20. Asumsi

46 6 0
                                    

"Si Anne kan suka makan siang bareng anak-anak HR, minggu lalu pas kita lagi bahas Wibas yang tiba-tiba ke kantor, dia cerita katanya salah satu staf HR ngasih tau alasan Wibas nerima dipindahin ke kantor cabang. Kata si staf HR itu, alesannya kamu Na."

*

Savana tampak termenung di mejanya, memikirkan ucapan Tania kemarin. Hingga tiba-tiba suara Anneke yang baru masuk membuyarkan lamunannya.

"Anak-anak bagian umum lagi pada sibuk banget nyiapin acara perayaan anniversary Libertix" beritahu Anneke yang kemudian meletakan dokumen di meja dan duduk. Seluruh atensi pun langsung tertuju padanya.

"Bukan masih bulan depan ya acaranya?" timpal Tania.

Anneke menoleh lantas mengangkat kedua bahu, "Gak tau tuh udah disiapin dari sekarang."

"Kata anak-anak HR, beberapa staf dari cabang bakal hadir juga" bisik Anneke.

Mendengar itu, Savana langsung senang. Orang pertama yang terlintas di pikirannya adalah Wira. Ini kesempatan untuk memperjelas semuanya, pikir Savana.

"Mas Wira dateng dong?" Ujar salah satu staf heboh. Anneke kembali mengangkat kedua bahunya, ia juga tidak tahu karena kabar yang ia dapat tidak menyebutkan nama siapa saja yang akan datang.

Obrolan mereka berlanjut ke topik-topik lain, sementara Savana tidak tertarik turut campur dan memilih fokus pada pekerjaan.

Hingga tiba-tiba salah satu staf berhasil menarik perhatian Savana, staf itu menyebutkan soal LFY.

"LFY itu apa?" Tanya Tania penasaran.

"Biro jodoh" sahut staf itu, kemudian menjelaskan semua hal tentang LFY.

"Katanya orang Libertix juga pernah ada yang daftar" tambahnya setengah berbisik. Semua yang mendengar langsung penasaran dan bertanya-tanya, "Siapa? Siapa?"

Staf itu mengangkat kedua tangan seraya mengedikkan bahu, menandakan dirinya juga tidak tau. Semua yang mendengarkannya sejak tadi langsung mengeluh kecewa. Sementara Savana yang sejak tadi berdeba-debar bisa menghela napas lega.

"Katanya itu rahasia" gumam staf itu lesu.

"Kalau emang rahasia kenapa diungkapin asal pekerjaannya? Bikin penasaran aja!" Komentar Anneke kesal sendiri.

"Udah, udah! Mending lanjut kerja, head accounting dari tadi liatin tuh dari ruangannya" kata seorang staf yang lebih senior.

Seketika mereka pun langsung sunyi dan fokus pada pekerjaan masing-masing. Savana melirik sekilas ke arah staf yang membicarakan soal LFY tadi, setelah itu kembali fokus pada pekerjaannya.

***

Hari terus berganti.

Sabtu, 22 Mei. Hari bahagia Emma pun akhirnya tiba. Pukul tujuh pagi, Savana yang sudah mengenakan gaun bridesmaid-nya, tampak berjalan memasuki lobby salah satu hotel bintang 5 bersama Leo.

"Kita belum telat kan ya?" Tanya Savana memastikan.

Leo melihat jam tangannya sebentar lalu menjawab, "Belum kok, acaranya jam sembilan."

Savana hanya mengangguk sebagai respon. Ia mempercepat langkah menuju ballroom hotel, tapi langkahnya langsung terhenti begitu melewati restoran hotel. Leo yang berjalan di belakang tidak siap, hingga tak sengaja menabraknya.

"Eh sorry Na, gak sengaja" seru Leo cepat, "Kamu kenapa tiba-tiba berhenti?"

Karena Savana tak menjawab, Leo langsung memalingkan pandangan ke arah tatap Savana, di salah satu meja tampak Wira duduk berhadapan dengan seorang wanita mungil berambut pendek dengan lipstik merah menyala menghiasi bibirnya.

LFY - Bridge Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang