O4 - ZAIDEN

12.8K 756 38
                                    

UPP!

JANLUP VOTMEN BEZTYE, WAJIB!

FOLLOW AKUN WP INI BIAR GA KETINGGALAN NOTIFIKASINYA😉

ALHAMDULILLAH UDAH 1K PEMBACA, TENCU SEMUA <3

DOAIN YA SEMOGA NILAI US KU BAGUS😩

AAMIIN🙏🏻

***

Bel masuk sudah berbunyi sejak 5 menit lalu. kini mereka berada dikelas XI IPS 3, kecuali Zaiden dan Benjamin yang entah hilang kemana.

Kelas yang berisikan murid bermasalah ini selalu menjadi buah bibir SMA Waradigmaga. selain itu murid IPS 3 ini adalah produk bibit unggul, dalam kata lain good looking, good rekening, good brainly dan ada juga yang good attitude.

Walaupun bermasalah, mereka masih tau tata karma. boleh nakal asal ga kebablasan, motto anak XI IPS 3.

"GESSS." Teriak Uguy membuat seluruh atensi tertuju padanya, rupa-rupanya sedang live ig.

"Kami dari 27 bulan mei." Ucapnya mulai menyanyikan lagu yang tengah viral.

"Apa!?" Mau tak mau mereka juga ikut bernyanyi.

"Bulan mei." Ucap Anak IPS 3 serentak dengan nadanya yang kurang semangat.

"Ayo dong bantai kami!"

"Ayo dong bang!"

"Kalo elu punya nyali."

"Kalo punya nyali yeh."

Suasana disana mulai riuh, ada yang bertabuhan dimeja, ada juga yang mulai berjoget ria. dan jangan lupa kan Uguy yang sudah seperti mentor itu berdiri dikursi guru.

"Tongkrongan kami.. bukan tongkrongan pecundang!"

"PECUNDANG, PENCUNDANG!" Teriak anak IPS 3 dengan kompaknya.

Berbeda dengan yang lain, yang asik dengan lagunya. Rama, Garry, dan Clovis terbengong mendengar lagu itu. mereka bertiga menatap miris ke arah Uguy yang sedang menjadi mentor.

"Baru tau gue ada nyanyian kek gitu." Ucap Rama menatap kedua temannya, sedangkan yang ditatap mengangguk dengan polosnya.

"Gue juga baru denger." Garry adalah salah satu orang ter-update jika menyangkut lagu, tapi kenapa ini terdengar asing ditelinganya ya?

"Kurang jauh mainnya." Saut Clovis, sepertinya memang betul dugaannya ini.

Mereka bertiga asik dengan pikirannya, yang pasti memikirkan lagu itu. tanpa sadar mereka mendengar suara bisikan-bisikan suci, kepala mereka tertoleh ke sumber suara.

"Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah." Istighfar Alffan seraya memegang tasbihnya. ia menatap nanar ke arah teman-temannya yang asik dugem itu.

"Akhir zaman." Batinnya miris.

Julukan yang paling alim memang patut disematkan untuk Alffan, pikir mereka bertiga.

ZAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang