7. Wira Mengacau, Leo Galau

137 15 0
                                    

From: Wibas 😈

Leo siapa?
Savana, jawab saya!
Inget Na, kita dilarang dating sama siapapun selama kontrak sama LFY

Savana mengabaikan pesan Wira. Tanpa perlu diingatkan ia juga tahu.

"Aku kira dia jealous, ternyata cuma mau ngingetin itu doang. Tau lah bodo amat, gak usah dibales."

From: Wibas 😈
Jangan cuma diread aja pesan saya

"Siapa Na? Leo lagi?"

"Bukan, cuma pesan spam dari kredit online."

"Oh.".

Mereka melanjutkan langkah menuju kantin sambil membicarakan Leo.

Sementara itu di belakang, Wira tampak kesal karena pesannya hanya dibaca. "Savana kurang ajar, pesanku dibaca doang."

__________**___________

Rabu tujuh belas Maret, Savana berjalan menuju tim produksi stiklib untuk meminta data minggu lalu yang belum juga mereka kirimkan, biasanya mereka sudah menyerahkan data di akhir minggu atau jumat sore, tapi ini sudah molor tiga hari dan mereka masih saja mengulur waktu.

Setelah bertemu pak Lintang, orang yang bertanggung jawab atas data produksi, tanpa berbasa-basi Savana menyampaikan maksud dan tujuannya sampai datang ke sana.

"Maaf mbak Savana, datanya belum fix, ada sedikit kendala yang membuat data terus berubah" terang pria paruh baya itu.

Savana menghela napas panjang lalu mengusap muka frustrasi. Ia mengerti tim produksi pasti sangat sibuk dengan permintaan produk yang menumpuk dan mungkin belum sempat closing data tapi ia juga mendapat tekanan dari atasan untuk segera menyelesaikan laporan.

Savana memberanikan diri memberitahu kondisi dan posisinya yang juga mendapat tekanan.

"Kira-kira bisa diselesaikan hari ini gak pak? Saya butuh banget untuk penyusunan laporan mingguan. Soalnya saya juga udah diburu-buru dan ditanyain terus."

"Baik mbak, saya usahakan." Ujar pak Lintang tak bisa seratus persen menjanjikan.

"Oke pak. Saya tunggu ya, sampai malam juga saya tunggu." Tegas Savana.

"Iya mbak."

"Kalau gitu saya permisi."

Pria paruh baya itu mengangguk dan Savana pun pergi dengan perasaan kecewa karena harus kembali dengan tangan hampa.

Sore harinya data dari tim produksi stiklib tak kunjung datang. Savana menunggu dengan gelisah sambil menggigiti kuku. Hingga tiba-tiba dering telepon di meja berhasil membuyarkan lamunannya.

"Halo, selamat sore, dengan Savana divisi accounting, ada yang bisa di-"

Ucapan Savana dipotong oleh suara berat di sisi lain telepon. "Gak perlu pakai intro, saya Wira."

"Oh, iya, ada apa mas?" Dada Savana mulai berdegup tak karuan, bukan karena ada perasaan pada lawan bicaranya tersebut tapi karena takut dicecar soal laporan yang tak kunjung ia serahkan.

Dan benar saja dugaan Savana, tanpa ba bi bu, Wira to the point membahas laporan.

"Udah hari rabu nih Na, laporan produk stiklib kok belum ada di meja saya ya? Kamu taruh di tempat biasa, kan?" Sarkasnya.

Savana menggigit bibir bawah lalu memberanikan diri memaparkan keadaan yang sebenarnya.

"Laporannya belum selesai mas, maaf."

LFY - Bridge Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang