena tak ingin membuat siapapun menjadi khawatir. Itu memang sifatnya, takut membebankan orang lain dan tak ingin membuat siapapun mencemaskan nya. Bahkan Haruto yang tinggal bersamanya saja tidak tahu, apalagi kami atau dirimu yang tidak bersamanya selama 24 jam?" Jelas Asahi yang seakan paham dengan isi kepala Hyunsuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange [Hoonsuk]
Fanfiction[Completed] Cerita murni dari otak, terlalu abal-abal untuk di plagiat. Jadi tolong jangan di plagiat🙇🏻♀️ . . "Ibarat matahari. Kamu Arunika dan aku Swastamita, sampai sini paham kan?" Tentang Hyunsuk yang merelakan segalanya hanya untuk mengejar...