Waduh.. Banyak juga yang nungguin up yak, anw happy reading love🥶
***
Saras, Diya dan Shanza berjalan di lorong kelas 11. Yap, mereka berdua berencana mengantarkan Shanza sekaligus berkeliling. Tetapi, baru pertama kalinya Saras dan Diya menginjakkan kakinya di lorong kelas 11.
Padahal sudah hampir setahun. Huft, mau bagaimana lagi? Kelas 11 ini bahkan lebih sangar dari kelas 12! Ya.. Mana berani lewat daerah sini. Apalagi ini wilayah nya anak IPS, huft..
Ketiganya ditatap sinis oleh sekelilingnya, "Gila ya, gue takut banget lewatnya cui." Bisik Diya merinding, yaampun.. Lihatlah tatapan mereka, berasa ingin memakannya.
Saras mengangguk menyetujui, "Bener Di, first and last ini mah." Shanza merasa bersalah mendengarnya, ia mengucapkan maaf untuk keduanya. "Maaf ya.."
"Eh, ngapain tuh dekel jalan kesini."
"Mau caper kali."
"Dek? Nyasar ya?"
"Hadeh, anak IPA maen ke IPS."
"Yang tengah bening amat dah, air wudhu kali ya skincare nya?"
Suara-suara itu terus beradu dan menjadi ramai, sontak ketiganya langsung menjadi pusat perhatian.
"Mana sih? Kelas IPS 3?" Decak Saras muak, jujur ia ingin segera pergi dari sini! Rasanya ingin mencabik muka kakak kelas yang menor-menor itu. Heran, punya mulut kok nyinyir.
Diya menunjuk kelas yang berada hampir dipojok, "Tuh-tuh tulisannya IPS 3."
Kini, ketiganya tepat berada di depan kelas XI IPS 3. Ketiganya saling berpandangan, "Oke, semuanya tarik nafas.. Buang.." Saras mengomando agar tetap tenang, suara berisik menyambut indra pendengaran mereka.
Saras mengetuk pintu dengan sopan. Hening, semuanya menjadi hening. "Maaf mengganggu waktunya, disini ada yang namanya Kak Zaiden engga? Temen saya ada perlu." Tanya Saras yang disambut sorakan oleh lainnya.
"Ealah dek! Mau modus kok bilang ada keperluan." Cibir perempuan disana, tangannya mengipas-ngipas wajahnya malas.
Saras tersenyum paksa mendengarnya, "Masuk aja, Zaiden dibelakang." Ucap salah satu gadis mempersilahkan. Saras mengajak keduanya untuk masuk.
Sedangkan dari belakang sana, nama yang dicari-cari sedang asik tidur terlelap. Rama menyenggol lengan Garry yang asik bermain ponsel, "Ck! Apaan?" Garry kesal kesenangannya diganggu, Ia menatap Rama malas.
"Bangunin, noh dicari." Tunjuk Rama ke arah depan. Sedangkan yang disuruh terkekeh sinis, "Ah elah palingan Zaiden ogah nemuin nya." Garry terus melanjutkan kegiatan yang tertunda tadi, scroll tiktok.
Rama berdecak, "Guy! Bangun!" Rama menggoyang tubuh Uguy dengan Brutal. Ia tahu betul siapa gadis didepan, kalo kaya Uguy mah calon Bu Bos!
Seraya mengelap iler didagu, Uguy menatap Rama dengan mata terkantuk. "Ganggu dah lo." Uguy menguap lebar, tangannya ia ucapkan ke bahu Rama.
Sontak Rama mengernyit jijik. "Bangke, najis mugholadoh." Rama menghapus jejak di bahunya dengan kasar, seakan-akan kotoran yang menempel.
Sedangkan orang yang dikatai tersenyum bak orang bodoh, "Lagian lo gangguin mimpi gue ketemu ayang gue secara real life!" Sungut Uguy tak terima. padahal, tadi ia sedang memimpikan kekasih nya yang berada jauh di sana. Dasar virtual!
Kalo sudah terjun kedua virtual, hadeh.. ga bisa jauh lagi. Kalo kata Uguy mah, "Virtual mah gampang nyarinya, ga cocok? Ghosting."
Masih dengan wajah jijiknya, Rama menunjuk ke arah depan. "Itu Bu Boss, bu boss itu kan?" Tanya Rama memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAIDEN
Novela JuvenilBerawal dari menolong gadis cantik yang tergeletak begitu saja dipinggir jalan, Zaiden Amartya menemukan obsesinya sekarang. Gadis itu adalah candunya, Shanza Shaqueena miliknya sampai kapanpun. Harta, Tahta, Shanza Shaqueena. *** DON'T COPY MY S...