11. A Photograph

83 10 0
                                    

"Kita belum pernah foto bareng, gimana kalau kita foto?" Ucap Leo seusai mengelap mulut dengan serbet. Berusaha mencairkan suasana yang mendadak membeku di antara mereka.

Savana menatapnya ragu, ia tidak yakin itu ide yang bagus. Apalagi saat ini suasana hatinya sedang buruk. Meski sejak tadi ia berusaha tersenyum dan menikmati makan malamnya, ia tak yakin hasil fotonya akan bagus.

"Mukaku lagi jelek" Savana berusaha membuat alasan untuk menolak.

Leo langsung meneliti semua sisi wajah wanita itu tanpa melewatkan satu inci pun, hal tersebut membuat Savana salah tingkah sekaligus bingung, "ngapain sih?"

"Aku lagi nyari bagian yang kamu bilang jelek" Leo meletakan telunjuknya di dagu, "tapi kok gak ketemu, ya?"

Savana tertawa pelan, "apaan sih? Bisa aja gombalnya."

"Aku cuma ngomong apa adanya, emang gak ada sisi jelek di mukamu, semuanya sempurna." Leo tersenyum lebar.

Savana hanya tertawa untuk menanggapi ucapan Leo barusan. Ia yakin itu hanya salah satu usaha Leo untuk membujuknya.

"Jadi gimana? Mau ya?"

Savana menghela napas panjang lalu menyetujuinya, "sekali aja, kan?"

"Iya kakak." Sahut Leo sedikit meledek, "aku serasa mau foto sama seleb" sambungnya diiringi tawa. Savana ikut tertawa mendengarnya.

Leo mengeluarkan ponselnya lalu meminta Savana untuk berpose. Savana membuat pose duck face sambil menunjuk sebelah pipinya.

Cekrek.

Satu foto berhasil diabadikan.

"So cute." Leo membatin saat menatap hasil foto mereka, lalu berpaling sambil tersenyum menatap Savana dan berkata, "nanti aku kirim ke kamu fotonya."

Savana hanya mengangguk.

Setelah itu mengajak pulang karena hari semakin larut, petir juga sudah mulai terdengar bergemuruh menandakan akan turun hujan.

"Kayanya mau hujan deh, pulang aja yuk!"

"Ya udah ayo! Aku pesankan taxi online ya?" Ucap Leo menawarkan. "Takut hujannya turun pas kamu lagi di jalan, besok masih harus kerja, kan?"

Savana terdiam sebentar, lalu setuju setelah menimbang-nimbang saran Leo.

Setelah memesan taxi online, Leo mengajak Savana menunggu di depan restoran. Menurut aplikasi hanya butuh waktu lima menit saja untuk taxi datang ke lokasi penjemputan.

"Kita tunggu di depan aja yuk!"

"Gak bayar makanannya dulu?"

"Udah dibayar."

Meski bingung dan penasaran, Savana tidak bertanya lebih lanjut. Ia hanya berpikir mungkin semua sudah dibayar LFY.

Sambil menunggu taxi online datang, mereka kembali berbincang.

"Makasih ya Le, udah ngajuin permintaan khusus ini." Ucap Savana, tatapannya lurus ke depan, ia mendekap tubuhnya sendiri karena cuaca malam semakin dingin.

Leo mengerut, tak mengerti kenapa wanita itu berterimakasih?

"Iya sama-sama. Tapi kenapa kamu bilang makasih? Aku yang makasih karena kamu mau nerima permintaan ini."

Savana hanya tersenyum, membiarkan pertanyaan Leo menguap di udara. Biarlah ia sendiri yang menyimpan alasan dirinya berterimakasih barusan. Karena alasan itu berhubungan dengan orang lain, seseorang yang telah pergi jauh dari sini. Sejak hari Wira pergi, Savana jadi tak tertarik melakukan banyak hal, salah satunya menyelesaikan misi kencan LFY. Ia bahkan sempat ingin berhenti dan pasrah jika harus membayar denda.

LFY - Bridge Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang