06

2.4K 347 7
                                    

Happy Reading 💎~
.
.
.
.
.

Hyunsuk segera menerima penanganan darurat setelah sampai di rumah sakit.

Jaehyuk berdiri di samping Jihoon yang kini ikut serta menunggu kabar tentang Hyunsuk.

Awalnya Jaehyuk mau bertanya kenapa Jihoon tidak hanya mengantarkan Hyunsuk ke rumah sakit saja, lalu kembali lagi ke sekolah, tapi radar Jaehyuk berbunyi—seakan mengatakan dirinya untuk tetap bungkam. Jadilah ia tetap berdiri setia di samping Jihoon.

Dokter datang dari arah ruangan Hyunsuk, terlihat serius lalu mulai membuka maskernya, "apa kalian keluarga pasien?," Tanya dokter itu membuat Jaehyuk dan Jihoon saling lirik—bingung harus menjawab apa.

"Kami kawannya, nanti akan segera kami beritahu pada walinya," jelas Jihoon tiba-tiba.

Dokter mengangguk mengerti, lalu segera mengatakan apa yang terjadi pada Hyunsuk, "saat diperiksa terlihat ada tiga tulang rusuk kirinya yang patah dan juga luka sobek di area diafragma. Jadi kami harus segera melakukan penanganan cepat dengan operasi, apa ada pihak keluarga yang bisa di hubungi?," tanya sang dokter sembari menatap tiga siswa yang berdiri di depannya saat ini.

"Keluarganya di Jepang, apa boleh kami dulu yang menanda tanganinya dokter?. Aku yakin pihak keluarga juga menginginkan perawatan yang terbaik untuk kak Hyunsuk," kini Yedam yang berujar, menarik ketiga atensi orang lain di koridor rumah sakit itu.

Sesungguhnya ini tidak mengikuti protokol, tetapi keadaan pasien terlalu gawat, dan jawaban yang diberikan cukup logis membuat dokter itu cukup berani mengambil tindakan.

"Baiklah, silahkan yang mengurus administrasi yang bertanda tangan," ujar dokter itu.

Yedam tersentak kaget ketika tangannya yang ingin mengambil papan surat persetujuan operasi Hyunsuk justru di sela Jihoon, lalu dengan santai pemuda itu memberikan tanda tangan pada kertas persetujuan, mengabaikan tatapan penuh tanya dari Jaehyuk dan juga Yedam.

Dokter yang sudah mendapat tanda tangan pun segera pergi dan menyiapkan operasi. Sementara Yedam dan Jaehyuk menatap penuh selidik pada Jihoon.

"Ini semua salah gue, jadi gue yang akan bertanggungjawab," tukas Jihoon lalu mendudukkan dirinya di kursi tunggu koridor setelah kepergian dokter.

"Lo tahu nomor telepon keluarganya?," Tanya Jaehyuk menatap Yedam karena hening tiba-tiba melanda.

Yedam menggeleng, dia hanya pernah mendengar cerita tentang keluarga atau teman dekat Hyunsuk, tapi tidak pernah meminta nomor telepon keluarga Hyunsuk. Siapa sangka jika hal seperti itu ternyata berfungsi sekarang.

I just wanna be your boy~
Jreng jreng jreng

Jaehyuk segera mengangkat telponnya, sedikit mengangguk untuk merespon padahal orang di sebrang sana tidak akan tahu bagaimana tanggapannya.

"Oke, nanti perbaiki aja dulu," putus Jaehyuk lalu mematikan sambungannya.

"Mereka bilang tadi ketemu ponsel kak Hyunsuk, tapi kayaknya mati karena ke tumpahan air," Jaehyuk berujar melirik Yedam sebentar lalu menatap Jihoon yang mengangguk paham.

"Jadi apa yang kita lakukan disini?," Tanya Jaehyuk kemudian, sambil melirik jam yang melingkar pas di pergelangan tangan kanannya.

"Aku bisa menunggu kak Hyunsuk. Jika kalian sibuk, kalian bi-,"

"Ini salah gue, jadi gue juga akan nunggu disini," potong Jihoon menatap Yedam yang hanya bisa mengulum senyum lalu mengangguk paham.

Kalimat itu kembali membuat Jaehyuk bingung, ada apa sebenarnya dengan Jihoon?.

Orange [Hoonsuk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang